Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
MENTERI Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan penggunaan anggaran belanja antara kementerian/lembaga (K/L) dan pemerintah daerah (pemda) banyak yang tidak sinkron. Sehingga, capaian kerja tidak optimal.
“Itu perlu sinkronisasi. Tentu manfaatnya lebih baik daripada dialokasikan dan direncanakan secara tidak terkoordinasi,” papar Ani, sapaan akrabnya, dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (23/6).
Baca juga: BI: Ekonomi Mulai Membaik Pada Semester II 2020
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia menyebut hal itu bahkan menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Seperti, banyak K/L yang meminta anggaran untuk pengadaan barang yang kemudian diserahkan kepada masyarakat atau pemda.
Di lain sisi, lanjut Ani, ketika permintaan anggaran untuk barang atau proyek infrastruktur telah disetujui, namun pemda malah menolak. Dia menekankan pemda belum tentu mau menerima lantaran barang atau proyek infrastruktur tersebut merupakan program pusat. Sehingga, mereka beranggapan tidak memiliki kewajiban untuk memelihara.
“Sering muncul K/L membangun suatu infrastruktur. Saat sudah jadi mau diserahkan kepada pemda, ternyata pemda bilang tidak butuh infrastruktur itu. Karena itu program pusat,” pungkas Ani.
Baca juga: New Normal, Presiden Ingatkan Daerah Buka Sektor Publik Bertahap
Selain itu, pemda juga beralasan tidak meminta barang atau proyek infrastruktur yang diajukan K/L. BPK, lanjut dia, turut menemukan permasalahan lain terkait belanja K/L dan pemda untuk masyarakat yang tidak sesuai, karena tidak ada sinkronisasi.
Menurutnya, perlu reformasi sistem penganggaran agar dapat memperjelas hubungan antara program, kegiatan, output dan outcome. Reformasi sistem penganggaran untuk belanja modal akan dilakukan secara multiyeas. Dalam hal ini, dia menyoroti penanganan pandemi covid-19 membutuhkan anggaran yang besar.(OL-11)
PADA penghujung semester pertama tahun anggaran 2024, informasi kinerja keuangan negara yang dipublikasi menyajikan kinerja APBN 2024 yang kurang mengembirakan.
Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono angkat bicara tentang pernyataan Menkeu Sri Mulyani mengenai Pemprov DKI Jakarta tidak memiliki anggaran untuk pemberian bantuan sosial
DPRD DKI Jakarta menilai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih sanggup menganggarkan bantuan sosial tahapan berikutnya
Dalam pelaksanaan distribusi bansos, Anies menerangkan kronologi apa saja yang dilakukan pihaknya dengan pemerintah pusat.
Kamis (6/5), Sri Mulyani menyebut Anies lepas tanggung jawab memberikan bansos kepada 1,1 juta KK di DKI Jakarta.
Ketua DPD DKI Partai Gerindra itu mencium aroma politik yang kental dalam kritik yang dilontarkan Menkeu Sri Mulyani.
Anggaran pilkada harus cair 26 Juli 2024
Mahendra menyebut pihaknya tidak membuka akses KUAPPAS 2020 lantaran hingga saat ini masih dalam tahap pembahasan bersama DPRD DKI Jakarta.
WAKIL Ketua DPRD DKI Jakarta M. Taufik menegaskan akam menghapus anggaran-anggaran tidak penting dalam Kebijakan Umum APBD dan Plafon Prioritas APBD Sementara (KUAPPAS) 2020.
Chaidir menampik jika pengunduran diri Edy karena ditekan oleh pihak tertentu. Pasalnya Dinas Pariwisata sempat membuat kehebohan terkait anggaran Rp5 miliar untuk membayar influencer.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved