Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
EXCLUSIVE Fasilitator MarkPlus Institute R.E Budiastuti mengatakan saat ini melalui digital dan media sosial, memasarkan dan mengenalkan produk baru semakin mudah bagi pelaku usaha UMKM.
"Kuncinya tinggal bagaimana memanfaatkan berbagai platform digital tersebut untuk terus menjaga eksistensi produk, ketertarikan pelanggan lama, dan memperluas basis potensi pembeli baru," kata Budiastuti dalam webinar Pre Event GBBI dan SMEXPO 2021 BUMDES-UMKM Go Online, Kamis (19/8).
Beberapa cara yang bisa ditempuh untuk terus memberi kabar terbaru menarik bagi pelanggan yaitu dengan aplikasi email. Dengan mengirimnya rutin dan selektif, pelaku usaha akan lebih memiliki target pasar yang spesifik.
Mungkin jumlahnya tidak banyak, tetapi potensi targetnya sudah pasti akan membeli. Pekerja cenderung akan membaca email setiap pagi, walaupun mungkin reaksinya tidak cepat, tetapi pesan terbaca. Usahakan email tidak masuk ke folder spam atau folder sampah. "Maka perlu copywriting dan layouting yang baik untuk mengemas email yang lebih menarik," kata Budiastuti.
Selain itu, pengusaha bisa menyebarkan informasi brand dan produk menggunakan newsletter. Tujuannya meningkatkan engagement supaya konsumen setia. Tantangannya bisa dianggap mengganggu sehingga konten yang diberikan harus solutif tidak selalu mengenai produk jualannya.
Untuk menjaga dan menarik konsumen baru, pelaku usaha juga bisa memanfaatkan media below the line yang melibatkan interaksi dengan berbagai program yang memfasilitasi pengalaman konsumen. Misalnya, media sosial. Keuntungannya yaitu banyak yang masih gratis. Kalaupun berbayar, tidak terlalu besar biayanya.
Selain itu hampir setiap orang setidaknya memiliki satu media sosial di ponsel pintarnya, seperti WhatsApp, Instagram, ataupun e-commerce yang telah memiliki pasar. Pelaku usaha tinggal masuk dan memperkuat brand untuk bersaing di persaingan yang ketat.
Tantangannya, bisa jadi konsumen merasa tertipu oleh penjual karena tidak bertemu langsung dan produk tidak bisa dilihat terlebih dahulu secara fisik. Produk yang di-review bisa menjadi boomerang bila komentarnya negatif. Apalagi komentar umumnya datang dengan massal di kolom komentar.
Baca juga: Tancap Gas, Ekspor Industri Pengolahan Tembus Rp1.364 Triliun
Pelaku usaha juga harus menentukan marketplace yang cocok dengan produknya, waktu biasanya konsumen akan mencari barang untuk mengangkat promo iklan baik gratis maupun berbayar bagi produk mereka. "Triknya, pastikan cara kita menjawab cepat tanggap bisa membangun kepercayaan konsumen, mulai dari foto real hingg menjelaskan dengan jujur untuk membangun kepercayaan di antara konsumen dengan produk Anda," kata Budiastuti. (OL-14)
Dalam video tersebut, istri Arief Muhammad ini memperlihatkan sang suami sebagai sosok ayah dan suami yang penuh kasih sayang kepada keluarga.
Penampilan Hokky Caraka yang dianggap kurang optimal memicu ribuan komentar dari netizen di media sosial.
SAAT berada di masa sulit, sejumlah orang memilih meminta bantuan. Namun, hal itu tidak dilakukan oleh putra dari musisi Ahmad Dhani dan Maia Estianty, Dul Jaelani.
Presiden Prabowo Subianto menyoroti maraknya perilaku masyarakat yang merasa paling tahu segalanya, terutama soal isu-isu politik dan pemerintahan.
RAMAI di media sosial tentang trend (tren) baru yaitu garis merah di atas kepala atau disebut S-Line. Kemunculan tren ini diawali dengan viralnya drama Korea terbaru yang berjudul S-Line.
WARGA Desa Senteluk, Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan peningkatan keterampilan digital atau digital skill.
Produsen Kimia Konstruksi resmi memperluas cakupan bisnisnya dengan meluncurkan lini produk ritel perdana dalam gelaran Indo Build Tech 2025 yang digelar di ICE BSD City
ANGGOTA Komisi VI DPR RI, Rachmat Gobel, sangat mendukung amendemen terhadap Undang-Undang Perlindungan Konsumen.
Konsumen merasa tertipu, karena harga awal yang ditampilkan berbeda dengan total yang harus dibayar. Ini tentu menimbulkan ketidakpercayaan dan membuat loyalitas konsumen menurun.
Langkah ini dilakukan untuk memperkuat perlindungan hak-hak konsumen yang notabene adalah seluruh rakyat Indonesia melalui pendekatan yang lebih terpusat.
KETUA Kelompok Fraksi Partai NasDem di Komisi VI DPR RI, Rachmat Gobel, mengingatkan ada tiga hal yang harus masuk ke dalam UU Perlindungan Konsumen.
Dari brand yang tumbuh, mayoritas yakni 89% mendapatkan pertumbuhannya melalui peningkatan penetrasi atau bertambahnya jumlah rumah tangga yang membeli.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved