Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Bijak Kelola Keuangan Saat Ramadan

Mediaindonesia.com
13/4/2021 22:05
Bijak Kelola Keuangan Saat Ramadan
Transaksi digital yang semakin krusial pada saat pandemi covid-19.(123RF)

TAHUN ini menjadi tahun kedua bulan suci Ramadan dijalankan #dirumahaja pada masa pandemi covid-19. Kesabaran dan keikhlasan menjadi kata kunci dalam menghadapi tantangan ini.

Sebagai platform pembayaran digital dan layanan keuangan terdepan di Indonesia, OVO menggaungkan kampanye dan inspirasi #RaihIkhlas untuk membantu penggunanya menjalani Ramadan dengan lebih baik melalui fitur-fitur layanannya seperti pembayaran digital termasuk juga fitur donasi.

"Bulan Ramadan yang penuh kebaikan dan keberkahan adalah bulan yang selalu ditunggu umat muslim. Ramadan menjadi momen introspeksi diri agar menjadi pribadi yang lebih baik, salah satunya menjadi pribadi ikhlas. Terlebih kita harus kembali menjalani Ramadan di masa pandemi yang banyak sekali tantangan dan cobaan yang harus kita hadapi dengan hati ikhlas," kata Harumi Supit, Head of Corporate Communication OVO, dalam keterangannya, Selasa (13/4).

Menurut Harumi, salah satu dari tantangan itu ialah mengatur keuangan di masa Ramadan. OVO melalui semangat keikhlasan menggaungkan kampanye #RaihIkhlas dalam menerima dan melepaskan kekhawatiran untuk mencapai hari kemenangan.

"Untuk itu, OVO melalui kampanye #RaihIkhlas berupaya untuk mendukung masyarakat pada saat ini melalui kemudahan solusi pembayaran, investasi, dan asuransi digital termasuk juga kemampuan untuk menyalurkan sedekah secara online," imbuhnya.

Psikolog Irma Gustiana A SPsi MPsi menjelaskan, banyak persoalan bermunculan selama pandemi ini, bukan hanya masalah kesehatan, pandemi juga mengubah hampir seluruh lini kehidupan, termasuk perekonomian bahkan psikologis seseorang.

Berdasarkan data Lembaga Penelitian SurveyMeter pada akhir Mei 2020, tingkat kecemasan dan depresi penduduk Indonesia pada masa pandemi meningkat, 55% mengalami gangguan kecemasan dan 58% mengalami gangguan depresi.

"Ketidakikhlasan dalam menerima masalah, takdir, atau apa yang ada dalam hidup akan menghalangi kebahagiaan dan menurunkan kualitas hidup, baik fisik maupun mental. Oleh karena itu, berupayalah untuk ikhlas, sabar, dan senantiasa bersyukur," ungkap Irma.

Ia juga memberikan tips beribadah maksimal dengan fisik dan mental yang sehat, yakni IKHLAS, yang ia uraikan I ialah isi waktu dengan mencari kesibukan atau kegemaran baru, K atau kajian, tadarus, buka puasa, sahur daring bersama keluarga dan teman-teman, dan H adalah hayati dan menerima segala bentuk cobaan yang diberikan Tuhan adalah bagian dari proses pertumbuhan dan perkembangan sebagai individu.


Baca juga: Biznet Hadirkan Promo Spesial untuk Pelanggan Biznet Home


"Kemudian L atau luangkan waktu untuk menjaga kebugaran dan merawat diri, A abaikan informasi atau berita yang memberikan dampak negatif pada kesehatan mental, dan S atau saling mendukung, saling mengingatkan dan memberdayakan sehingga daya tahan keluarga meningkat dan lebih bahagia," pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama, OVO mengumumkan survei perilaku masyarakat Indonesia terkait pengelolaan keuangan di bulan Ramadan dan masa pandemi. Adapun tujuan survei ini untuk mengetahui perilaku masyarakat Indonesia dalam pengelolaan keuangan di bulan Ramadan, khususnya di masa pandemi, sehingga OVO sebagai layanan keuangan dapat membantu masyarakat memberikan solusi dan inspirasi mengatur pengelolaan keuangan yang lebih baik.

Survei itu mengungkap beberapa fakta, antara lain 6 dari 10 orang mengaku sulit mengatur keuangan selama Ramadan, terlebih karena pandemi kebutuhan cenderung lebih banyak. Selain itu, 52% orang menggunakan dana darurat guna memenuhi kebutuhan saat Ramadan.
Kemudian 43% orang menggunakan seluruh tunjangan hari raya (THR)-nya untuk kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri. Hanya 4 dari 10 orang yang menyimpan THR-nya untuk tabungan jangka panjang.

Sementara itu, perencana keuangan Lolita Setyawati mengungkapkan, dari survei menunjukkan mayoritas masyarakat sulit mengatur pengelolaan keuangan. Kesalahan yang sering kali dilakukan saat Ramadan, kata dia, antara lain tidak membuat perencanaan/anggaran dan tidak mencatat pengeluaran.
 
"Mudah tergoda keinginan, menggunakan sumber dana yang tidak sesuai peruntukkan, berutang demi gaya hidup Ramadan, dan tidak membuat skala prioritas. Padahal saat Ramadan, kita mempunyai beberapa kebutuhan tambahan ataupun pengeluaran khas, seperti biaya mudik, zakat, memberikan THR kepada yang bekerja dengan kita, dan memberikan bingkisan baik untuk keluarga maupun kerabat," katanya.

Lolita pun menambahkan beberapa tips mengatur keuangan selama Ramadan, yaitu membuat daftar prioritas sesuai kebutuhan, menyiapkan dana ekstra untuk kebutuhan tambahan, berbelanja di awal atau dicicil sebelum Ramadan, membuat menu sahur dan berbuka puasa untuk menghindari pembelanjaan makanan yang impulsif. (RO/S-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya