Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Negara Asia Pasifik Pelajari Kesuksesan Petani Milenial Indonesia 

Rahmatul Fajri
11/7/2023 22:37
Negara Asia Pasifik Pelajari Kesuksesan Petani Milenial Indonesia 
Delegasi sejumlah negara asia pasifik mempelajari kesuksesan petani milenial di Indonesia(Dok. Kementan)

SEBANYAK 21 negara yang tergabung dalam The Asian Productivity Organization (APO) mempelajari kesuksesan petani milenial di Indonesia. 

Acara tersebut merupakan bagian dari Multicountry Observational Study Mission on Millennial Leaders to Drive Rural Development di Bali 10-14 Juli 2023 yang diselenggarakan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian bersama APO.

Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi mengungkapkan, pembelajaran kesuksesan petani milenial indonesia akan menjadi masukan bagi APO untuk berkontribusi pada keberlanjutan perekonomian sosial Asia Pasifik melalui pengembangan produktivitas pertanian

Baca juga : Petani Demak Ungkap Teknologi CSA Scalling Up Turut Tingkatkan Produktivitas

Antusiasme peserta observational mission terlihat ketika sesi tanya jawab dan diskusi terkait kiat dan strategi penumbuhan agriculture milenial leader di Indonesia. Delegasi mencoba mendalami bagaimana petani milenal terus maju di tengah persaingan usaha yang sangat kompetitif. 

Selain itu, sejauh mana dukungan pemerintah dalam menyediakan lingkungan yang kondusif sehingga milenial leader Indonesia dapat tumbuh dengan baik.

Baca juga : Kementan Libatkan Petani Milenial untuk Antisipasi Dampak El Nino

38 orang dari 21 negara anggota APO yang mengikuti studi observasi, seperti Bangladesh, Kamboja, Republik Rakyat Tiongkok, Fiji, Hong Kong, India, Iran, Jepang, Korea Selatan, Laos, Malaysia, Mongolia, Nepal, Pakistan, Filipina, Singapura, Sri Lanka, Thailand, Turki, Vietnam, dan Indonesia sebagai tuan rumah.

Dedi mengungkapkan, saat ini banyak petani millenial yang lahir menjadi pengusaha sukses.  Petani milenal sukses setelah menerapkan mekanisasi pertanian, pertanian cerdas, fasilitas dan teknologi modern, kegiatan bisnis, dan ilmu pertanian. 

"Sebagian besar dari mereka mengembangkan kerja sama dan kemitraan antara pengusaha dan produsen di wilayah dan lokasi yang luas,” kata Dedi, melalui keterangannya, Selasa (11/7).

Salah satu sosok petani millenial sukses adalah Kadek Surya Prasetya Wiguna. Ia telah mengembangkan brand Cau Coklat organik di Kabupaten Tabanan, Bali.

Cau Coklat memberikan pembelajaran akan pengembangan kakao organik dari sejak penanaman, proses produksi, branding, pemasaran hingga marketplace yang dibuat langsung di area penanaman Coklat.

Pendapatan Cau Coklat mencapai sekitar Rp15 miliar per tahun. Kadek Surya juga mempekerjakan lebih dari 100 petani dan 170 karyawan yang sebagian adalah petani muda. 

Menurut Kadek, dirinya terus mengembangkan kakao organik karena nilai ekonomi yang lebih baik dan harga yang di atas rata-rata harga konvensional yaitu Rp65.000 per/kg. Selain itu, pengembangan yang ia lakukan meningkatkan produksi organik dari 500kg/hektare menjadi 1,5 Ton organik kakao per hektarenya nya. 

Tak hanya melihat manisnya bisnis cokelat, delegasi pun mengunjungi BOS Fresh Sayur yang dipelopori oleh AA Gede Agung Wedhatama. AA Gede mengembangkan komunitas petani muda keren hingga memiliki penghasilan Rp10-15 juta per bulan.

Saat ini BOS Fresh mengembangkan jaringan pemasok yang tersebar di berbagai wilayah di Bali. Berbagai macam produk yang dihasilkan ialah lopi, kakao, sayur, stroberi, bawang putih, padi, hingga pupuk organik. (Z-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya