Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Pareto: Pengertian, Jenis, Manfaat, dan Contoh

Meilani Teniwut
28/6/2023 18:25
Pareto: Pengertian, Jenis, Manfaat, dan Contoh
Ilustrasi.(DOK MI.)

PERNAHKAH kalian mendengar prinsip pareto? Dalam menjalankan bisnis, kamu perlu menemukan cara efektif dan efisien, tetapi tetap mendapatkan hasil optimal. Salah satu caranya menerapkan prinsip pareto, salah satu teori yang dikembangkan seorang ekonomis Italia bernama Vilfredo Pareto. 

Prinsip itu cukup penting dalam membantu mengembangkan ekonomi modern, khususnya bisnis perusahaan. Lalu, apa saja ya pengertian pareto, manfaat pareto, jenis prinsip pareto, serta contoh penerapan pareto dalam bisnis? Yuk, langsung simak pembahasan selengkapnya!

Pengertian pareto

Pareto adalah suatu prinsip yang digagas oleh ahli ekonomi Italia bernama Vilfredo Pareto pada awal abad ke-20. Dikutip dari laman Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, prinsip pareto dapat diterapkan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi bekerja dengan menggunakan sistem 80/20, sehingga prinsip ini sering disebut dengan prinsip 80/20.

Pareto menggagas prinsip ini saat meneliti persebaran kekayaan di Italia pada 1906 dan menemukan fakta bahwa 80% kekayaan Italia bersumber dari 20% masyarakat Italia. Di sisi lain, prinsip yang sama juga digunakan oleh seorang konsultan manajemen Amerika Serikat bernama Joseph Juran untuk meneliti kontrol kualitas produksi. Juran menilai bahwa 80% produk cacat disebabkan 20% masalah dalam produksi yang bisa diperbaiki.

Akan tetapi, angka 80 dan 20 tersebut sebenarnya bukanlah angka yang tepat, melainkan sebatas perkiraan. Prinsip tersebut dapat diartikan dengan masalah yang bersumber dari persentase kecil dapat menyebabkan 80% kegagalan. Begitu pula sebaliknya, dari 20% input yang baik dapat menghasilkan 80% kesuksesan.

Jenis pareto

Prinsip pareto dapat digunakan untuk kegiatan analisis data sejumlah bidang.

1. Prinsip pareto mengenai fenomena.

Pada jenis ini, keberadaan prinsip pareto akan digunakan untuk analisis yang berkaitan dengan hasil-hasil yang tidak diinginkan dan dapat digunakan untuk mengetahui masalah utama yang ada. Misalnya dalam perusahaan, prinsip pareto dapat digunakan untuk menganalisis hal-hal yang berkaitan dengan kualitas, biaya, delivery, hingga keamanan.

a. Kualitas: dapat berkaitan dengan kerusakan, kegagalan, keluhan, perbaikan, dan lain-lain.

b. Biaya: dapat berkaitan dengan jumlah kerugian yang didapatkan, ongkos pengeluaran, dan lain-lain.

c. Delivery (pengiriman): dapat berkaitan dengan penundaan pengiriman, keterlambatan pembayaran, dan lain-lain.

d. Keamanan: dapat berkaitan dengan kecelakaan, kesalahan, gangguan dari berbagai hal, dan lain-lain.

2. Prinsip pareto mengenai penyebab.

Prinsip jenis ini digunakan untuk menganalisis hal-hal yang berkaitan dengan penyebab dalam suatu proses dan digunakan untuk mengetahui penyebab dari masalah tersebut. Misalnya, dalam perusahaan, prinsip pareto digunakan untuk menganalisis hal-hal yang berhubungan operator, mesin, bahan baku, hingga metode operasi.

a. Operator: dapat berkaitan dengan umur, pengalaman, keterampilan, sifat individual (sumber daya manusia).

b. Mesin: dapat berkaitan dengan peralatan dan instrumen.

c. Bahan baku: dapat berkaitan dengan pembuatan bahan baku.

d. Metode operasi: dapat berkaitan dengan kondisi operasi, metode kerja, sistem pengaturan, dan lain-lain.

Manfaat prinsip pareto

Tidak sedikit perusahaan yang menerapkan prinsip pareto dalam merencanakan strategi atau bahkan memperbaiki masalah yang sedang dihadapi. Dengan memahami dan menerapkan asas yang terkandung dalam prinsip pareto, terdapat beberapa manfaat yang bisa dirasakan.

1. Meningkatkan produktivitas.

Manfaat pertama dari penerapan prinsip pareto ialah perusahaan dapat meningkatkan produktivitas. Pada praktiknya, prinsip ini membantu perusahaan fokus pada area yang membutuhkan sumber daya dan upaya untuk mencapai efisiensi. 

Dengan kata lain, perusahaan hanya perlu fokus pada 20% aspek penting, sehingga dapat memberikan 80% hasil yang diharapkan. Dengan menerapkan prinsip ini, perusahaan akan lebih berhati-hati dalam mengelola sumber daya dan lebih bijak dalam mengeliminasi berbagai hal yang tidak diperlukan. 

2. Meningkatkan keuntungan.

Jika dapat menentukan fokus pada area yang paling potensial, keuntungan perusahaan tentu akan meningkat. Dengan menerapkan prinsip pareto, perusahaan dapat mengidentifikasi dan menentukan area bisnis yang dikerjakan, serta mengetahui titik yang menjadi fokus agar profitabilitas semakin meningkat.

3. Memperluas wilayah pemasaran.

Manfaat ketiga dari penerapan prinsip pareto ialah perusahaan dapat memperluas wilayah pemasaran. Di sisi lain, perusahaan juga dapat memaksimalkan strategi yang dimiliki untuk menarik perhatian calon konsumen.

4. Mengidentifikasi masalah.

Setiap perusahaan tentu memiliki masalah tertentu. Prinsip pareto dapat diterapkan untuk mengidentifikasi masalah tersebut. Selain itu, prinsip ini memungkinkan perusahaan menggunakan pendekatan yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah dalam waktu singkat.

5. Mengembangkan layanan konsumen.

Manfaat kelima dari penerapan prinsip pareto ialah perusahaan dapat meningkatkan layanan serta dukungan kepada konsumen. Dalam hal ini, perusahaan dapat mengartikan bahwa 80% keluhan konsumen sebenarnya berasal dari 20% produk yang dihasilkan perusahaan. Dengan demikian, perusahaan akan mencari cara untuk memperbaiki produk tersebut.

Contoh penerapan pareto dalam bisnis

Bagaimana contoh penerapan prinsip pareto dalam bisnis? Simak beberapa contohnya.

1. Manajemen perusahaan.

Prinsip pareto dapat diterapkan dengan memberikan bonus atau reward untuk 20% pegawai yang berkontribusi pada 80% peningkatan kinerja perusahaan. Di sisi lain, perusahaan akan memberikan pelatihan untuk 20% karyawan yang tidak mendapatkan bonus.

2. Media sosial.

Prinsip pareto dapat diterapkan dengan dengan menganalisis pengunjung media sosial perusahaan. Ini dapat dilakukan dengan mengamati 20% rentang usia pengunjung dan menganalisis waktu kunjungan dari 80% pengunjung. Dengan demikian, kita bisa mengetahui segmen media sosial dan waktu terbaik untuk mengunggah konten.

3. Pendidikan.

Prinsip pareto dapat diterapkan agar pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien. Dengan menemukan 20% strategi pembelajaran yang tepat akan diperoleh 80% keberhasilan dalam mengajar. Dengan demikian, pembelajaran dapat berjalan berdasarkan target, menghemat waktu dan tenaga, serta mengurangi respons negatif. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya