Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

TAPG Cetak Kenaikan Laba Bersih Hingga 29% Pada 2021

Widhoroso
25/3/2022 06:00
TAPG Cetak Kenaikan Laba Bersih Hingga 29% Pada 2021
Pabrik pengolahan sawit PT Triputra Agro Persada (TAPG) Tbk (Perseroan)(DOK TAPG)

LAPORAN keuangan PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2021 menunjukkan kenaikan laba bersih sebanyak 29% menjadi Rp1,19 triliun. Sementara EBITDA meningkat 17% menjadi Rp 2,2 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
    
"Peningkatan ini disebabkan hasil produksi yang stabil karena mayoritas umur tanaman berada pada usia produktif, beban produksi yang terkontrol, dan peningkatan harga jual komoditas," jelas Presiden Direktur TAPG, Tjandra Karya Hermanto, dalam keterangan yang diterima, Kamis (24/3).  

Dikatakan Tjandra, walau ada beberapa tantangan yang dihadapi seperti pandemi Covid-19, efek water deficit 2019 yang berakibat pada produksi di 2021 khususnya di kuartal keempat, TAPG tetap mempertahankan kinerja yang lebih baik pada 2021. "Produksi perseroan berjalan dengan stabil ditambah dengan harga Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK) yang tinggi disertai beban produksi yang terkontrol sehingga hasil yang diperoleh meningkat tinggi dibandingkan tahun sebelumnya," jelasnya.

Ditambahkan Tjandra, pada Desember 2021, perseroan telah menambah satu Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang berlokasi di Kalimantan Tengah yang memiliki kapasitas produksi 45 ton/jam. Sehingga, dari 17 PKS, baik perusahaan anak dan perusahaan asosiasi, memiliki total kapasitas produksi mencapai 950 ton/jam.

Lebih jauh, Tjandra mengatakan hingga 31 Desember 2021, total aset TAPG naik 1% menjadi Rp12,4 triliun. Hal ini disebabkan adanya kenaikan interest in joint venture dan aktiva tetap.

Sedangkan total kewajiban turun 18% menjadi Rp4,6 triliun khususnya penurunan pinjaman dari bank yang berdampak pada penurunan beban keuangan dan sejalan dengan program Perseroan untuk memperkuat struktur keuangan.  Kemudian, Ekuitas TAPG per 31 Desember 2021 adalah Rp7,8 triliun.

"Perseroan optimistis akan dapat terus berkembang pada 2022. Ini dikarenakan umur tanaman yang mayoritas masih berada pada umur produktif, rata-rata 11,3 tahun per 31 Desember 2021, akan memberikan pertumbuhan produksi yang signifikan. Selain itu, iklim yang kondusif selama 2020 hingga 2021, praktik Best Agronomic Practices dan pemupukan yang optimal menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan produksi perseroan pada 2022," jelas Tjandra.

Ditambahkan, adanya peningkatan harga komoditas yang signifikan pada 2021, berpengaruh langsung pada performa Perseroan. Harga jual CPO meningkat hingga 12% sedangkan harga jual PK meningkat 64% akibat tingginya permintaan pada pasar global. "Volume penjualan CPO dan PK juga mengalami peningkatan sebesar 1,9% dan 1,6% sehingga penjualan CPO dan PK mencapai Rp5,4 triliun dan Rp821 miliar atau meningkat 14% dan 66,2% dibandingkan tahun lalu," jelasnya.

Pada sektor perkebunan karet, ditambahkan Tjandra, selain adanya peningkatan harga, pada 2021 pabrik Ribbed Smoked Sheet (RSS) sudah berjalan optimal sehingga volume penjualan meningkat 110,7% dengan nilai jual yang juga meningkat 15%.

"Faktor pendorong peningkatan net profit perseroan tidak hanya berdasarkan peningkatan revenue. Perseroan juga dapat mengontrol production cost melalui penggunaan teknologi yang sangat membantu dan program continuous improvement di berbagai area. TAPG juga berhasil menekan beban keuangan hingga 48% melalui penurunan beban bunga dan selisih valuta asing menurun (hingga 65%) pada 2021," pungkasnya. (RO/OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya