Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Kemenkeu Optimistis Outlook APBN di Semester II 2020 Membaik

Dwi Tupani
10/7/2020 13:35
Kemenkeu Optimistis Outlook APBN di Semester II 2020 Membaik
Kemenkeu Optimistis Outlook APBN di Semester II 2020 Membaik(MI/RAMDANI)

BERAGAM institusi internasional memberikan proyeksi yang beragam terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang menunjukkan masih tingginya ketidakpastian, khususnya di tahun 2020. IMF memprediksi perekonomian Indonesia pada -0,3 sementara World Bank menyebutkan pertumbuhan 0 pada 2020.

OECD juga memroyeksikan perekonomian Indonesia berada pada -3,9 s.d. -2,8, sementara ADB dan Bloomberg (Median) masing-masing memroyeksi -1 dan 0,5.

"Pertumbuhan ekonomi semester II diharapkan membaik dan stabilitas ekonomi makro terjaga, sehingga pertumbuhan ekonomi tahun 2020 diproyeksikan untuk dapat tumbuh positif dengan didukung program PEN," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan, Rahayu Puspasari, seperti dilansir keterangan resmi, Jumat (10/7). 

Program stimulus bantuan sosial akan mendorong konsumsi masyarakat Semester II, sementara konsumsi Pemerintah di semester II dapat meningkat sejalan realisasi belanja pemerintah (pusat dan daerah). Selain itu, investasi semester II diperkirakan tumbuh moderat seiring dengan membaiknya keyakinan investor.

Namun, perdagangan internasional diperkirakan masih mengalami kontraksi karena masih rendahnya permintaan global.

Baca juga: Kinerja APBN Semester-I untuk Respon Pandemi Covid-19

Sementara itu, inflasi diperkirakan meningkat bertahap seiring pulihnya konsumsi, dengan inflasi inti meningkat sejalan dengan peningkatan permintaan pasca pelonggaran PSBB bertahap. 

"Inflasi pangan relatif terkendali, namun masih terdapat risiko fluktuasi harga pangan pada masa tanam," tuturnya. 

Nilai tukar rupiah diperkirakan dalam tren menguat sejalan dengan stabilitas ekonomi makro dan arus modal masuk ke dalam negeri namun tetap diwaspadai risiko volatilitas pasar keuangan global. Harga minyak masih terdapat risiko volatilitas karena pengaruh supply and demand global serta faktor geopolitik. 

"Lifting migas akan dioptimalkan untuk mencapai target dengan menjaga keekonomian wilayah kerja, efisiensi biaya, serta mengupayakan proyek-proyek migas yang onstream di tahun 2020 dapat berjalan tepat waktu," tambah dia. 

Pendapatan Negara semester II akan dioptimalkan terutama dari sisi perpajakan sejalan dengan membaiknya aktivitas usaha di Era Normal Baru. 

"Outlook belanja negara semester II diperkirakan lebih baik sejalan dengan implementasi kebijakan penanganan Covid-19 dan program PEN," pungkas Rahayu. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya