Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Tak Gulirkan Subsidi Gaji, Pemerintah Dorong Sektor Produktif

Faustinus Nua
09/3/2021 17:17
Tak Gulirkan Subsidi Gaji, Pemerintah Dorong Sektor Produktif
Pekerja menyortir biji kopi di gerai yang berlokasi di Pasar Santa, Jakarta.(MI/Andri Widiyanto)

PEMERINTAH tidak menggulirkan program perlindungan sosial berupa subsidi gaji pada 2021. Oleh karena itu, pemerintah fokus mendorong sektor produktif untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang diguncang pandemi covid-19.

"Perlindungan sosial di tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Di mana tahun lalu kita memang memberikan subsidi gaji. Untuk tahun ini, kita dorong lebih kepada sektor yang produktif," papar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam rakornas virtual, Selasa (9/3).

Baca juga: Menkeu: Anggaran PEN 2021 Dinaikkan Jadi Rp699,43 Triliun

Sektor produktif yang didorong, lanjut dia, merupakan sektor padat karya. Misalnya, pertanian dan infrastruktur. Selain itu, pemerintah juga mendorong sektor UMKM untuk mengurangi angka pengangguran. Berikut, meningkatkan daya beli masyarakat.

"Produk Indonesia ini terus didorong. Sehingga, tidak hanya meningkatkan konsumsi, tetapi juga mendorong supply-side dari UMKM," imbuh Airlangga.

Di sejumlah daerah, seperti Sumatera dan Kalimantan, pihaknya melihat ekonomi masyarakat mulai terdongkrak. Kondisi itu tidak lepas dari kebijakan penggunaan B30, yang memengaruhi kenaikan harga minyak kelapa sawit (CPO).

Baca juga: Inklusi Keuangan Belum Jangkau Pelosok, OJK: Peluang untuk Fintech

"Sumatera dan Kalimantan itu berbasis kebun. Padahal, saat yang sama harga karet naik 50%. Jadi artinya petani perkebunan di Sumatera bergembira dengan harga tinggi," pungkasnya.

Demikian pula dengan kondisi ekonomi di Indonesia bagian timur, Airlangga menyebut beberapa sektor mengalami pertumbuhan. "Di Sulawesi, Maluku dan Papua, harga nikel sudah membaik. Itu berkontribusi positif 2%," tutupnya.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya