Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Ekonomi Triwulan III Diakui Lebih Menantang

M. Ilham Ramadhan Avisena
06/8/2021 16:15
Ekonomi Triwulan III Diakui Lebih Menantang
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Jumat (6/8).(ANTARA)

MENTERI Investasi Bahlil Lahadalia mengungkapkan kondisi ekonomi triwulan III 2021 akan jauh lebih menantang ketimbang triwulan II. Sebab terjadi peningkatan kasus covid-19 yang mengharuskan adanya kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat.

"Memang harus diakui kondisinya tidak sama baik dengan triwulan II. Pertumbuhan ini (triwulan II) harus kita apresiasi, tapi juga jangan terlena," ujarnya dalam diskusi bertajuk Mengupas Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2021 yang disaksikan di BKPM TV, Jumat (6/8).

Bahlil menyampaikan, pertumbuhan tinggi di triwulan II 2021 turut dipengaruhi perbaikan ekonomi global, khususnya negara-negara mitra dagang Indonesia. Hal itu berdampak pada kinerja perdagangan yang mencatatkan surplus.

Selain itu, tingginya angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2021 juga terjadi karena faktor low base effect bila dibandingkan dengan triwulam II 2020. Karenanya, perekonomian Indonesia dan negara lain cenderung melonjak pada tiga bulan kedua di 2021.

Kendati demikian, dia tetap mengapresiasi kinerja perekonimian nasional. Pasalnya, itu membuktikan ekonomi tetap bisa tumbuh dan bergairah meski pandemi covid-19 masih memberi tekanan.

"Sekali pun di era pandemi covid, prospek dinamika pertumbuhan ekonomi nasional itu mulai perbaikan. Tapi emang ini belum final. Pasti tiap negara mempunyai strategi," jelasnya.

Senada, ekonom senior Faisal Basri turut menyampaikan apresiasi atas kinerja perekonomian di triwulan II 2021. Hanya, menurut dia, kecepatan pemulihan ekonomi nasional bergerak sangat lambat dan tertinggal dari negara lain.

"Kalau saya bandingkan misalnya dengan Singapura, itu kecepatan recovery-nya sekitar 27%, sementara Indonesia kecepatan recovery-nya hanya sekitar 14%," imbuhnya.

"Kecepatan recovery ini saya bandingkan pertumbuhan ekonomi triwulan II 2021 dengan triwulan II 2020. Karena pada waktu itu lah hampir semua negara mengalami kemorosotan ekonomi yang dalam. Jadi, kalau saya kurangi pertumbuhan ekonomi 2021 triwulan II 2021 dengan triwulan II 2020, Indonesia itu tergolong paling lambat," sambung dia.

Dia mengatakan lambatnya pemulihan ekonomi nasional juga akan tetap berlanjut pada triwulan III. Faisal merujuk laporan dari beberapa laporan yang dikeluarkan Bloomberg, The Economist, dan Nikkei Asia.

"Nikkei misalnya, ada 120 lebih negara yang dihitung, Indonesia nomor 110 dari 120 peringkat. Bloomberg, dari 53 negara, Indonesia nomor 53. The Economist, Indonesia nomor tiga dari bawah," beber Faisal. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya