Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada Juli 2021 sebesar US$15,11 miliar. Capaian itu turun 12,22% dari periode Juni 2021 yang tercatat US$17,22 miliar (month to month/mtm).
Penurunan nilai impor pada Juli 2021 disebabkan adanya penurunan nilai impor migas dan nonmigas. Tercatat, impor migas Indonesia sebesar US$1,78 miliar, atau turun 22,8% (mtm). Demikian juga dengan impor nonmigas yang tercatat US$13,33 miliar atau turun 10,67% (mtm).
Baca juga: Pasar Nantikan Risalah Pertemuan The Fed
"Kalau dibandingkan Juli 2020 (year on year/yoy), impor kita masih meningkat 44,44%. Secara tahunan, impor migas Indonesia tercatat tumbuh 86,39% dan impor nonmigas tumbuh 40,21%," jelas Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Rabu (18/8).
Berdasarkan penggunaan barang, impor diketahui mengalami kinerja minus secara bulanan. BPS mencatat nilai impor barang konsumsi sebesar US$1,62 miliar, atau minus 1,22% (mtm). Lalu, impor bahan baku atau penolong US$11,42 miliar atau minus 12,37% (mtm), berikut impor barang modal US$2,07 miliar, atau minus 18,58% (mtm).
Baca juga: Juli 2021, Nilai Ekspor Indonesia Turun 4,53%
Namun, jika dibandingkan realisasi Juli 2020, tingkat impor berdasarkan penggunaan barang masih memiliki pertumbuhan positif. Impor barang konsumsi tercatat tumbuh 45,97% (yoy), impor bahan baku atau penolong tumbuh 54,61% (yoy), kemudian impor barang modal tumbuh 5,38% (yoy).
"Ini juga indikasi baik. Kalau kita bandingkan secara yoy, impor bahan baku atau penolong itu menandakan masih adanya permintaan. Serta, menandakan ekonomi domestik beraktivitas, karena sektor industri masih membutuhkan bahan baku," ungkap Margo.(OL-11)
Tanpa mau belajar dari pengalaman negara lain, kita akan terjerumus ke dalam lubang menganga yang sudah kita ketahui sebelumnya.
Dari sisi fiskal dan makroekonomi, Anggota Komisi XI DPR RI, Puteri Komarudin, mengingatkan bahwa kebijakan ini dapat menghambat target pertumbuhan ekonomi nasional.
Penghargaan ini diselenggarakan oleh La Tofi School of Social Responsibility, dengan fokus pada pencapaian ESG perusahaan dalam kerangka SDGs PBB.
PMI Manufaktur Indonesia pada Juni 2025 kembali mencatatkan kontraksi. Berdasarkan data S&P Global, PMI Indonesia turun 0,5 poin menjadi 46,9, dibandingkan Mei 2025 yang berada di level 47,4.
Strategi keamanan siber yang tangguh dimulai dengan visibilitas yang lengkap, mengetahui apa yang perlu dilindungi dan ketika risiko terbesar berada.
Selama ini, industri tekstil dalam negeri telah menyepakati skema nontarif dengan memprioritaskan penyerapan produksi lokal, dan hanya mengimpor sesuai kebutuhan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai ekspor Indonesia periode Januari hingga Mei 2025 mencapai US$111,98 miliar, naik 6,98% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai impor Indonesia sepanjang Januari hingga Mei 2025 mencapai US$96,60 miliar.
NERACA perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada Mei 2025 sebesar US$4,30 miliar.
BPS memperkirakan produksi beras Indonesia sepanjang Januari hingga Agustus 2025 mencapai 29,97 juta ton, naik 14,09%.
INFLASI bulanan pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,19%, ditandai dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,07 pada Mei menjadi 108,27.
Ketua Dewan Energi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pemerintah akan merevisi data angka kemiskinan nasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved