Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
RAPAT Gubernur Bank Sentral AS (FOMC Meetings) memberi sinyal bahwa akan memulai diskusi terkait tapering off atau pengetatan likuiditas dan menaikan suku bunga acuan Fed Fund Rate.
Namun, hasil keputusan pada rapat Kamis (17/6) dini WIB, menunjukan The Fed masih menahan suku bunga acuan pada level 0,25%. Bank Indonesia merespons pernyataan tersebut dengan mengoptimalkan langkah stabilisas nilai tukar rupiah.
Serta, berkoordinasi dengan pemerintah agar dampak terhadap imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tetap dalam batas normal. "Ini akan kami lakukan sampai melihat tahun depan. Bagaimana perkembangan inflasi di Indonesia, serta pertumbuhan ekonomi," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi virtual, Kamis (17/6).
Baca juga: BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 3,5%
Bank Sentral menyoroti pergerakan inflasi Amerika Serikat (AS) akan meningkat dalam jangka pendek. Namun, The Fed diketahui meyakini hal itu bersifat temporer. Tekanan inflasi secara fundamental kemungkinan baru terjadi pada 2022 dan 2023.
Proyeksi juga menunjukkan tingkat pengangguran di AS masih di atas target jangka panjang sebesar 3,6%. Pada tahun ini data menunjukan masih di sekitar 4,5% tahun. "Kebijakan moneter secara fundamental akan dipengaruhi perkiraan inflasi ke depan," jelas Perry.
"Seberapa jauh kecepatan pemulihan ekonomi di AS menghasilkan tingkat tenaga kerja. Bisa menurunkan tingkat pengangguran mengarah kepada target jangka panjang mereka. Ini yang menjadi dasar," imbuhnya.
Mencermati pernyataan dari FOMC, lanjut Perry, menunjukan The Fed akan tetap akomodatif dalam kebijakan moneter. Serta, masih terlalu dini untuk pengurangan stimulus moneter saat ini. The Fed juga dinilai masih akan melanjutkan pembelian surat berharga sampai terdapat perkembangan yang substansial terkait inflasi dan tenaga kerja di AS.
Baca juga: Wall Street Melorot Akibat Kebijakan The Fed Bingungkan Investor
"Dari dua aspek penting ini, kami melihat tapering off The Fed tidak akan terjadi pada 2021. Tentu kami akan pantau dari waktu ke waktu, kalau ada indikator baru yang membuat perubahan. Tetapi, sampai dengan yang kami pahami, tapering off The Fed baru akan dilakukan tahun depan," pungkas Perry.
Adapun tapering off dengan mengurangi pembelian surat berharga oleh The Fed kemungkinan baru dilakukan pada kuartal I 2022. Kemudian, ada potensi kenaikan suku bunga acuan AS Fed Fund Rate pada 2023.
Dampaknya bagi emerging market, termasuk Indonesia, secara teknikal terkait pemahaman pasar terhadap kerangka kerja kebijakan moneter The Fed. Bank Indonesia melihat pasar semakin memahami kinerja The Fed dalam menggulirkan kebijakan moneter.(OL-11)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 14 Agustus 2025, dibuka menguat 29,63 poin atau 0,38% ke posisi 7.922,54.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Rabu 13 Agustus 2025, dibuka menguat 54,39 poin atau 0,70% ke posisi 7.846,09.
Pengamat Celios, Nailul Huda, memprediksi BI akan mempertahankan BI Rate, seiring keputusan The Fed dan kondisi ekonomi yang tidak mendukung perubahan suku bunga.
Bank Sentral Amerika (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan untuk kelima kalinya tahun ini.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Selasa 29 Juli 2025, dibuka menguat 11,02 poin atau 0,14% ke posisi 7.625,79.
Presiden Donald Trump mengatakan sangat kecil kemungkinan untuk memecat ketua The Fed Jerome Powell.
Kemampuan yang dimiliki itu dapat diasah sehingga mampu berpartisipasi dalam upaya peningkatan ekonomi di daerah, bahkan nasional.
Perekonomian NTB menjadi bergairah dengan adanya Fornas kali ini.
SEJUMLAH pasal yang mengatur berbagai aspek terkait tembakau pada PP Nomor 28 Tahun 2024 menuai kritik. Aturan ini dinilai berdampak negatif terhadap industri dan petani dalam negeri,
KOTA Batu tak hanya lekat dengan suguhan pemandangan alam, kabut, dan kesejukan udara, tetapi juga hamparan perbukitan dan perkebunan milik warga hadir memanjakan mata.
PEMERINTAH dinilai perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan Over Dimension Overloading (ODOL) serta mencari solusi yang komprehensif dan berkelanjutan,
EFEKTIVITAS Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebagai instrumen peningkatan daya beli masyarakat kembali dipertanyakan. Sebab program tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved