Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PADA Selasa (15/8), besok, Indonesia akan merilis data ekonomi mengenai ekspor dan impor, yang meski masih turun tapi sudah jauh lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya. Data tersebut merupakan salah satu yang dinanti investor.
Data penting lain yang dinantikan pasar dan investor berasal dari Amerika Serikat, yaitu data penjualan ritel dan pertemuan bank sentral AS The Fed pada FOMC meeting minutes pada 17 Agustus, waktu setempat.
"FOMC meeting minutes akan menjadi arah selanjutnya, terkait dengan tingkat probabilitas The Fed dalam menyikapi situasi dan kondisi yang ada saat ini," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Selasa (14/8).
Baca juga : IHSG Sepekan Ditentukan Sentimen Data Penjualan Ritel dan Neraca Perdagangan
Dari Eropa, data pertumbuhan ekonomi akan keluar pada tanggal 16 Agustus, dan secara kuartalan (qtq) diproyeksikan ekonomi akan tumbuh 0,2% - 0,5%, dan secara tahunan (yoy) akan tumbuh 0,4% - 0,6%.
Kemudian data inflasi Eropa akan keluar pada Agustus, yang secara bulanan (mtm) diperkirakan akan turun dan berada di rentang -0,1% - 0,2% dan secara tahunan (yoy) inflasi akan berkisar 5,3% - 5,5%. Inflasi inti diperkirakan akan bergerak di kisaran 5% - 5,5%.
Baca juga : Suku Bunga The Fed Diprediksi Turun pada Semester I 2024
"Sejauh ini, inflasi yang berada di kisaran seperti ini, masih akan mendorong gubernur bank sentral Eropa Christine Lagarde bergegas menaikkan tingkat suku bunga sekalipun tekanan akan jauh lebih besar daripada saat ini," kata Nico.
Data dari Tiongkok yang akan keluar yaitu mengenai industrial production secara tahunan (yoy) akan mengalami penurunan, namun penjualan ritel mengalami kenaikan secara YoY dengan kisaran 4% - 4,5%.
Data penjualan penjualan ritel Tiongkok akan untuk terbit tanggal 15 Agustus, yang diproyeksikan ada potensi kenaikan meski tidak banyak. Secara tahunan penjualan ritel diperkirakan akan meningkat dengan rentang 3,8% - 4,2%.
Data penting dari Jepang yang akan rilis yaitu pertumbuhan ekonomi kuartal II-2023, yang akan menjadi kunci pergerakan pasar Asia pekan ini. Saat ini, secara proyeksi, pertumbuhan ekonomi Japan, akan berada di kisaran 2,7% - 3% secara tahunan dan 0,5% - 0 8% secara kuartalan kuartal II-2023.
Hal ini merupakan sesuatu yang positif, dimana sebelumnya Jepang merupakan negara dari G7 yang paling lambat fase pemulihan pasca Covid-19. Data inflasi Jepang juga akan keluar pada 18 Agustus, dan diproyeksikan secara tahunan (yoy) akan berada di kisaran 3,2% - 3,4%, dengan inflasi inti akan berada di kisaran 4% - 4,3%. (Z-4)
Pelaku usaha mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam mempermudah perizinan impor dengan menghapus kebijakan kuota.
Industri tekstil nasional tengah mengalami tekanan berat disebabkan massifnya impor produk jadi dari Tiongkok sehingga mengganggu daya saing industri.
Kebijakan tarif terbaru ini dijadwalkan mulai berlaku pada 7 Agustus 2025.
Kebijakan tarif tersebut mulai berlaku pada 1 Agustus 2025 dan menjadi salah satu tarif terendah yang diberikan AS untuk negara di kawasan Asia Tenggara.
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Ilham Akbar Habibie mengingatkan Indonesia tengah menghadapi ancaman serius berupa tsunami barang impor.
Mendag Budi Santoso menyatakan belum melihat adanya indikasi kekhawatiran akan banjir impor pasca-pengaturan deregulasi dan relaksasi kebijakan impor
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 mencapai 5,12% (yoy), meski dihadapkan pada ketidakpastian global
BPS Provinsi Maluku Utara mencatat inflasi bulan Juli 2025 sebesar 2,46 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), dengan penyumbang inflasi tertinggi yakni cabai rawit.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Jakarta pada Juli 2025 sebesar 0,11% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya (0,13%; mtm).
penyumbang utama inflasi Juli 2025 secara year-on-year yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 1,08%.
BPS melaporkan kenaikan harga beras pada Juli 2025, dengan inflasi mencapai 4,14%. Beras medium mengalami lonjakan tertinggi. Simak detail selengkapnya.
Hingga semester I 2025, pemerintah terus menjalankan peran counter cyclical untuk meredam tekanan ekonomi, serta tetap mendorong kesejahteraan masyarakat, khususnya kelompok rentan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved