Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Hingga 16 Maret, Bank Indonesia Sudah Beli SBN Rp65 Triliun

Fetry Wuryasti
18/3/2021 17:11
Hingga 16 Maret, Bank Indonesia Sudah Beli SBN Rp65 Triliun
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bersiap memberikan keterangan pers.(Antara/Aprillio Akbar)

SETELAH pada 2020 melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar perdana sebesar Rp473,42 triliun untuk pembiayaan APBN, Bank Indonesia melanjutkan pembelian pada tahun ini.

Pembelian tersebut mengacu mekanisme sesuai Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia pada 16 April 2020, yang diperpanjang pada 11 Desember 2020 hingga 31 Desember 2021.

“Besarnya pembelian SBN di pasar perdana hingga 16 Maret 2021 sebesar Rp65,03 triliun. Terdiri dari Rp22,90 triliun melalui mekanisme lelang utama dan sebesar Rp42,13 triliun melalui mekanisme Greenshoe Option (GSO),” papar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Kamis (18/3).

Baca juga: Jaga Stabilitas Rupiah, Bank Indonesia Menahan Suku Bunga Acuan

Bank Indonesia juga mencatat aliran masuk investasi portofolio asing ke pasar keuangan domestik yang relatif tertahan. Kondisi itu seiring meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global, yang didorong kenaikan yield US Treasury 10Y. Berikut, dampak menguatnya nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS).

Hal ini tercermin dari investasi portofolio yang mencatat net outflow sebesar US$1,57 miliar hingga 16 Maret 2021. Setelah sebelumnya mencatat net inflow sebesar US$7,14 miliar pada periode Januari-Februari 2021.

Baca juga: Ada Sistem Logistik Baru, Luhut: yang Halangi, Kami Buldoser

Sementara itu, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2021 tercatat US$ 138,8 miliar. Dalam hal ini, setara dengan pembiayaan 10,5 bulan impor atau 10 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Serta, berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Hal ini disebabkan neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2021 surplus US$ 2 miliar. Kinerja positif itu melanjutkan surplus pada Januari 2021, yakni US$1,96 miliar. Peningkatan ekspor dipengaruhi kenaikan permintaan dari Tiongkok, AS dan Jepang, yang mencakup komoditas primer seperti batu bara dan CPO.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya