Headline

DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Kemendag Tingkatkan Peluang Ekspor ke Zimbabwe

Fetry Wuryasti
04/11/2021 17:59
Kemendag Tingkatkan Peluang Ekspor ke Zimbabwe
Ilustrasi(Antara)

Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Zimbabwe dan Zambia. Salah satu upaya Kemendag yaitu meningkatkan penetrasi pasar ke negara mitra dagang, seperti di kawasan Afrika, dan diharapkan pelaku usaha Indonesia dapat menambah volume perdagangannya.

Duta Besar RI untuk Zimbabwe dan Zambia Dewa M. Juniarta Sastrawan dalam paparan mengungkapkan, “Pada 2018, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri menetapkan kemitraan baru dengan Afrika dengan mengadakan Indonesia Afrika Forum (IAF). Kerja sama ini kemudian difasilitasi dan didukung oleh Indonesian Agency for International Development (Indo AID)/Lembaga Pendanaan Kerja sama Pembangunan Internasional (LDKPI),” ujar Dewa, Kamis (4/11).

Menurut Dewa, Afrika akan menjadi salah satu pusat ekonomi baru. Pada 2040, penduduk dunia yang tumbuh hanya di Afrika dan Asia Pasifik sehingga kedua wilayah tersebut diperkirakan menjadi pusat pertumbuhan dunia. “Dengan demikian, Afrika menjadi pasar yang dapat kita manfaatkan. Selain itu, perdagangan dengan negara kawasan Afrika terus meningkat, bahkan pada 2019 terjadi peningkatan hingga 200 persen,” ucap Dewa.

Dewa menyampaikan, terkait Zimbabwe, Pemerintah negara itu mempunyai visi 2030 menjadi negara berpenghasilan menengah atas.

Hal ini didukung dengan strategi rencana pembangunan lima tahunan, pertama 2020—2025 dan kedua 2026—2030. Zimbabwe juga memiliki perencanaan ekonomi yang jelas melalui strategi pembangunan jangka pendek, menengah, dan panjang.

“Hal ini menjadi kesempatan untuk perdagangan dan investasi. Dari beberapa strategi tersebut akan menjadi peluang ekspor komoditas untuk diproduksi di Zimbabwe. Misalnya minyak kelapa sawit Indonesia diolah menjadi minyak goreng di Zimbabwe,” jelas Dewa.

Dewa melanjutkan, untuk produk lainnya, khususnya produk jadi, Pemerintah Zimbabwe memberikan kebijakan baru, yaitu subsidi untuk para importir. Produk impor tersebut difasilitasi dengan tidak dikenakan bea masuk hingga produk tersebut terjual.

“Ini memberikan dampak positif bagi perdagangan Indonesia. Kami terus mencoba untuk mempromosikan kepada pelaku usaha Indonesia memanfaatkan kesempatan ini,” kata Dewa.

Sementara untuk Zambia, Pemerintah negara ini berkomitmen dalam proses pemulihan ekonomi dan ini akan memberikan peluang juga bagi Indonesia. Selain itu, Indonesia juga akan lebih diuntungkan dengan dengan adanya perjanjian Africa Continent Free Trade Agreement (ACFTA).

Dewa menambahkan, buyer Zimbabwe selalu berpartisipasi dalam TEI dari waktu ke waktu. Sebagian besar buyer tersebut telah melakukan kontak dengan pelaku usaha Indonesia.

“Diharapkan buyer dapat melakukan kontak lebih jauh dengan pelaku usaha peserta TEI-DE. Kami akan selalu memfasilitasi pelaku usaha Indonesia, Zimbabwe, dan Zambia untuk meningkatkan volume perdagangan,” tutupnya.

Pada 2020, total perdagangan Indonesia dan Zimbabwe tercatat sebesar US$60,28 juta. Dengan nilai ekspor Indonesia ke Zimbabwe tercatat sebesar US$2,70 juta sementara impor Indonesia dari Zimbabwe tercatat sebesar US$57,58 juta.

Komoditas ekspor utama Indonesia ke Zimbabwe yaitu minyak nabati dan fraksinya, produk kimia, produk kertas, karet, serta vaksin. Sementara impor Indonesia dari Zimbabwe adalah tembakau, logam paduan, katun, dan suku cadang mesin.  (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya