Headline

Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.

Mentan Minta Petani Milenial Ikuti Paradigma Dunia Digital

Mediaindonesia.com
16/4/2020 16:26
Mentan Minta Petani Milenial Ikuti Paradigma Dunia Digital
Shofyan Adi Cahyono, salah satu Duta Petani Milenial asal Semarang, memulai bisnisnya sejak usia belasan tahun.(Istimewa/Kementan)

MENTERI Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) meminta generasi milenial pertanian untuk memanfaatkan paradigma baru dunia digital dalam mengembangkan pertanian. 

“Pertanian sekarang tak lagi sama dengan pertanian di masa lalu. Di era digital seperti sekarang sektor pertanian juga beradaptasi dengan teknologi 4.0 untuk menjawab tantangan ke depan. Disitulah peran serta generasi milenial,“ ujar Mentan Syahrul saat mengukuhkan 67 orang Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan melalui AWR pada, Senin (13/04). 

Shofyan Adi Cahyono, salah satu Duta Petani Milenial asal Semarang, memulai bisnisnya sejak usia belasan tahun, hingga sekarang menjadi pengusaha pertanian yang sukses. 

Sebagai Ketua Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Citra Muda dan pendiri P.O Sayur Organik Merbabu (SOM), Shofyan juga menjalani profesi sebagai konsultan pertanian, fasilitator, dan asesor pertanian Organik di Lembaga Sertifikasi Profesi Pertanian Organik (LSPPO) Jakarta.

Shofyan mengaku bangga Kementan telah memilihnya, karena dengan menjadi duta petani millenial bisa lebih banyak mengenal orang–orang hebat dan yang lebih penting Ia bisa menularkan ilmu dan pengalamannya  utk memotivasi petani muda yang lain. 

“Pertanian telah membawa saya, ke Taiwan untuk belajar pertanian organik, Pertanian pula yang menuntun saya bertemu dengan tokoh–tokoh penting di Indonesia bahkan sampai ke Presiden Jokowi,“ ucapnya bangga.

Memulai bisnis menjual sayur organik sejak 2014, kini Shofyan bisa menikmati manisnya berbisnis di sektor pertanian. P.O Sayur Organik Merbabu (SOM) yang digagasnya sudah memasarkan 50 jenis sayuran organik kesejumlah daerah di pulau Jawa hingga Kalimantan bahkan sampai ke negara Singapura dengan omzet mencapai Rp60 juta sebulan.

“Rencana  kedepan kami akan tetap fokus dipertanian organik dengan mengembangkan bisnis, menjalin relasi, kemitraan  serta membuat konten-konten seputar pertanian organik supaya pertanian organik dapat lebih dikenal masyarakat terutama petani muda,” tuturnya

Terkait hal ini, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi menambahkan peningkatan petani pengusaha milenial sebagai upaya Kementan untuk mempercepat Regenerasi Petani. Bahkan petani pengusaha milenial ini juga didorong untuk ekspor.  

“Turunnya jumlah petani berusia muda akan menimbulkan krisis petani, oleh karenanya regenerasi petani mutlak dilakukan karena mereka paling berperan sangat strategis didalam pembangunan pertanian Indonesia ke depan, di era modern, era 4.0, karena mereka dipastikan melek teknologi dan cerdas, “ tandas Dedi Nursyamsi. (OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya