MIND Id mencatatkan pendapatan di atas Rp120 triliun sepanjang 2022. Angka tersebut mengalami kenaikan dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya yang hanya Rp93,75 triliun.
Peningkatan pendapatan tersebut membuat laba bersih perusahaan pada 2022 tembus hingga Rp22 triliun. Hal itu melonjak dibandingkan 2021 yang hanya Rp14,33 triliun.
Adapun pada 2023, perseroan menargetkan laba bersih bisa tembus Rp30 triliun, naik signifikan dibandingkan capaian pada 2022. Meski begitu, analis DFCX Futures Lukman Leong mengingatkan holding industri pertambangan di Indonesia itu untuk berhati-hati. Pasalnya, menurut Lukman, laba Mind Id pada 2022 meningkat karena harga komoditas yang melonjak sangat tinggi.
Baca juga: UBS dalam Negosiasi Akuisisi Credit Suisse
Adapun tahun ini bisa terjadi perlambatan ekonomi global yang mengakibatkan penurunan harga dan permintaan komoditas. "Di sisi lain, Indonesia menjadi pemimpin pasar minerba tentu saja sangat mungkin. Hilirisasi, walau tidak mudah dan mahal, itu hal sangat strategis untuk jangka panjang," papar Lukman.
Karena itu, Lukman menilai keberadaan Mind Id yang berdiri sejak 27 November 2017 dianggap sebagai keputusan tepat dalam upaya efisiensi. Keputusan ini bukan cuma menyangkut efisiensi, lanjutnya, tetapi meningkatkan leverage dan terutama pengawasan. "Hingga saat ini kinerja Mind Id sudah cukup baik, tetapi saya kira masih perlu waktu lebih banyak untuk mengetahuinya," jelasnya.
Baca juga: OECD Naikkan Perkiraan Pertumbuhan Global tetapi Pemulihan masih Rapuh
Seperti diketahui, Corporate Secretary Mind Id Heri Yusuf mengatakan bahwa holding pada saat ini menjalankan mandat dari pemerintah yang sudah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo agar dapat menjadi perusahaan kelas dunia.
"Mind Id fokus menjalankan mandat pemerintah untuk bisa menjadi perusahaan kelas dunia melalui penguasaan cadangan minerba di Indonesia, pengembangan bisnis hilirisasi, dan kepemimpinan pasar," tegas Heri.
Salah satu program Mind Id saat ini mengembangkan bisnis yang terintegrasi bauksit-aluminium dalam mendukung swasembada aluminium dalam mendukung terciptanya ekosistem electric vehicle. Selain itu, komoditas nikel merupakan salah satu komponen penting untuk pembuatan baterai. (Z-2)