Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Optimisme Pasar Meningkat, Rupiah dan IHSG Ditutup Menguat

Fetry Wuryasti
04/10/2021 16:16
Optimisme Pasar Meningkat, Rupiah dan IHSG Ditutup Menguat
Pekerja membersihkan patung banteng dengan latar belakang layar IHSG di gedung BEI.(Antara)

NILAI tukar rupiah pada perdagangan Senin (4/10) ditutup menguat 41 poin ke level 14.267. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga ditutup menguat 1,83% di level 6.342,69.

Pasar tampak optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2021, yang diprediksi positif walaupun tidak sebesar kuartal II 2021 yang tumbuh 7,07%. Membaiknya data terlihat dari indikator aktivitas manufaktur Purchasing Managers Index (PMI), yang menunjukkan pemulihan kuat, yakni 52,2 pada September 2021.

Angka ini mengindikasikan bahwa aktivitas produksi manufaktur diyakini kembali ke zona ekspansi (di atas 50). Tepatnya, setelah dua bulan berada di level kontraksi, yakni Juli 40,1 dan Agustus 43,7.

Baca juga: Investasi pada ORI020 Lebih Untung Dibanding Deposito

"Perbaikan aktivitas sisi produksi terjadi sangat cepat. Ini sejalan dengan kemajuan pengendalian pandemi covid-19 yang juga berjalan cepat dan efektif," ujar Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, Senin (4/10).

Apalagi, penambahan kasus harian covid-19 di Tanah Air menurun signifikan dalam dua bulan terakhir. Terkendalinya pandemi di Tanah Air juga seiring dengan perluasan vaksinasi yang sudah mencapai 142,19 juta.

"Kemajuan terus meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam beraktivita. Sejalan langkah pemerintah untuk melakukan pembukaan bertahap dengan menurunkan level PPKM Jawa-Bali," imbuh Ibrahim.

Baca juga: Merger Indosat-Tri Dinilai Untungkan Konsumen Telekomunikasi

Indikator sisi konsumsi juga menunjukkan tren meningkat pesat. Laju pemulihan aktivitas konsumsi tercermin dari inflasi September sebesar 1,60% (yoy), atau meningkat tipis dari angka Agustus 1,59% (yoy).

Diketahui, inflasi September dipengaruhi kenaikan inflasi administered price, seiring meningkatnya mobilitas masyarakat. Terkendalinya pandemi juga tidak lepas dari dukungan seluruh pihak, baik dalam menjaga mobilitas, beradaptasi dengan kenormalan baru, hingga menyukseskan vaksinasi. 

Pemerintah melalui APBN memegang peranan penting melalui program pengendalian pandemi covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PEN). Hingga kini, ketidakpastian akibat pandemi masih tinggi. APBN harus bersiaga dan tetap memiliki fleksibilitas sebagai instrumen kebijakan.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya