Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Ini akibat Bank Syariah BUMN Digabungkan

Fetry Wuryasti
21/10/2020 18:25
Ini akibat Bank Syariah BUMN Digabungkan
.(ANTARA/Rivan Awal Lingga)

RANCANGAN penggabungan tiga bank syariah BUMN, yakni PT Bank Syariah Mandiri, PT BNI Syariah, dan PT BRI Syariah Tbk telah dipublikasikan. Total aset dari bank hasil penggabungan akan mencapai Rp214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp20,4 triliun.

Bank hasil penggabungan tetap menjadi perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan ticker code BRIS. Komposisi pemegang saham pada bank hasil penggabungan yaitu Bank Mandiri 51,2%, Bank Negara Indonesia 25,0%, Bank Rakyat Indonesia 17,4%, DPLK BRI-saham syariah 2%, dan publik 4,4%.

Struktur pemegang saham tersebut berdasarkan perhitungan valuasi dari masing-masing bank peserta penggabungan. Samuel Sekuritas mengatakan rancangan penggabungan BRIS, Bank Syariah Mandiri, dan BNIS menunjukkan bahwa penggabungan tersebut akan mengakibatkan penurunan persentase kepemilikan saham (dilusi) pemegang saham.

Itu karena terdapat peningkatan modal saham bank yang menerima penggabungan menjadi Rp20,4 triliun atau sekitar 4x dari modal BRIS saat ini sebesar Rp5,2 triliun.

"Besarnya dilusi untuk pemegang saham BRIS yakni 76,2%, BSM 48,8%, dan BNIS 75%. Pemegang saham minoritas BRIS yang tidak setuju dengan rencana merger ini akan di-buy back di harga Rp781,29. Dengan demikian, BRIS nanti kemungkinan besar dikonsolidasikan ke BMRI. Aset BMRI diperkirakan akan naik +8,5% menjadi Rp1.277 triliun. BBRI akan turun -3,7% menjadi Rp1.292 triliun," kata Head of Equity Research, Strategy, Banking, Consumer (Staple) Samuel Sekuritas, Suria Dharma, Rabu (21/10).

Perusahaan perating Moody's mengatakan penggabungan anak perusahaan syariah bank BUMN akan memberikan kredit positif bagi perbankan syariah di dalam negeri. ini karena akan menciptakan entitas syariah dengan signifikan waralaba yang diperbesar sehingga mendorong efisiensi dan daya saing keseluruhan sektor ini.

"Kami memperkirakan bahwa aset gabungan menyumbang sekitar 2% dari total aset perbankan di Indonesia dan 40% dari aset perbankan syariah negara pada 30 Juni 2020," kata laporan Moody's dikutip Rabu (21/10). (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya