Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) perdagangan Senin (8/2) dibuka pada level 6.193,51 (+0,68%) dari penutupan pekan lalu pada level 6.151,73.
"Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak menguat dan ditradingkan pada level 6.069 – 6.269," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Senin (8/2).
Perlambatan pada perekonomian di kuartal IV-2020 sebesar -0,42% berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi di sepanjang tahun 2020 yang terkontraksi sebesar -2,07% dan -2,19% YoY. Penurunan aktivitas dan produktivitas selama tahun 2020 menjadi tekanan pada kinerja emiten. Indonesia kembali mengalami kontraksi setelah lebih dari 24 tahun sejak perlambatan ekonomi terbesar pada tahun 1997 –1998.
Berdasarkan data dari BPS, kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan yang mengalami penurunan sebesar -15,04%.
Sementara itu dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa terkontraksi terdalam sebesar -7,7%. Impor barang dan jasa yang merupakan faktor pengurang, terkontraksi sebesar -14,71%. Alhasil penurunan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2020 sebesar -2,07%. Penurunan ini juga dialami oleh Singapura -5,8%, Filipina -9,5%, Amerika -3,5% dan Eropa -6,4%.
Pelaku pasar cukup mengapresiasi kinerja fundamental Indonesia yang dinilai cukup kuat dibandingkan negara lain. Penguatan IHSG setelah rilis data tersebut menjadi gambaran dimana pelaku pasar dapat mentoleransi dan lebih melihat prospek pemulihan dari ekonomi di tahun 2021. Namun pelaku pasar juga akan mempertimbangkan dampak dari pengetatan aktivitas pada kuartal I-2021 ini, yang dapat menjadi tekanan pada pemulihan ekonomi di kuartal I-2021.
"Jika mengacu pada data historis, kuartal I-2020 masih memiliki pertumbuhan sebesar 2,97%, sehingga kami melihat untuk pertumbuhan mendekati 0% di kuartal I 2021 sudah cukup baik," kata Nico.
baca juga: Ekspor Jatim Terkendala Kelangkaan Kontainer
Terlebih saat ini sektor manufaktur diharapkan mampu bertahan pada fase ekspansi, sehingga hal tersebut diharapkan menjadi trigger terhadap membaiknya fundamental dari dalam negeri.
"Pelaku pasar dan investor tampaknya mulai menerima situasi dan kondisi tahun 2020 silam, dan akan mulai kembali fokus kepada langkah-langkah pemerintah tahun 2021, untuk mendorong fase pemulihan agar dapat terjadi lebih cepat lagi," kata Nico. (OL-3)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 30 Juni 2025, dibuka menguat 34,91 poin atau 0,51% ke posisi 6.932,31.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 26 Juni 2025, dibuka menguat 9,71 poin atau 0,14% ke posisi 6.841,85.
IHSG hari ini, Rabu 25 Juni 2025, berpeluang bergerak menguat. Sentimen utamanya tidak lain karena seiring meredanya konflik Iran vs Israel di kawasan Timur Tengah.
Konflik Iran-Israel berpotensi membawa dampak langsung ke pasar keuangan global, termasuk ke pasar saham Indonesia. Kemarin IHSG terkoreksi 1,74%
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 24 Juni 2025, dibuka menguat 91,75 poin atau 1,35% ke posisi 6.878,89.
SITUASI geopolitik yang memanas antara Iran dan Israel dinilai masih akan mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini.
Neraca perdagangan Indonesia pada April tercatat surplus sebesar US$160 juta. Kendati surplus, angka ini turun drastis dibandingkan capaian pada Maret 2025 yang mencapai US$4,33 miliar.
Surplus neraca perdagangan Indonesia masih mencatat angka besar, namun sejumlah risiko mulai mengintai kelanjutannya. Pada Maret 2025, surplus dagang Indonesia mencapai US$4,33 miliar.
Kebijakan tarif impor AS itu akan mengganggu neraca pembayaran Indonesia, khususnya neraca perdagangan dan arus investasi. Ini mengingat AS adalah mitra dagang utama Indonesia.
EKONOM Bank Danamon Indonesia Hosianna Evalita Situmorang menuturkan penurunan surplus neraca perdagangan pada Februari 2025 dibandingkan Januari lebih disebabkan oleh peningkatan impor.
NERACA perdagangan Indonesia masih resilien di tengah pelemahan ekonomi global. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ssebesar US$3,45 miliar atau senilai Rp55,81 triliun pada Januari 2025.
Bergabungnya Indonesia menjadi anggota penuh BRICS adalah Indonesia bisa membuka akses market ke pasar global dan potensi meningkatkan kualitas neraca dagang luar negeri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved