Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Survei: Bisnis Berskala kecil ASEAN Andalkan teknologi saat Covid

Dwi Tupani
02/7/2020 15:40
Survei: Bisnis Berskala kecil ASEAN Andalkan teknologi saat Covid
BISNIS berskala kecil di ASEAN mengandalkan teknologi untuk mendukung operasional bisnis mereka sebagai upaya mengatasi dampak pandemi covid(ANTARA)

BISNIS berskala kecil di ASEAN mengandalkan teknologi untuk mendukung operasional bisnis mereka sebagai upaya mengatasi dampak pandemi covid-19. 

Teknologi menempati peringkat teratas sebagai prioritas investasi pada tahun 2020 oleh dua dari tiga (64%) bisnis kecil, termasuk mereka yang saat ini memiliki tantangan arus kas. 

Survei terbaru ini dilakukan terhadap 1.000 usaha kecil ASEAN oleh United Overseas Bank (UOB), Accenture dan Dun & Bradstreet. 

Survei ini bertujuan untuk memahami bagaimana perusahaan kecil beradaptasi dengan lingkungan bisnis terkait perubahan yang disebabkan oleh pandemi.

Di ASEAN, Thailand memiliki responden tertinggi (71%) yang memprioritaskan investasi teknologi pada tahun 2020, diikuti oleh Indonesia (65%), Vietnam (63%), Singapura (60%) dan Malaysia (59%). 

Dalam survei ini juga ditemukan bahwa usaha kecil di ASEAN berupaya untuk berinvestasi pada teknologi bahkan ketika dihadapkan dengan prospek penurunan pendapatan. Meskipun hampir sembilan dari 10 (88%) bisnis ini telah menurunkan ekspektasi pendapatan mereka pada tahun 2020, hampir setengahnya (44%) masih berencana untuk meningkatkan anggaran teknologi secara keseluruhan. 

Hal ini menunjukkan bahwa usaha kecil ASEAN melihat tantangan saat ini jauh ke depan dan akan mengadopsi teknologi untuk meningkatkan daya saing dan keberlanjutan bisnis mereka. 

“Dampak COVID-19 terhadap aspek ekonomi, bisnis, dan sosial yang belum pernah terjadi sebelumnya telah menggarisbawahi pentingnya teknologi bagi banyak usaha kecil di ASEAN. Setelah dihadapkan pada gangguan operasional bisnis mereka akibat covid-19, banyak dari perusahaan-perusahaan ini dengan cepat menyadari bahwa teknologi dapat membuat perbedaan pada bisnis mereka. Baik melakukan perubahan model bisnis atau operasional bisnis," ujar Head of Group Business Banking, UOB, Lawrence Loh, dalam keterangan resmi, Kamis (2/7). 

Menurutnya, usaha kecil merespon pada perubahan yang disebabkan oleh 1 Survei ini dilakukan kepada 1.000 usaha kecil dengan omset tahunan S$20 juta atau lebih kecil sebelum dan selama pandemic covid-19, masing-masing pada kuartal ketiga 2019 dan Mei 2020. 

"Usaha kecil yang disurvei beroperasi di lima pasar ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Vietnam. 2 pandemi dengan beralih pada teknologi untuk memastikan kelangsungan dan daya saing jangka panjang mereka," tambahnya.

Dalam sektor industri, usaha kecil dari sektor makanan dan minuman (F&B), teknologi informasi dan komunikasi serta sektor kesehatan (50%) menunjukkan keinginan kuat untuk meningkatkan investasi teknologi mereka, diikuti oleh bisnis yang bergerak di bidang konstruksi (48%) dan perdagangan ritel (46%). 

“Di UOB, kami selalu berusaha untuk dekat dengan nasabah bisnis kecil kami untuk membantu mereka melalui tantangan di masa-masa sulit ini. Selain mendukung kebutuhan keuangan mereka, kami membantu mereka mengidentifikasi dan mengimplementasikan solusi digital yang memungkinkan mereka untuk mengelola operasional bisnis mereka secara efektif dan virtual. Misalnya, untuk usaha kecil Singapura di sektor-sektor yang terdampak, seperti F&B, kami membantu merubah fokus bisnis fisik mereka pada pembelian secara online," kata Lawrence.

"Melalui kolaborasi kami dengan Google, kami memberikan kemudahan kepada perusahaan-perusahaan tersebut untuk mendaftarkan bisnis mereka secara digital seperti Google My Business2 dan membuat profil online yang kuat untuk menarik lebih banyak nasabah baru," tambahnya.

Selain teknologi, usaha kecil di ASEAN tertarik untuk berinvestasi dalam pengembangan keterampilan karyawan mereka (51%) serta mesin-mesin atau alat lainnya (40%). Prioritas investasi terendah mereka adalah kendaraan bermotor (18%). 

Baca juga: Keuangan Syariah Naik Menjadi 9,3%

Lebih jauh, ketika usaha kecil di ASEAN memanfaatkan teknologi untuk menciptakan model bisnis yang lebih berkelanjutan untuk jangka panjang, mereka menyadari bahwa teknologi juga dapat membantu mengelola arus kas dengan lebih baik. 

Delapan dari 10 (81%) usaha kecil di seluruh kawasan menilai penggunaan solusi digital sebagai metode manajemen arus kas yang paling diminati. Misalnya, 2 Google My Business adalah sebuah platform gratis yang memungkinkan bisnis di Singapura membuat profil onlinemereka sehingga calon konsumen dapat menemukan mereka dengan mudah. UOB bekerja sama dengan Google untuk memudahkan pendaftaran sehingga bisnis dapat mendaftar melalui Google My Business dengan lebih mudah. 

“Ketika semakin banyak bisnis kecil bersiap untuk membuka kembali setelah periode yang sangat menantang, fokus mereka pada teknologi akan semakin intensif karena mereka berupaya menciptakan kembali diri mereka sendiri untuk memastikan daya saing dan ketahanan bisnis jangka panjang. Usaha kecil yang fokus pada transformasi digital akan menjadi lebih gesit dan bertahan di masa depan serta menikmati imbal hasil yang cepat," ujar Divyesh Vithlani yang memimpin layanan keuangan Accenture di Asia Tenggara.

Menurutnya, investasi dalam teknologi ini akan sangat penting karena usaha kecil adalah tulang punggung negara-negara di kawasan ini dan juga merupakan mesin pertumbuhan kami, sehingga kembalinya sektor UKM pasca-COVID-19 akan menjadi titik balik yang cepat untuk perekonomian ASEAN. 

Usaha kecil ASEAN juga mengurangi tekanan arus kas mereka melalui penundaan pembayaran pinjaman (75%) dan menegosiasikan kembali ketentuan kontrak mereka dengan pemasok dan pemilik tanah (75%). Selain itu, mereka juga berupaya meningkatkan modal kerja mereka melalui skema pembiayaan terkait COVID-19 (73%). 

Salah satu contoh skema pembiayaan tersebut adalah inisiatif UOB dalam menyediakan nasabah bisnis kecil yang memenuhi syarat di Singapura dengan plafon pembiayaan yang telah disetujui sebelumnya hingga S$200.000 sehingga mereka memiliki akses ke sumber dana yang tersedia jika diperlukan. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya