Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Kinerja APBN Efektif, Fungsi Countercyclical Dilanjutkan pada 2022

M Ilham Ramadhan Avisena
29/11/2021 18:50
Kinerja APBN Efektif, Fungsi Countercyclical Dilanjutkan pada 2022
Pedagang menawarkan barang dagangannya kepada pengunjung di wisata Pasar Terapung Siring Sungai Martapura, Banjarmasin, Kalsel.(Antara/Bayu Pratama S.)

ANGGARAN Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) telah berhasil mendorong efektivitas penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi. Untuk itu, fungsi countercyclical instrumen fiskal tersebut akan tetap dilanjutkan pada 2022.

"APBN 2022 masih ekspansif untuk meneruskan fungsi countercyclical tetapi tetap memerhatikan risiko dan pentingnya menjaga sustainabilitas fiskal dalam jangka menengah panjang," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat menyampaikan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) Tahun Anggaran 2022 di Istana Negara, Senin (29/11).

Sri Mulyani menambahkan, langkah pemulihan ekonomi dengan menggunakan instrumen APBN sejak 2020 berhasil mendukung penanganan dan pengendalian covid-19. Itu juga dibarengi dengan upaya melindungi rakyat melalui bantuan sosial yang diperluas dan mendorong pemulihan ekonomi, baik UMKM maupun korporasi.

Selain itu, koordinasi kebijakan dengan Bank Indonesia sejauh ini dinilai berjalan secara harmonis dan kredibel dalam menghadapi tekanan ekonomi maupun keuangan akibat pandemi. Demikian pula upaya penguatan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menangani pandemi serta memulihkan kembali kesejahteraan rakyat.

Baca juga: DBS Group: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Meningkat pada Akhir 2021

Karena itu, pemerintah meyakini ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih baik pada 2022. "Perekonomian Indonesia di 2022 diproyeksikan melanjutkan pemulihan yang makin kuat. Defisit APBN 2022 menurun menjadi 4,85% dari PDB dibandingkan 6,14% dari PDB pada 2020 dan perkiraan 5,1% hingga 5,4% dari PDB pada tahun ini. Ini sesuai dengan tujuan untuk terus mendukung pemulihan ekonomi, tetapi secara bertahap melakukan konsolidasi fiskal," pungkas Sri Mulyani. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik