Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

​​​​​​​Ini Teknis Pembiayaan BI bisa Beli SBN di Pasar Perdana 

M. Ilham Ramadhan Avisena
13/5/2020 14:54
​​​​​​​Ini Teknis Pembiayaan BI bisa Beli SBN di Pasar Perdana 
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, Febrio Kacaribu(MI/ BARY FATHAHILAH)

PEMERINTAH telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Mendukung Kebijakan Keuangan Negara Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) Dan/Atau Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional Dan/Atau Stabilitas Sistem Keuangan Serta Penyelamatan Ekonomi Nasional. 

Pada pasal 21 dalam peraturan itu, pembiayaan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dilakukan dengan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) yang dibeli oleh Bank Indonesia (BI) di pasar perdana.

BI, membeli SBN secara beratahap berdasarkan kebutuhan riil program PEN. Nantinya hasil dari penerbitan SBN tersebut akan disimpang dalam rekening khusus di BI.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menuturkan, teknis pelaksanaan pembelian SBN oleh BI di pasar perdana untuk menyokong kebutuhan program PEN akan diatur dalam Surat Kesepakatan Bersama (SKB) antara menteri keuangan dan gubernur BI.

"Semua akan diterjemahkan secara detail, secara pasti itu di SKB antara kementerian keuangan dengan Bank Indonesia. Kemarin kan SKB 1 sudah lihat bagaimana itu mengatur menunya untuk above the line, unuk pembiayaan defisit," tutur Febrio dalam konferensi virtual, Rabu (13/5).

Baca juga: BI: Indeks Harga Properti Residensial Triwulan 1 Turun

Febrio menambahkan, pada SKB kedua, tidak menutup kemungkinan skema yang akan dipakai dan ditempuh BI berbeda dengan SKB yang lebih dulu ada. Namun, ia enggan memberikan kepastiannya.

Sebab, hingga saat ini pembahasan masih dilakukan pemerintah bersama BI termasuk memperhitungkan dampaknya pada perekonomian ke depan.

"Pemerintah melihat risiko ini dari sisi makro, sisi pencapaian target inflasi, stabilitas kurs itu pemerintah juga harus concern. Di sisi lain Bank Indonesia juga harus concern terhadap biaya dari pemulihan ekonomi ini," jelas Febrio.

"Kalau pemerintah menanggung semua biaya bunganya itu juga berat di pemerintah juga. Jadi ini komunikasi yang Intens ini semakin kuat, mudah-mudahan hari hari ke depan kita akan keluar dengan SKB yang mengatur tentang ini," sambung dia.

Febrio menuturkan, pemerintah berharap aksi BI untuk membeli SBN di pasar perdana ialah dengan pembiayaan yang paling minimum. Sebab pemerintah juga memiliki formula lain untuk membiayai program PEN yang saat ini juga masih dalam pembahasan.

"Kita lihat ini sebagai pemulihan ekonomi nasional dan kita mau biayanya seminimum mungkin. Prinsip PEN itu berbagi beban dan risiko, itu mudah-mudahan akan tercermin dengan jelas dari kesepakatan kesepakatan yang akan kita keluarkan," pungkas Febrio. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik