Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

IHSG Berpotensi Menguat Sepekan Mendatang

Insi Nantika Jelita
05/9/2021 17:25
IHSG Berpotensi Menguat Sepekan Mendatang
Karyawan melintas di dekat layar monitor pergerakan IHSG yang didominasi zona hijau.(Antara)

PERGERAKAN Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat (3/9) ditutup di zona hijau, atau meningkat 1,42%  di level 6.126,92. 

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee memperkirakan pergerakan saham masih terus menguat seminggu ke depan. Penurunan kasus covid-19 dan pelonggaran kebijakan PPKM menjadi faktor utama pelaku pasar untuk merespons positif.

"IHSG berpeluang melemah pada Senin (6/9), tetapi secara mingguan berpotensi konsolidasi menguat dengan support di level 6.022 sampai 5.938. Lalu, resistance di level 6.169 sampai level 6.263," ujar Hans kepada wartawan, Minggu (5/9).

Baca juga: BI Kembali Mempertahankan Suku Bunga Acuan 3,50%

Seiring kerberhasilan pemerintah menekan kasus covid-19, data Bank Indonesia menunjukan adanya aliran dana asing yang masuk ke Indonesia pada minggu pertama September 2021 sebesar Rp11,63 triliun. Hal ini mengacu data transaksi pada periode 30 Agustus-2 September 2021.

Dana asing yang masuk lewat pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp10,57 triliun. Kemudian, yang masuk melalui pasar saham sebesar Rp1,06 triliun. Berdasarkan data selama 2021 (ytd), jumlah dana yang masuk mencapai Rp27,24 triliun.

"Data ini tentu menunjukan naiknya tingkat kepercayaan investor asing terhadap pasar keuangan Indonesia," imbuh Hans.

Menurunya, respons positif pelaku pasar dipengaruhi klaim pemerintah terkait target penyuntikan 100 juta dosis vaksin covid-19 per 31 Agustus 2021. Vaksinasi merupakan salah satu aspek penting dalam upaya menurunkan laju penyebaran covid-19. 

Baca juga: Sri Mulyani: Stabilitas Sistem Keuangan dalam Kondisi Normal

"Hingga saat ini, sudah 140 juta dosis vaksin didistribusikan. Keberhasilan vaksinasi juga didukung angka kasus harian yang terus turun dan pelonggaran PPKM ke level 3. Tentu ini merupakan hal positif bagi pasar saham Indonesia," pungkasnya.

Dari faktor eksternal, Hans menyoroti pergerakan saham yang akan dipengaruhi data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lamban. Serta, lebih banyak dikaitkan peningkatan kasus covid-19 dan varian Delta yang sangat menular. Namun, perlambatan ekonomi dinilai memiliki sisi baik, seiring pelemahan data pasar tenaga kerja.

"Kelemahan di pasar kerja akan memberikan sedikit dorongan kepada Federal Reserve untuk tidak buru-buru memangkas stimulus moneternya," jelas dia(.OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya