Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Petani Demak Ungkap Teknologi CSA Scalling Up Turut Tingkatkan Produktivitas

Media Indonesia
11/7/2023 11:37
Petani Demak Ungkap Teknologi CSA Scalling Up Turut Tingkatkan Produktivitas
Farmer Field Day Program SIMURP di Kabupaten Demak, Jawa Tengah.(Ist)

SEJUMLAH petani Demak memberi testimoni tentang penerapan teknologi Pertanian Cerdas Iklim (Climate Smart Agriculture-CSA) dengan Scalling Up pada lokasi sampel penyuluhan berupa Demonstration Plot (Demplot) dari CSA meningkatkan produksi dan menekan hama penyakit pada lahan di Desa Poncoharjo, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah.

Testimoni tersebut dikemukakan perwakilan petani demonstrator dari Poktan Sumber Makmur, Rahmadi dari perwakilan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dan Koordinator Penyuluh Pendamping BPP Bonang, Muhammad Hanif pada Farmer Field Day (FFD) yang dihadiri Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak, yang diwakili oleh Kabid Sarana Prasarana dan Penyuluhan, Sri Sulistyowati.

Testimoni tentang CSA mengemuka pada FFD Scalling Up penerapan teknologi CSA dari kegiatan Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) oleh Kementerian Pertanian (Kementan) yang dilangsungkan oleh BPP Bonang di bawah koordinasi Dinas Pertanian dan Pangan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak, medio Juni lalu.

Baca juga: Ibu Muda, Alumni SMK Keperawatan, Sukses Budi Daya Burung Puyuh

Langkah SIMURP sejalan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bahwa menjaga lingkungan juga sangat penting dilakukan dalam aktivitas pertanian.

"Kegiatan CSA sangat penting untuk mendukung pertanian berkelanjutan agar produktivitas padi semakin meningkat, petani sejahtera dan tidak merusak lingkungan," kata Mentan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa CSA merupakan suatu pendekatan yang mengubah dan reorientasi sistem produksi pertanian dan rantai nilai pangan. 

Baca juga: Melangkah Maju, Polbangtan Bogor Luncurkan Inkubator Bisnis Pertanian

"Keduanya mendukung pertanian berkelanjutan yang dapat memastikan ketahanan pangan dalam kondisi perubahan iklim," katanya.

Dedi Nursyamsi menambahkan adapun tujuan CSA yakni peningkatan intensitas pertanaman, penguatan adaptasi, mitigasi dan menghilangkan emisi gas rumah kaca.

"Juga teknologi hemat air seperti pemberian air secara terputus-putus, penggunaan pupuk organik serta pestisida nabati juga merupakan tujuan CSA," katanya.

Antisipasi Perubahan Iklim dengan CSA

Pernyataan senada dikemukakan Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) BPPSDMP Kementan Bustanul Arifin Caya menegaskan komitmen pemerintah pada upaya mengantisipasi dampak negatif perubahan iklim global melalui CSA.

"Tujuannya, meningkatkan produksi, produktivitas, indeks pertanaman (IP) dan menurunkan emisi Gas Rumah Kaca disingkat GRK," katanya.

Kegiatan Farmer Field Day

Koordinator Penyuluh Pendamping BPP Bonang, Muhammad Hanif mengatakan Scaling Up berarti pula sebagai penerapan teknologi di lapangan secara langsung berupa Demplot yang biasanya memiliki lahan uji coba seluas 1 hektare. 

"Namun di Desa Poncoharjo, Demplot yang diterapkan tak biasa yakni seluas 50 hektar. Tujuan Demplot untuk meningkatkan produktivitas padi lewat perlakuan khusus sebelumnya," katanya.

Baca juga: Kementan Tingkatkan Kapasitas Petani Milenial di Tanah Bumbu, Kalsel

Kabid Sarana Prasarana dan Penyuluhan pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak, Sri Sulistyowati mengatakan bahwa Poncoharjo adalah Desa paling luas di antara Desa lain. Harapannya, Program Scalling Up ini diterapkan pada kelompok tani lainnya. 

"Mohon kelompok tani yang mengikuti program tersebut diprioritaskan," katanya.

Menurut Sri Sulistyowati, pihaknya tengah menyiapkan beberapa Alsintan untuk mendukung kegiatan para petani setempat.

Perwakilan P3A Rahmadi mengatakan dalam pengelolaan sebenarnya butuh air, namun telah bekerja sama dengan pengelola P3A. "Sistem pengairan aman. Kendalanya dari infrastruktur pengelolaan air.”

Muhammad Hanif, Koordinator Penyuluh Pendamping menjelaskan bahwa Scaling Up memang melibatkan Poktan Sumber Makmur karena berdekatan serta memiliki satu aliran air juga tergabung dalam P3A.

Baca juga: Kementan Bersama IFAD dan Bappenas Tinjau Pemberdayaan Petani Milenial di Jawa Timur

"Dulu kelompok tani kurang menerapkan teknologi CSA dalam pengendalian hama terpadu. Dengan karakter petani dan dinamika lapangan, Alhamdulillah, kini terbuka lebar mengenai teknologi," katanya.

Kendala selanjutnya di lapangan, diakui Hanif, petani kurang menerapkan pupuk organik, sehingga penerapan teknologi CSA-nya dengan pupuk organik dan pemupukan berimbang.

“Terkendala jarak tanam antara yang biasa dilakukan petani dengan alat penabur benih. Ketika kolaborasi kita bisa setting, sehingga jarak tanam bisa berkurang. Kalau tidak dibantu combine harvester, tenaga kerja buat panen terkendala karena butuh banyak orang,” katanya. (RO/S-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya