Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Penurunan SBK tidak Lamban, Namun Perbankan Berhati-hati

Despian Nurhidayat
11/3/2021 14:06
Penurunan SBK tidak Lamban, Namun Perbankan Berhati-hati
Pedagang menata wajan yang dijual di Kota Bogor, Jawa Barat.(Antara/Yulius Satria)

EKONOM Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia Fajar Hirawan menilai penurunan Suku Bunga Kredit (SBK) oleh perbankan sudah berjalan dengan semestinya.

Menurut dia, perbankan sudah memperhitungkan berbagai risiko yang akan dihadapi dengan penurunan SKB. Oleh karena itu, penurunan SBK saat ini merupakan hal yang wajar.

"Perbankan bukan lamban (dalam menurunkan SBK), tetapi mereka sedang menghitung secara hati-hati risiko yang mungkin terjadi. Khususnya, ketika terjadi kredit macet atau NPL," tutur Fajar saat dihubungi, Kamis (11/3).

Baca juga: Hingga Februari 2021, IHSG Sudah Menguat 4,39%

Lebih lanjut, Fajar berpendapat perbankan juga tidak mau berspekulasi. Sebab, SBK menjadi salah satu sumber keuangan perbankan untuk menjalakankan kegiatan operasional.

Dia menegaskan bahwa masyarakat juga perlu didorong untuk melakukan kegiatan ekonomi lewat kredit, termasuk konsumsi dan investasi. "Harusnya bukan hanya mendorong percepatan penurunan suku bunga kredit, tapi juga perlu mendorong masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi melalui kredit," jelas Fajar.

Baca juga: OJK: Penurunan Masif Suku Bunga Kredit Bukan Keputusan Bijak

"Karena idealnya, jika suku bunga kredit turun, akan mendorong masyarakat untuk melakukan kredit konsumsi maupun investasi," imbuhnya.

Diketahui, SBK perbankan mengalami tren penurunan di semua jenis penggunaan kredit. Bahkan, SBK Investasi dan SBK Modal Kerja dikatakan telah mencapai single digit.

Hal ini terlihat dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Desember 2020. SBK Modal Kerja turun 88 bps menjadi 8,88%, SBK Investasi turun 102 bps menjadi 9,21%dan SBK Konsumsi turun 65 bps menjadi 10,97%.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya