Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
INDEKS-INDEKS utama Wall Street ditutup beragam pada akhir perdanganan Senin (Selasa pagi WIB), dengan 500 sedikit lebih tinggi, karena investor berhati-hati menjelang kesaksian ketua Federal Reserve Jerome Powell dan laporan pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang diawasi ketat.
Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 40,47 poin atau 0,12%, menjadi menetap di 33.431,44 poin. Indeks S&P 500 bertambah 2,78 poin atau 0,07%, menjadi berakhir di 4.048,42 poin. Indeks Komposit Nasdaq merosot 13,27 poin atau 0,11%, menjadi ditutup pada 11.675,74 poin.
Di antara 11 sektor utama S&P, enam berakhir di zona hijau. Sektor-sektor bahan terkait komoditas mencatat penurunan terbesar, jatuh 1,7%, setelah Tiongkok menetapkan target pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dari perkiraan tahun ini sekitar 5,0%.
Sektor teknologi menjadi pencetak kenaikan teratas, dengan peningkatan terbesar dari Apple, yang ditutup naik 1,9%. Dorongan kuat lainnya datang dari Microsoft Corp yang bertambah 0,6% dan induk Google Alphabet Inc, yang naik 1,6%.
Pada awal sesi indeks tampak jauh lebih kuat dengan Nasdaq naik lebih dari 1% sebelum ditutup lebih rendah. Dorongan terbesar datang dari pembuat iPhone Apple Inc setelah Goldman Sachs memberikan peringkat sahamnya 'beli'.
Tetapi ekuitas menyerahkan keuntungan awal karena imbal hasil surat utang AS 10-tahun dan imbal hasil 2-tahun kembali dari penurunan awal setelah data menunjukkan pesanan baru untuk barang manufaktur AS turun kurang dari yang diharapkan pada Januari.
Baca juga: IHSG Melemah Seiring Pasar Khawatir The Fed masih Hawkish
Meningkatnya imbal hasil obligasi cenderung membebani valuasi ekuitas, terutama saham-saham pertumbuhan dan teknologi, karena suku bunga yang lebih tinggi mengurangi nilai arus kas masa depan.
"Pasar berada dalam pola bertahan karena minggu ini akan menjadi kunci untuk menyoroti apa yang terjadi dengan ekonomi AS," kata Irene Tunkel, kepala analis ekuitas AS untuk BCA Research di New York, yang berencana untuk terus mencermati laporan penggajian non-pertanian AS Februari yang akan keluar Jumat (10/3).
"Orang-orang cemas tentang jumlah pekerjaan dan data ekonomi karena mereka khawatir tentang apa yang akan dilakukan The Fed. Pada akhirnya semua jalan mengarah ke The Fed. Dan dengan potensi kenaikan suku bunga Fed menjadi perhatian utama mereka, data Senin (6/3) telah mengurangi antusiasme investor," kata Shawn Cruz, kepala strategi perdagangan di TD Ameritrade di Chicago.
"Mundurnya pasar karena masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan pada inflasi. Kami tidak melihat jenis perlambatan permintaan yang perlu kami lihat. Inti dari kenaikan suku bunga Fed adalah untuk memperlambat ekonomi."
Tiga indeks saham utama AS telah menguat pada Jumat (3/3) dan membukukan kenaikan mingguan setelah komentar dari pembuat kebijakan Fed menenangkan kegelisahan seputar kenaikan suku bunga yang agresif.
Baca juga: Rupiah Menguat Nantikan Arah The Fed dan Data Pekerja AS
Tetapi Presiden Bank Federal Reserve San Francisco, Mary Daly mengatakan pada Sabtu (4/3) jika data inflasi dan pasar tenaga kerja terus datang lebih panas dari yang diperkirakan, suku bunga harus naik lebih tinggi dan bertahan lebih lama dari yang diproyeksikan oleh pembuat kebijakan Fed pada Desember.
Investor akan mencari petunjuk tentang jalur kenaikan suku bunga Fed di masa depan ketika Powell memberikan kesaksian di depan Kongres pada Selasa dan Rabu (8/3). Sejak Powell terakhir berbicara, data ekonomi yang kuat dan inflasi yang lebih panas dari perkiraan telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Fed akan menaikkan suku bunga lebih tinggi dari yang diharapkan atau mempertahankannya lebih tinggi lebih lama.
Para pedagang memperkirakan setidaknya tiga kenaikan 25 basis poin lagi tahun ini dan melihat suku bunga memuncak di 5,44% pada September dari 4,67% sekarang.
Saham perusahaan mata uang kripto bergejolak setelah Silvergate Capital Corp mencabut jaringan pembayaran kripto dan menimbulkan keraguan tentang kemampuan perusahaan untuk bertahan dalam bisnis. Saham Silvergate ditutup anjlok 6,2%, sementara rekannya bank kripto Signature Bank turun 2,5%.
Di bursa AS sebanyak 10,57 miliar saham berpindah tangan dibandingkan dengan rata-rata pergerakan 10,98 miliar selama 20 sesi terakhir. (Ant/Z-3)
Wall Street terguncang setelah Trump umumkan tarif baru hingga 40% terhadap 14 negara. Saham otomotif dan teknologi Jepang-Korea anjlok.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump pada Minggu (25/5), mengungkapkan bahwa dirinya menyetujui untuk menunda rencana penerapan tarif impor 50% untuk Uni Eropa (UE).
KETIKA pengumuman tarif timbal balik Trump menimbulkan gelombang kejut di Wall Street, orang-orang terkaya di dunia kehilangan kekayaan bersih miliaran dolar hampir dalam semalam.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (4/9)pagi bergerak turun. Itu mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global.
“Meningkatnya ketidakpastian geopolitik menjelang akhir pekan berkontribusi terhadap aksi jual hari ini,” kata Briefing.com, seperti dilansir AFP.
Sebagian besar saham Wall Street besar melemah pada Senin (1/4) waktu setempat. Ini setelah data inflasi baru menimbulkan pertanyaan mengenai kebijakan moneter Amerika Serikat (AS).
PT Allianz Global Investors Asset Management Indonesia, sebuah perusahaan manajemen investasi, secara resmi mengumumkan kemitraan strategis dengan Standard Chartered Indonesia.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Rabu 23 Juli 2025, dibuka menguat 47,67 poin atau 0,65% ke posisi 7.392,41.
Para pelaku pasar makin optimistis memandang pasar saham sehingga membuka peluang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melanjutkan penguatannya.
Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat di awal pekan ini, Senin (21/7).
MAYORITAS investor pemula merasa kebingungan saat memulai saham apa yang dipilih, kapan membeli, bagaimana mengelola risiko, dan siapa yang bisa dipercaya untuk bertanya.
Tidak hanya pelaku usaha, kini banyak investor Indonesia dari kalangan muda hingga profesional mulai terjun ke berbagai instrumen investasi
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved