Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Tancap Gas, Ekspor Industri Pengolahan Tembus Rp1.364 Triliun

Insi Nantika Jelita
19/8/2021 15:42
Tancap Gas, Ekspor Industri Pengolahan Tembus Rp1.364 Triliun
Truk pengangkut kontainer melintas di Pelabuhan Yos Sudarso, Kota Ambon, Maluku.(Antara)

KEMENTERIAN Perindustrian (Kemenperin) mencatat kinerja positif dari ekspor sektor industri sepanjang tahun ini. Pada Januari-Juli 2021, ekspor industri pengolahan mencapai US$94,62 miliar atau sekitar Rp1.364 triliun.

Capaian itu meningkat 31,36% dari periode yang sama tahun sebelumnya (yoy). Sektor manufaktur pun juga berkontribusi 78,47% dari total ekspor nasional pada Januari-Juli 2021 sebesar US$120,57 miliar.

“Di tengah pandemi, kinerja sektor industri semakin kencang. Hal ini bisa dilihat dari beberapa indikator, termasuk peningkatan ekspor di tengah pembatasan,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Kamis (19/8).

Baca juga: Kinerja Impor Indonesia Turun 12,22% pada Juli 2021

Komoditas ekspor nonmigas dilaporkan meningkat pada Juli 2021 dibandikan bulan sebelumnya. Sektor yang berkontribusi ialah lemak hewan/nabati sebesar US$614 juta, kemudian berbagai produk kimia senilai US$71,5 juta.

Lalu, pupuk sebesar US$40,8 juta, pakaian dan aksesorinya (bukan rajutan) yang meningkat hingga US$33,2 juta, serta nikel dan barang daripadanya dengan US$23 juta. Dengan total impor Januari-Juli 2021 sebesar US$106,15 miliar, neraca perdagangan periode tersebut mengalami surplus US$14,42 miliar.

Pada Juli 2021, juga terjadi surplus sebesar US$2,59 miliar, atau meningkat 44,44% dibandingkan Juli 2020. Agus mendorong agar industri mengurangi ketergantungan terhadap impor, sekaligus mendorong penguatan struktur industri manufaktur.

Baca juga: Neraca Dagang Indonesia Surplus US$2,59 Miliar

Kemenperin telah mengeluarkan kebijakan Substitusi Impor 35% pada 2022, dengan prioritas pada industri dengan nilai impor yang besar pada 2019. Seperti, mesin, kimia, logam, elektronika, makanan, peralatan listrik, tekstil, kendaraan bermotor, barang logam, serta karet dan bahan dari karet.

“Strategi yang ditempuh pemerintah dengan menurunkan impor. Sehingga, merangsang pertumbuhan industri substitusi impor dalam negeri, peningkatan utilitas industri domestik dan peningkatan investasi untuk produksi barang substitusi impor,” pungkas Agus.(OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya