Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Promosi Budaya Buka Peluang Indonesia Tingkatkan Ekonomi Kreatif

Indriyani Astuti
10/12/2024 17:42
Promosi Budaya Buka Peluang Indonesia Tingkatkan Ekonomi Kreatif
Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Muhammad Neil El Himam.(https://kemenparekraf.go.id/)

INDUSTRI ekonomi kreatif menjadi inovasi baru bagi suatu negara untuk menjual kebudayaannya. Indonesia memiliki potensi untuk meningkatkan ekonomi kreatif melalui pertukaran dan diplomasi budaya. Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Muhammad Neil El Himam mengatakan banyak budaya dan produk kekayaan intelektual yang bisa dimanfaatkan untuk nilai tambah seperti film, bahasa lokal, hingga makanan khas Indonesia.

“Bagaimana mengkomersialisasikan semua itu. Kita kaya akan budaya, misalnya dari bahasa kita punya lebih dari 200 lebih bahasa daerah dan itu aset. Semua negara punya potensi untuk menciptakan ekonomi kreatif dari budaya mereka misalnya bahasa Jawa, Campur Sari yang cukup besar pasarnya,” ujar dalam seminar bertajuk “ Building Stronger Ties : Indonesia -Korea Collaboration Through People to People Connection” yang oleh Korea Foundation dan Indonesian Next Generation Journalists Network, di Jakarta, kemarin.

Namun, diakui Neil, bahwa sektor ekonomi kreatif masih tergolong baru di Indonesia. Ia mengatakan sejumlah tantangan yang dihadapi seperti perlindungan kekayaan intelektual, akses pendanaan dan modal, kemampuan teknologi dan akses pasar serta jaringan ekosistem yang mendukung. Menurutnya untuk membangun ekosistem ekonomi kreatif yang berkelanjutan perlu adanya kerja sama hetahelix, kolaborasi antara pemerintah, media, akademik dan riset, komunitas, juga pihak bisnis.

“Dari sektor ini (ekonomi kreatif) ada Rp24,5 juta orang menggantungkan hidup mereka. Jumlahnya dua kali lipat jika dibandingkan 10 tahun lalu hanya 10 juta orang,” imbuh dia.
Masuknya Korean Wave atau Hallyu ke Indonesia dinilai dapat menciptakan peluang  melalui kolaborasi. Korean Wave tidak hanya memberikan keuntungan bagi Korea Selatan namun juga memberikan keuntungan bagi Indonesia. Menurut Neil, Korea Selatan sukses memperkenalkan budaya mulai dari K-pop, music, film, hingga makanan mereka. Indonesia bisa mencontoh hal itu.

“Segala sesuatu berasal dari lidah. Kalau dari makanan, Korea punya makanan gara-gara Hallyu bisa masuk ke Indonesia. Sekarang hamper semua ada restoran Korea,. Kita harus mulai dari sana. Banyak diaspora Indonesia di sana (Korea Selatan),” ucapnya. 

Pada kesempatan yang sama Visiting Scholar Universitas Indonesia Gangsim Eom yang juga kandidat PhD dari Harvard University menyebut interaksi people to people membuka komunikasi dan pertukaran budaya yang erat antara Indonesia dan Korea Selatan. 

“Peningkatan Indonesia Wave di Korea, dengan diadakannya sejumlah festival Indonesia. Awalnya di masa lalu hanya terkait politik seperti festival negara-negara ASEAN sekarang mereka tahu Indonesia,” ucap Eom.

Ia juga mengatakan peran penting dari media sosial yang menciptakan digital publik diplomasi. Di Indonesia ada Korea Creative Content Agency (KOCCA), Korean Culture Center, Kedutaan Besar Korea yang mendukung para pembuat konten atau content creators untuk terlibat dan ambil bagian dalam mempromosikan budaya masing-masing.Menurutnya Indonesia sebagai negara multikultur punya modal itu membuat budaya lokal menjadi terkenal di pasar global.

“Indonesia sebagai negara multikultur, Bhineka Tunggal Ika jadi moto nasional. Itu modal yang penting membuat budaya lokal menarik bagi masyarakat global.. Lingua Franca adalah Inggris, jadi penting adanya strategi bagaimana mentransfer informasi pada publik lebih luas,” tuturnya.

Oem menekankan pentingnya dukungan pemerintah seperti pentingnya kebebasan berekspresi sehingga industri kreatif bisa maju. 

“Censorship bisa jadi sangat menjadi berbahaya bagi industri kreatif,” tukasnya. (S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya