Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Wall Street Berakhir Bervariasi Tertekan Suramnya Data Ekonomi

Antara
07/5/2020 08:38
Wall Street Berakhir Bervariasi Tertekan Suramnya Data Ekonomi
Saham-saham di Wall Street bervariasi pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena pasar kehilangan momentum.(AFP)

SAHAM-SAHAM di Wall Street bervariasi pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena pasar kehilangan momentum menyusul laporan suram pada data penggajian swasta Amerika Serikat.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 218,45 poin atau 0,91%, menjadi menetap di 23.664,64 poin. Indeks S&P 500 turun 20,02 poin atau 0,7%, menjadi berakhir di 2.848,42. Indeks Komposit Nasdaq ditutup meningkat 45,27 poin atau 0,51%, menjadi 8.854,39 poin.

Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir lebih rendah, dengan sektor utilitas dan energi masing-masing turun 3,5% dan 2,6%, memimpin kerugian sektoral. Sektor teknologi dan consumer discretionary masing-masing naik 0,3% dan 0,7%, hanya dua kelompok yang meningkat.

Di bidang data ekonomi, perusahaan-perusahaan swasta di Amerika Serikat mengurangi sekitar 20,2 juta pekerjaan pada April karena kejatuhan covid-19 terus bergejolak di seluruh negeri, perusahaan data penggajian Automatic Data Processing, Inc. (ADP) melaporkan pada Rabu (6/5).

Baca juga: Harga Minyak Jatuh karena Kekhawatiran Kelebihan Pasokan

"Kehilangan pekerjaan dalam skala ini belum pernah terjadi sebelumnya. Jumlah total kehilangan pekerjaan untuk April saja adalah lebih dari dua kali lipat total pekerjaan yang hilang selama Resesi Hebat," kata Ahu Yildirmaz, wakil ketua Lembaga Penelitian ADP, dalam sebuah pernyataan.  

"Saran kami: bersiaplah untuk yang terburuk, karena kami mungkin akan melihat sejauh ini penurunan bulanan terbesar dalam rekor penggajian," kata kepala ekonom Payden Rygel, Jeffrey Cleveland, seperti dikutip Reuters.

"Tidak seperti 2008, atau 1930-an dalam hal ini, ketika sebagian besar kehilangan pekerjaan adalah permanen, membutuhkan proses yang lambat dan menyakitkan untuk merealokasi tenaga kerja ke bidang-bidang baru, jika

kenaikan pengangguran baru-baru ini bersifat sementara, ada kemungkinan ekonomi akan pulih lebih cepat," dia menambahkan. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya