Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pertahankan Pelanggan dan Gaet Pembeli Potensial melalui Platform Digital

Fetry Wuryasti
19/8/2021 16:30
Pertahankan Pelanggan dan Gaet Pembeli Potensial melalui Platform Digital
Kerajinan karya disabilitas dipasarkan secara daring.(Antara/Anis Efizudin.)

EXCLUSIVE Fasilitator MarkPlus Institute R.E Budiastuti mengatakan saat ini melalui digital dan media sosial, memasarkan dan mengenalkan produk baru semakin mudah bagi pelaku usaha UMKM.

"Kuncinya tinggal bagaimana memanfaatkan berbagai platform digital tersebut untuk terus menjaga eksistensi produk, ketertarikan pelanggan lama, dan memperluas basis potensi pembeli baru," kata Budiastuti dalam webinar Pre Event GBBI dan SMEXPO 2021 BUMDES-UMKM Go Online, Kamis (19/8).

Beberapa cara yang bisa ditempuh untuk terus memberi kabar terbaru menarik bagi pelanggan yaitu dengan aplikasi email. Dengan mengirimnya rutin dan selektif, pelaku usaha akan lebih memiliki target pasar yang spesifik.

Mungkin jumlahnya tidak banyak, tetapi potensi targetnya sudah pasti akan membeli. Pekerja cenderung akan membaca email setiap pagi, walaupun mungkin reaksinya tidak cepat, tetapi pesan terbaca. Usahakan email tidak masuk ke folder spam atau folder sampah. "Maka perlu copywriting dan layouting yang baik untuk mengemas email yang lebih menarik," kata Budiastuti.

Selain itu, pengusaha bisa menyebarkan informasi brand dan produk menggunakan newsletter. Tujuannya meningkatkan engagement supaya konsumen setia. Tantangannya bisa dianggap mengganggu sehingga konten yang diberikan harus solutif tidak selalu mengenai produk jualannya.

Untuk menjaga dan menarik konsumen baru, pelaku usaha juga bisa memanfaatkan media below the line yang melibatkan interaksi dengan berbagai program yang memfasilitasi pengalaman konsumen. Misalnya, media sosial. Keuntungannya yaitu banyak yang masih gratis. Kalaupun berbayar, tidak terlalu besar biayanya.

Selain itu hampir setiap orang setidaknya memiliki satu media sosial di ponsel pintarnya, seperti WhatsApp, Instagram, ataupun e-commerce yang telah memiliki pasar. Pelaku usaha tinggal masuk dan memperkuat brand untuk bersaing di persaingan yang ketat.

Tantangannya, bisa jadi konsumen merasa tertipu oleh penjual karena tidak bertemu langsung dan produk tidak bisa dilihat terlebih dahulu secara fisik. Produk yang di-review bisa menjadi boomerang bila komentarnya negatif. Apalagi komentar umumnya datang dengan massal di kolom komentar.

Baca juga: Tancap Gas, Ekspor Industri Pengolahan Tembus Rp1.364 Triliun

Pelaku usaha juga harus menentukan marketplace yang cocok dengan produknya, waktu biasanya konsumen akan mencari barang untuk mengangkat promo iklan baik gratis maupun berbayar bagi produk mereka. "Triknya, pastikan cara kita menjawab cepat tanggap bisa membangun kepercayaan konsumen, mulai dari foto real hingg menjelaskan dengan jujur untuk membangun kepercayaan di antara konsumen dengan produk Anda," kata Budiastuti. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya