Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PEMILIK jenama Elemwe, Lily Mariasari Widjaja, mengaku kerap mengingatkan para pengrajin yang menjadi mitranya agar tak hanya memikirkan keuntungan materi dari hasil penjualan produk. Uang, kata Lily, memang menjadi tujuan dalam mencipta sebuah produk, akan tetapi kreativitas dan kemandirian juga tak boleh ditinggal. Apalagi di era digital, apapun yang kita lakukan, produk apa yang kita ciptakan bisa dengan mudah ditiru orang lain. Karena itu, penting untuk terus menajamkan pikiran agar ide semakin berkembang.
Debitur Bank BRI ini pun mengajarkan pentingnya nilai di balik nominal suatu produk. Harus ada pembeda meskipun sama-sama bergerak di bidang fesyen dengan produk modest wear dan mengolah batik betawi. Salah satu yang dilakukan Elemwe yakni memberdayakan ibu-ibu di rusun sebagai pembatik dan kaum disabilitas untuk mengolah limbah kain.
"Elemwe ini putarannya banyak, dengan membeli produknya berarti ikut serta membantu perekonomian warga rusun, kaum disabilitas hingga pengangguran. Kami memang selalu memikirkan apalagi yang bisa dilakukan dengan produk ini, siapa lagi yang bisa kita gapai," ucap Lily.
Baca juga: Promosi Digital Bawa Produk Elemwe Mengglobal
Ia menyebut seseorang yang membeli produk Elemwe juga membeli kisah di baliknya. Bukan sekadar baju, tetapi ada tangan-tangan terampil di balik produk tersebut yang dibantu.
Ragam Pameran dan Pelatihan untuk UMKM
Usaha pemerintah untuk melakukan pemberdayaan memang sudah banyak, namun tak ada salahnya jika pelaku usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) yang mampu memperlebar sayap juga melakukan hal serupa. Selain wadah pemberdayaan, Lily juga mengakui banyak fasilitas lain seperti pelatihan yang diberikan oleh pemerintah maupun swasta, salah satunya Bank BRI.
"Kalau pameran tuh mereka (BRI) sangat membantu sekali, karyawannya pada disuruh belil. Namun ini, ada saran untuk BRI, jika usai melakukan pelatihan teori baiknya dilanjut dengan praktik. Karena pelaku usaha kan banyak juga yang usianya sudah lanjut, jadi supaya tetap update dan mengerti difasilitasi dengan praktik," tuturnya.(Wnd)
Melalui local craftmanship, pembuatan sepatu lokal tidak hanya manjadi bisnis, tapi juga merupakan bagian penting dari pemberdayaan lokal, warisan budaya, dan identitas.
Konsumen fashion di AS menggugat Hermes karena dianggap enggan menjual tas Birkin tanpa pembelian produk mewah lainnya.
Selain nyaman dikenakan, rok plisket juga mudah dipadu-padankan dengan berbagai atasan, seperti crop shirt, sweater, blus, blazer, dan lainnya
Koleksi ini memiliki motif geometris khas Maroko.
Tren fesyen celana putih dari Oprah Winfrey, Reese Witherspoon, dan Emma Stone bisa menginspirasi gaya anda.
Dalam Drip&Drop, pengunjung diajak untuk mendonasikan pakaian bekas pakai, dan donasi tersebut akan disalurkan untuk mendukung pendidikan anak kurang mampu.
<p>Pesan menarik bagi pengusaha UMKM dari pujangga William Shakespeare, yakni 'tiga kalimat untuk menjadi sukses: lebih tahu dari orang lain, kerja lebih dari orang lain,</p>
Risiko Kredit (NPL nett) mencapai rasio tertinggi selama 5 tahun terakhir sebesar 6.51% mengalami kenaikan sebesar 1.28% dibandingkan tahun 2022 (yoy).
Bank Perekonomian Rakyat, yang disebut BPR, adalah produk perbankan dalam negeri yang secara khusus ditujukan untuk melayani segmen UMKM dan masyarakat wilayah lokal
Data menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah perempuan yang memulai bisnis selama pandemi, dengan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kaum pria.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved