Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
RAPAT Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) tanggal 17-18 Maret 2021 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga BI - 7 Days Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) ke level 3,5%.
Suku bunga deposit facility dan lending facility masing-masing juga bertahan di level 2,75% dan 4,25%.
Baca juga: Masyarakat Diimbau tak Pakai Jasa Perantara Daftar Kartu Prakerja
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, dari meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah perkiraan inflasi yang tetap rendah.
“Keputusan ini melihat tingkat nilai tukar rupiah di pasar valuta asing, mengalami depresiasi 2,62% (ytd). Pada Rabu (17/3) nilai tukar rupiah terpantau melemah 2,2% secara rerata dan 1,16% secara poin to poin dibandingkan dengan level pada akhir Februari 2021,” kata Perry dalam paparan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Kamis (18/3).
Pelemahan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh oleh kenaikan imbal hasil US Treasury 10Y dan menguatnya dolar AS, yang kemudian menahan aliran masuk investasi portofolio asing ke pasar keuangan domestik.
“Depresiasi rupiah masih relatif lebih rendah dibandingkan tingkat depresiasi sejumlah negara emerging market seperti Brasil, Meksiko, Korea Selatan, dan Thailand,” kata Perry.
Bank Indonesia terus memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamental dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui efektivitas operasi moneter, dan ketersediaan likuiditas di pasar.
“Melalui intervensi di pasar spot, domestic non-delivery forward, maupun juga pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder,” kata Perry.
Dia benarkan nilai tukar rupiah melemah bersama nilai tukar seluruh dunia, kecuali dolar AS. ketidakpastian pasar keuangan global meningkat, terutama dikaitkan dnegan reaksi pasar terhadap besarnya stimulus fiskal di AS dan juga pemulihan ekonomi AS yang lebih cepat, meski Bank Sentral AS The Fed diperkitakan belum akna mengubah kebijakan moneternya pada tahun ini.
“Penguatan US Treasury dan dolar AS ini yang memberikan tekanan terhadap mata uang seluruh dunia termasuk rupiah. Dengan langkah stabilisasi, nilai tukar masih relatif terjaga dan kenaikan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) masih dalam batas wajar,” kata Perry. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved