Headline

Putusan MK harus jadi panduan dalam revisi UU Pemilu.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Alasan Bank Jago Akuisisi Bank Artos

Despian Nurhidayat
23/3/2021 18:58
Alasan Bank Jago Akuisisi Bank Artos
Suasana di kantor Bank Artos di Jalan Gardujati Bandung Jawa Barat beberapa waktu lalu.(MI/Anggoro.)

BANKIR senior sekaligus Komisaris Utama PT Bank Jago Tbk Jerry Ng mengungkapkan bahwa tindakan akuisisi Bank Artos Indonesia yang dilakukan pihaknya merupakan langkah strategis. Pasalnya, dia mengibaratkan bahwa akuisisi tersebut seperti halnya membangun rumah baru.

Menurutnya, membangun akan akan lebih mudah dibanding melakukan renovasi rumah yang sudah ada. "Lebih gampang membangun rumah baru daripada renovasi. Teknologi itu mengubah maupun menambah/membangun di atas teknologi yang sudah ada akan lebih susah. Pemilihan Bank Artos adalah suatu keputusan yang strategis," ungkapnya dalam Webinar Katadata bertajuk Indonesia Data and Economic Conference 2021, Selasa (23/3).

Lebih lanjut, menurut Jerry, bank tersebut belum melek teknologi. Selain itu, jumlah karyawan pun dikatakan sangat sedikit sehingga lebih mudah melakukan digitalisasi terhadap bank ini.

Dia juga menyatakan bahwa memilih bank kecil yang belum mengadopsi teknologi digital dapat meminimalisasi tantangan yang muncul, terutama setelah pandemi covid-19 berakhir. Ketika bank-bank lain masih berusaha merampingkan ratusan kantor cabang, Bank Jago tidak perlu melakukannya lantaran kantor cabang Bank Artos kala itu hanya berkisar 3-4 unit.

"Saya pernah tutup 600 cabang dalam 3 bulan. Itu bukan hal gampang. Itulah kenapa Bank Artos saya pilih, karena memenuhi syarat itu," kata Jerry.

Jerry menuturkan, model bisnis Bank Jago juga mengadopsi model bisnis digital di AS, Eropa, dan Asia seperti Tiongkok dan Korea Selatan. Kemudian model bisnis itu dibalut dengan keunikan yang ingin ditonjolkan Bank Jago.

Di Eropa dan AS, model bisnis yang ditonjolkan lebih banyak mengenai life centric. Tak heran, berbagai platform digital di negara maju itu dilengkapi dengan desain UI/UX yang sama canggih.

Sedangkan model bisnis di Tiongkok dan Korea lebih mengacu pada penggabungan ekosistem sehingga mampu tumbuh lebih cepat. Keunggulan dari masing-masing model bisnis ini akhirnya diadopsi Bank Jago.

"Saya juga belajar banyak waktu launch jenius from nothing. Kami fokus di life centric solution, tapi kerja sama dan berkolaborasi dengan ekosistem," pungkasnya. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya