Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kolaborasi Bersama Jadi Kunci untuk Capai Ketahanan Pangan

Eko Nordiansyah
08/6/2022 17:57
Kolaborasi Bersama Jadi Kunci untuk Capai Ketahanan Pangan
Peternak membawa telur ayam ras yang dipanen di kawasan Cilodong, Depok, Jawa Barat, Rabu (8/6/2022).(ANTARA/ASPRILLA DWI ADHA )

PANDEMI covid-19 yang melanda dunia ditambah konflik antara Rusia dan Ukraina telah menyebabkan dampak yang luar biasa, khususnya di sektor pangan. Saat ini kenaikan harga komoditas dunia telah menyebabkan lonjakan harga pangan sehingga membutuhkan kolaborasi bersama untuk menanganinya.
 
Untuk mengantisipasi masalah ketahanan pangan, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan diperlukan gerak bersama yang tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Pasalnya masalah ketahanan pangan meski terjadi di tingkat global, tetapi dampaknya juga dapat menyasar kondisi ketahanan pangan dalam negeri.
 
Ia menceritakan saat peletakan batu pertama pendirian fakultas pertanian yang kini dikenal dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 70 tahun lalu, Bung Karno pernah menyebut persoalan pangan adalah persoalan hidup dan matinya satu bangsa.

"Kondisi menuntut kita tidak sekadar bicara dan berjuang mewujudkan ketahanan pangan, tapi juga yang paling penting mewujudkan kedaulatan pangan," kata dia dalam FGD 'Perkembangan Ekonomi, Pangan, dan Geopolitik Dunia' di NasDem Tower, Jakarta, Rabu (8/6).

Baca juga: UI: Indonesia Sukses Tingkatkan Produksi Pangan Nasional
 
Menurutnya, ketahanan pangan dapat diartikan sebagai tersedianya bahan pangan yang cukup bagi penduduk. Namun lebih dari itu, yang jelas jika dalam ketahanan pangan saja masih menghadapi masalah maka tidak mungkin untuk membicarakan mengenai kedaulatan pangan.
 
"Kalau kita bicara masalah ketahanan pangan atau ketersediaan pangan banyak sekali masalah yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan satu sama lain. Kita juga bicara mengenai lahan pertanian produktif yang terus menyusut, kemudian bagaimana berkurangnya jumlah tanah persawahan, beralihnya tanah persawahan dan masih banyak lagi hak-hak yang perlu menjadi perhatian kita semua," ungkapnya.
 
Sementara terkait geopolitik dunia, ia menyebut, Indonesia bisa mengambil peran untuk mendukung ketahanan pangan. Dalam hal ini Indonesia menganut prinsip nonblok sehingga mendorong berakhirnya perang demi kemanusiaan, sehingga masalah pangan global juga turut bisa diatasi bersama.
 
Ia juga berharap FGD yang digelar dalam rangka pra Rakernas NasDem bisa memberikan masukan untuk penanganan masalah ketahanan pangan. Terlebih lagi para pembicara dalam kesempatan ini terdiri dari pemerintah, Kadin, pelaku usaha, hingga pengamat.
 
"Dari sinilah nanti kita harapkan kita dapat memetik setiap pemikiran untuk merangkul sebuah langkah strategis dan dapat menyampaikannya kepada para pengampu kebijakan untuk mengambil keputusan dan memperkaya politik gagasan yang menjadi nadi perjuangan untuk kemajuan bangsa," pungkas dia. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya