Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Perusahaan bank investasi dan jasa keuangan multinasional asal Amerika Goldman Sachs Group Inc meramalkan tingkat suku bunga The Fed akan mulai turun pada semester pertama 2024.
Menurut mereka, The Fed akan menurunkan tingkat suku bunga pada akhir Juni tahun depan. Langkah tersebut kemudian akan terus dilakukan secara bertahap setiap 3 bulan sekali.
"Pemotongan tingkat suku bunga didorong oleh keinginan untuk menormalkan tingkat suku bunga yang harus mendekati inflasi," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Senin (14/8).
Baca juga: Tekanan Rupiah Lebih Didominasi Faktor Data Ekonomi Eksternal
Yang menarik, Goldman mengatakan tingkat suku bunga The Fed pada September 2023 akan dipertahankan untuk tidak berubah. Kenaikan baru akan dilakukan pada pertemuan di November 2023.
Menurut mereka, proses normalisasi tidak harus menurunkan tingkat suku bunga, tapi juga bisa dengan membiarkan tingkat suku bunga di level yang sama.
Baca juga: Kurs Dolar Tertinggi Terhadap Yen Jelang Data Inflasi AS
"Sejauh ini kami yakin ada ruang yang masih besar bagi The Fed untuk menaikkan tingkat suku bunga. Namun dalam prosesnya, inflasi masih berpotensi untuk turun, begitupun dengan inflasi inti. Hal ini memberikan harapan inflasi inti akan turun lebih dalam," tandas Nico. (Z-11)
The Fed mempertahankan suku bunga dengan kisaran 4,25%-4,5%, meski ada tekanan dari Presiden AS Donald Trump.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 14 Agustus 2025, dibuka menguat 29,63 poin atau 0,38% ke posisi 7.922,54.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Rabu 13 Agustus 2025, dibuka menguat 54,39 poin atau 0,70% ke posisi 7.846,09.
Pengamat Celios, Nailul Huda, memprediksi BI akan mempertahankan BI Rate, seiring keputusan The Fed dan kondisi ekonomi yang tidak mendukung perubahan suku bunga.
Bank Sentral Amerika (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan untuk kelima kalinya tahun ini.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Selasa 29 Juli 2025, dibuka menguat 11,02 poin atau 0,14% ke posisi 7.625,79.
Presiden Donald Trump mengatakan sangat kecil kemungkinan untuk memecat ketua The Fed Jerome Powell.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved