Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Wisata Selancar dengan Protokol Covid-19, Industrinya Siap Bangkit

Mediaindonesia.com
11/11/2020 12:51
Wisata Selancar dengan Protokol Covid-19, Industrinya Siap Bangkit
Webinar Surfing Talks: Cek Ombak Bali dan Cimaja yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.(Ist)

WISATA selancar siap berseluncur dan bangkit kembali. Karakteristik peselancar yang menyukai lokasi pantai dengan ombak yang bagus dan tidak terlalu ramai menjadi peluang industri ini bisa pulih lebih cepat dibandingkan sektor wisata lainnya. 

“Di masa pandemi Covid-19 ini justru banyak surfer profesional top dunia yang datang ke Indonesia menggunakan visa bisnis, kalau nggak ke Bali, ke Mentawai, terutama peselancar dari Amerika,” kata Ketua Umum Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI) Arya Sena Subyakto dalam webinar Surfing Talks: Cek Ombak Bali dan Cimaja yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui aplikasi Zoom dan siaran langsung Youtube pada Minggu (8/11/2020).

Bali merupakan destinasi selancar yang sudah sangat populer di kalangan peselancar domestik dan mancanegara. Sedangkan Cimaja adalah destinasi selancar di kawasan Sukabumi, Jawa Barat, yang telah mencetak atlet surfing berprestasi di tingkat internasional.

Arya menegaskan kondisi itu mencerminkan, surfer mancanegara siap membayar mahal untuk berselancar ke Indonesia meskipun pandemi covid-19 masih berlangsung serta karakter para peselancar yang secara umum selaras dengan protokol kesehatan. 

Hal senada juga diungkapkan Sekretaris Jenderal PSOI Tipi Jabrik. “Wisatawan surfing ini saya lihat mereka tetap memberikan respect khusus kepada protokol kesehatan yang berlaku di daerah, seperti tidak berkerumun, pergi ke pantai pakai masker, jadi surfer ini sudah cukup aware," jelas Tipi.

PSOI, lanjut Tipi, juga sudah membuat panduan pencegahan covid-19 dalam aktivitas wisata selancar. “Sebenarnya panduan PSOI ini kita ambil dari panduan surfing di negara lain seperti Australia dan Eropa, jadi mereka sudah sangat aware bahwa surfing itu aman-aman saja kalau dilakukan sesuai panduan. Nanti dari Kemenparekraf akan membuat protokol kesehatan legalnya. Tapi, kalau untuk panduan saja, panduan PSOI ini bisa dipakai,” jelas Tipi.

Tipi menambahkan, selancar sebagai sebuah kegiatan wisata dan olahraga terus bertumbuh, ditandai jumlah peserta kompetisi yang bertambah 40% setiap tahun.

“Tidak ada olahraga rekreasi lain yang bertambah secepat ini. Jadi, di dunia ini ada sekitar 366 juta orang yang interested dengan olahraga surfing,” jelas Tipi.

Tipi mencontohkan, pada 2019 wisatawan yang datang ke destinasi surfing Krui, Lampung, ada 41.000 orang. “Jadi bisa dibayangkan bahwa potensi surfing itu aktual mendongrak kedatangan jumlah wisatawan mancanegara. Dari Sabang sampai Merauke kita punya semua potensi destinasi selancar untuk meraih porsi dari kunjungan wisatawan mancanegara,” lanjutnya. 

Keunggulan destinasi selancar Indonesia dipaparkan Dede Suryana, atlet selancar profesional asal Cimaja, Jawa Barat, yang telah memenangkan kompetisi surfing internasional.

“Di luar negeri itu ombak tidak selalu bagus. Di Prancis, ombaknya hanya bagus selama Oktober sampai Februari. Tapi di Indonesia, ombak itu banyak banget, sepanjang tahun ombaknya ada, tinggal pilih mau ke mana.Misalnya kondisi ombak di Cimaja, itu bisa untuk surfer pemula, advance, dan profesional. Ombaknya konsisten sepanjang tahun, dan dekat dengan Jakarta dan Bandung,” lanjut Dede.

Keunggulan destinasi selancar Indonesia di skala dunia juga diakui oleh Al Fathir Muchtar, pengelola homestay Cimaja Square.

“Di luar negeri, airnya sangat dingin, hiunya besar-besar, sehingga favorit saya pribadi adalah ombak-ombak di Indonesia dan alam seperti Indonesia ini menjadi favorit surfer seluruh dunia.  Selain Bali dan Cimaja, Sumatera, Lombok, dan Sumbawa Barat ombaknya sangat bagus, bervariasi serta bermacam level, itu adanya cuma di Indonesia,” lanjut,” ujar Fathir. (Zat/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik