Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Gunung Raja Paksi dan TML Inisiasi Ekosistem Rantai Nilai Industri Hijau

Media Indonesia
09/5/2023 22:54
Gunung Raja Paksi dan TML Inisiasi Ekosistem Rantai Nilai Industri Hijau
GRP dan TML menginisiasi pembentukan ekosistem rantai nilai industri baja pelat dari hulu hingga hilir yang peduli pada lingkungan hijau.(Ist)

PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) dan Tata Metal Lestari (TML) menginisiasi pembentukan ekosistem rantai nilai dari beberapa industri baja pelat dari hulu hingga hilir yang peduli kepada lingkungan hijau.

Ini diperlukan agar dapat memberikan nilai lebih terhadap peningkatan daya saing industri nasional Indonesia.

Sebagai langkah awal atas inisiatif itu, GRP dan TML menggelar focus group discussion (FGD) yang melibatkan beberapa pemangku kepentingan terkait di Jakarta, hari ini.

Di antaranya ialah Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kadin Net Zero Hub, World Resources Institute, Universitas Indonesia serta beberapa mitra lain.

Baca juga: Indonesia Akan Tingkatkan Target Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca

“Kami mengapresiasi langkah awal GRP bersama TML. Pemerintah dan sektor swasta memiliki tanggung jawab sama dan seimbang dalam usaha mencapai emisi nol sehingga sinergi berbagai pihak sangat dibutuhkan."

"Kami harap inisiatif ini dapat menjadi percontohan bagi perusahaan-perusahaan lain sehingga secara bersama kita dapat mendukung target pemerintah mencapai net zero emissions pada 2060 nanti,” jelas Ketua Kadin Net Zero Muhammad Yusrizki.

Kepala Pusat Standar Industri Hijau Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri Kementerian Peridustrian Herman Supriadi menyampaikan berdasarkan Paris Agreement, setiap negara berkomitmen atas penurunan gas rumah kaca (GRK) dalam bentuk target nationally determined contribution (NDC).

Baca juga:Didukung PLTS Terbesar di Indonesia, Tambang AMNT Semakin Hijau

"Pemerintah menaikkan target NDC 2030 dari 29% menjadi 31,8% untuk menuju karbon netral pada 2060 atau lebih cepat. Bertransformasi menjadi karbon netral, Indonesia membutuhkan tindakan kolektif dari semua aktor swasta dan publik untuk membangun ekosistem berdaya guna."

"Ekosistem ini harus dapat memfasilitasi industri dalam mengubah praktik dan operasi dari brown industry ke green industry," kata dia.

Karena itu, jelas Herman, sosialisasi hingga memberikan bimbingan teknis, pelatihan dan kegiatan lain untuk peningkatan kesadaran yang membantu industri anggotanya mengakses pasar, pembiayaan/investasi, pengadaan, insentif hijau dan perdagangan karbon dinilai penting. 

Dalam keterangan resminya, GRP berharap FGD itu dapat membuka jalur komunikasi dan jejaring dalam menjajaki potensi kolaborasi dan kemitraan saling menguntungkan yang memiliki kesamaan visi dan misi dalam mencapai dekarbonisasi dan penurunan GRK.

Kedua, dapat menginisasi pembentukan ekosistem berbasis industri hijau guna mempromosikan dan meningkatkan kepedulian pada industri hijau sebagai upaya mendukung target pemerintah dalam mencapai NDC dan NZE pada 2060 melalui peta jalan dan rencana kerja realistik dan terukur.

Baca juga: Industri Baja Harus Turut Dukung Pemerintah Menuju Nol Karbon

Ketiga, dapat meningkatkan daya saing industri baja nasional melalui prinsip keberlanjutan serta pengoptimalan konsep standar industri hijau Indonesia, untuk diakui semua standar hijau internasional dalam mendorong kegiatan ekspor berdaya saing tinggi.

Terakhir, dapat menjadi komunitas terdepan serta center of excellence industri hijau yang menghadirkan produk berkualitas dunia dan solusi total berbasis hijau untuk baja pelat melalui pengungkapan aspek-aspek lingkungan secara transparan kepada konsumen dan investor yang dapat diacu oleh dunia.

GRP ialah salah satu perusahaan besi swasta terbesar di Indonesia yang berpengalaman lebih dari 50 tahun dengan produk berkualitas tinggi dan telah tersertifikasi secara nasional dan internasional.

Adapun TML ialah industri anak bangsa di bidang pelapisan baja yang berinvestasi sejak 2018 di kawasan industri Cikarang dan berekspansi dari industri genteng metal dan baja ringan mulai 1994. (RO/S-2) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sidik Pramono
Berita Lainnya