Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
EKONOM senior Faisal Basri menilai kecepatan pemulihan ekonomi Indonesia masih tergolong lambat jika dibandingkan dengan negara-negara lain, meski pada triwulan II-2021 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat mencapai 7,07 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Misal, jika dibandingkan dengan Singapura, itu kecepatan recovery (pemulihan) sekitar 27 persen. Sementara Indonesia kecepatannya hanya sekitar 14 persen," katanya dalam Dialog Mengupas Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2021 secara daring di Jakarta, hari ini.
Kecepatan pemulihan ekonomi itu, lanjut Faisal, dihitung dengan membandingkan pertumbuhan ekonomi triwulan II-2021 dengan triwulan II-2020. Acuan tersebut didasarkan karena pada triwulan II-2020, hampir semua negara mengalami kemerosotan ekonomi yang dalam atau kontraksi.
Baca juga: Ekonomi Triwulan III Diakui Lebih Menantang
"Kalau saya kurangi pertumbuhan ekonomi triwulan II-2021 dengan triwulan II-2020, Indonesia itu tergolong paling lambat. Nomor satu paling tinggi Singapura, kedua Uni Eropa, ketiga Filipina, keempat AS, kelima China, dan lainnya belum keluar datanya," katanya.
Menurut Faisal, Indonesia hanya lebih tinggi dari Vietnam. Namun, negara tersebut tak bisa ikut dibandingkan karena tidak pernah mengalami resesi selama masa pandemi Covid-19.
Faisal menuturkan data Juli-Agustus juga menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia masih terbilang lambat. Berdasarkan data Nikkei, Indonesia berada di urutan ke-110 dari 120 peringkat. Sementara berdasarkan data Bloomberg terhadap 53 negara, Indonesia di urutan 53. Ada pun berdasarkan data Majalah Economist, Indonesia di urutan ketiga dari bawah.
"Jali-Agustus menunjukkan bahwa recovery Indonesia tergolong sangat atau paling lambat, baik itu Blooomberg Index, Majalah Economist, Nikkei, semua menunjukkan Indonesia tergolong terburuk," pungkas Faisal Basri.(Ant/OL-4)
Kemampuan yang dimiliki itu dapat diasah sehingga mampu berpartisipasi dalam upaya peningkatan ekonomi di daerah, bahkan nasional.
Perekonomian NTB menjadi bergairah dengan adanya Fornas kali ini.
SEJUMLAH pasal yang mengatur berbagai aspek terkait tembakau pada PP Nomor 28 Tahun 2024 menuai kritik. Aturan ini dinilai berdampak negatif terhadap industri dan petani dalam negeri,
KOTA Batu tak hanya lekat dengan suguhan pemandangan alam, kabut, dan kesejukan udara, tetapi juga hamparan perbukitan dan perkebunan milik warga hadir memanjakan mata.
PEMERINTAH dinilai perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan Over Dimension Overloading (ODOL) serta mencari solusi yang komprehensif dan berkelanjutan,
EFEKTIVITAS Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebagai instrumen peningkatan daya beli masyarakat kembali dipertanyakan. Sebab program tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan.
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
Studi Nature Communications ungkap pandemi Covid-19 mempercepat penuaan otak rata-rata 5,5 bulan, meski tanpa infeksi. Siapa yang paling terdampak?
Studi terbaru mengungkapkan vaksinasi anak mengalami stagnasi dan kemunduran dalam dua dekade terakhir.
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved