Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
INDUSTRI tekstil dan produk tekstil (TPT) berharap pemerintah dapat membuka ruang untuk bisa menggarap pasar domestik melalui pembatasan impor. Ini karena permintaan ekspor mengalami penurunan dan diprediksi berlanjut hingga tahun depan.
Penurunan permintaan ekspor disebabkan oleh kondisi ekonomi dunia yang melambat, bahkan diperkirakan resesi tahun depan. Akibat permintaan yang turun, produksi tekstil dalam negeri melemah dan berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK).
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmaja berharap pemerintah dapat memberlakukan pembatasan impor TPT. Ini diperlukan agar setidaknya industri TPT di Tanah Air dapat bertahan dan tak masif melakukan PHK.
"Kami sangat berharap produsen tekstil Indonesia bisa diberikan ruang untuk berjualan di tahun depan. Itu pun jika tidak ada serbuan dari produk impor. Dalam negeri ini juga ada tantangan karena produsen tekstil dunia juga membidik pasar Indonesia yang besar. Thrifting ini jadi ancaman juga bagi kita. Jadi, pengendalian impor itu sangat kami harapkan," ujarnya kepada Media Indonesia, Minggu (30/10).
Jemmy mengatakan, pasar utama industri TPT nasional yang berorientasi ekspor ialah Eropa dan Amerika. Keduanya telah memberikan sinyal penurunan permintaan sejak akhir Agustus 2022.
Alhasil, pada triwulan III 2022 diperkirakan ada penurunan ekspor industri TPT sekitar 30% bila dibandingkan tahun lalu. Ini diyakini akan terus bertambah lantaran negara pasar utama mengalami perlambatan ekonomi.
Pada triwulan I 2023, misalnya, diperkirakan bakal terjadi penurunan penjualan hingga 40% secara tahunan. Padahal dengan penurunan penjualan yang terjadi saat ini, jumlah pekerja yang dirumahkan atau terkena PHK di industri TPT telah menembus 45 ribu orang.
Baca juga: Kadin Bilang PHK tidak Terelakkan, ini Industri paling Terdampak
Itu berarti semakin dalam penurunan penjualan TPT, semakin banyak pegawai maupun buruh yang harus dirumahkan. Untuk itu, kata Jemmy, satu-satunya harapan ialah mengandalkan pasar domestik.
Pembatasan impor dinilai dapat sedikit membantu geliat industri TPT. Soalnya, banyak produsen TPT lain seperti Tiongkok, Bangladesh, Vietnam, dan India mulai mengincar pasar Indonesia. "Makanya kami meminta supaya industri tekstil dalam negeri bisa bertahan, kami mengharapkan dari market domestik," kata Jemmy.
"Tahun depan itu lebaran akan terjadi di April. Jadi kami sangat berharap produsen tekstil Indonesia bisa diberikan ruang untuk berjualan di tahun depan," tambahnya.
Di kesempatan berbeda, Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi menyampaikan, pihaknya melalui Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PHI JSK) bakal membantu melakukan mediasi.
PHK, kata Anwar, mesti menjadi pilihan terakhir yang ditempuh oleh industri TPT. "Jadi ada dialog bipartit dulu. Kalau memang buntu, kami akan melakukan dialog tripartit," ujarnya. (OL-14)
Pemerintah menyiapkan strategi baru untuk menghadapi tarif impor 19% yang dikenakan Amerika Serikat kepada Indonesia.
API memberikan apresiasi khusus kepada Presiden Jokowi dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto atas upaya diplomatik yang berhasil membuka peluang ekspor lebih luas.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa menyambut positif penurunan tarif impor produk Indonesia ke Amerika Serikat (AS) dari 32% menjadi 19%.
Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Anne Patricia Sutanto menyambut positif tercapainya kesepakatan IEU CEPA.
Asosiasi menuding keberadaan mafia impor dalam menentukan kuota impor bagi kelompok tertentu membuat industri listrik di Tanah Air melemah.
Selama ini, industri tekstil dalam negeri telah menyepakati skema nontarif dengan memprioritaskan penyerapan produksi lokal, dan hanya mengimpor sesuai kebutuhan.
Kebijakan tarif terbaru ini dijadwalkan mulai berlaku pada 7 Agustus 2025.
Kebijakan tarif tersebut mulai berlaku pada 1 Agustus 2025 dan menjadi salah satu tarif terendah yang diberikan AS untuk negara di kawasan Asia Tenggara.
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Ilham Akbar Habibie mengingatkan Indonesia tengah menghadapi ancaman serius berupa tsunami barang impor.
Mendag Budi Santoso menyatakan belum melihat adanya indikasi kekhawatiran akan banjir impor pasca-pengaturan deregulasi dan relaksasi kebijakan impor
Ditjen Bea Cukai akan mengawal kelancaran proses bisnis dan logistik di pelabuhan agar tidak terjadi hambatan yang bisa menimbulkan kerugian bagi pelaku usaha maupun negara.
PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui produk inovasinya QLola by BRI menghadirkan fitur Digital Trade Finance yang memudahkan kegiatan transaksi perdagangan ekspor impor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved