Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Peringatan buat Gibran

14/12/2023 21:00

KESERUAN debat pertama calon presiden (capres) pada Pemilu 2024, Selasa (12/12) lalu,  menyisakan cela karena ulah calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka. Gibran yang duduk di bangku pendukung kandidat idak mampu menahan emosi saat mendengarkan perdebatan antara Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Ia berdiri lalu memprovokasi para pendukung pasangan calon nomor urut 2 dengan mengayun-ayunkan tangannya berulang kali. Ia mengajak hadirin untuk bersorak guna mendukung capresnya, sembari riuh memberikan tekanan psikologis pada lawan debat capres.

Gibran mungkin lupa atau pura-pura lupa kalau panggung debat bukanlah lapangan bola yang penontonnya bisa seenaknya berteriak, mengompori kawan atau lawannya dari pinggir lapangan. Ia mungkin tidak paham atau berlagak tidak paham bila pertandingan di arena debat sejatinya ialah pertandingan intelektual, bukan emosional. Pertarungan gagasan, bukan adu pacu gas-gasan.

Sesungguhnya, dalam sebuah perdebatan atau adu argumen, terbawa emosi merupakan hal yang wajar. Boleh saja emosi, sepanjang dia mampu mengontrol dan mengelolanya. Pengelolaan emosi itulah yang menjadi salah satu ukuran kematangan seseorang.

Dengan tindakannya itu, Gibran seperti sedang mengonfirmasi pandangan sinis sebagian masyarakat yang menyebut dia belum matang dan terlalu dipaksakan untuk maju menjadi salah satu kontestan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Kalaupun secara kecerdasan intelektual dia dianggap (diklaim) sudah siap, tidak begitu dengan kecerdasan emosionalnya. Malam itu, nyata-nyata terlihat Gibran belum siap secara emosi. Dia mungkin tidak sadar perilakunya tidak saja menyepelekan kewibawaan debat, tapi juga sejatinya merusak wibawanya sendiri sebagai cawapres.

Lantas, apakah lantaran dia masih muda, aksi provokatif itu bisa dimaklumi? Mestinya tidak. Nyatanya, banyak di luar sana anak-anak milenial yang mungkin usianya lebih muda daripada Gibran, lebih mampu mengontrol dan mengelola emosi saat berdebat.

Karena itu, kiranya sudah tepat KPU memberikan peringatan atau teguran kepada Gibran atas perilakunya di pinggir panggung debat itu. Peringatan bukan hanya penting sebagai evaluasi agar dalam pelaksanaan debat-debat berikutnya pelanggaran semacam itu bisa dinihilkan. Lebih dari itu, peringatan mesti diberikan untuk memberi pelajaran kepada siapa pun yang melakukan aksi tidak terpuji di forum debat.

Debat capres-cawapres merupakan forum terhormat yang mesti dijaga kewibawaannya karena di forum itulah publik bisa menguji dan menilai integritas, kapabilitas, kualitas, baik intelektual maupun emosional, calon-calon pemimpinnya. Jangan sampai publik malah jadi skeptis memandang debat gara-gara ulah salah satu kandidat yang mengedepankan emosi sesaat.



Berita Lainnya
  • Jangan Takluk oleh Silfester

    19/8/2025 05:00

    KONSTITUSI telah menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara hukum. Salah satu prinsip yang tak bisa ditawar ialah soal kepastian hukum.

  • Terima Kritik meski Menyesakkan

    18/8/2025 05:00

    UNGKAPAN tidak ada manusia yang sempurna menyiratkan bahwa tidak ada seorang pun yang luput dari kesalahan.

  • Kebocoran Anggaran bukan Bualan

    16/8/2025 05:00

    BERANI mengungkap kesalahan ialah anak tangga pertama menuju perbaikan.

  • Berdaulat untuk Maju

    15/8/2025 05:00

    DELAPAN dekade sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia telah menapaki perjalanan panjang yang penuh dinamika.

  • Candaan yang tidak Lucu

    14/8/2025 05:00

    BERCANDA itu tidak dilarang. Bahkan, bercanda punya banyak manfaat untuk kesehatan fisik dan mental serta mengurangi stres.

  • Perbaiki Tata Kelola Haji

    13/8/2025 05:00

    MULAI 2026, penyelenggaraan ibadah haji di Tanah Air memasuki era baru. K

  • Jalur Istimewa Silfester

    12/8/2025 05:00

    BUKAN masuk penjara, malah jadi komisaris di BUMN. Begitulah nasib Silfester Matutina, seorang terpidana 1 tahun 6 bulan penjara yang sudah divonis sejak 2019 silam.

  • Hati-Hati Telat Jaga Ambalat

    11/8/2025 05:00

    PERSOALAN sengketa wilayah Blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia kembali mencuat di tengah kian mesranya hubungan kedua negara.

  • Mengevaluasi Penyaluran Bansos

    09/8/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia.

  • Tegakkan Hukum Hadirkan Keadilan

    08/8/2025 05:00

    PEMERIKSAAN dua menteri dari era Presiden Joko Widodo oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi menjadi sorotan publik.

  • Vonis Pantas untuk Aparat Culas

    07/8/2025 05:00

    SAMA seperti perang terhadap korupsi, perang melawan narkoba di negeri ini sering dipecundangi dari dalam.

  • Jangan Bergantung Terus pada Konsumsi

    06/8/2025 05:00

    EKONOMI Indonesia melambung di tengah pesimisme yang masih menyelimuti kondisi perekonomian global maupun domestik.

  • Merangkul yang tengah Resah

    05/8/2025 05:00

    BERAGAM cara dapat dipakai rakyat untuk mengekspresikan ketidakpuasan, mulai dari sekadar keluh kesah, pengaduan, hingga kritik sosial kepada penguasa.

  • Saling Menghormati untuk Abolisi-Amnesti

    04/8/2025 05:00

    MANTAN Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong dan mantan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto telah resmi bebas dari tahanan.

  • Membuka Pintu Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    Kebijakan itu berpotensi menciptakan preseden dalam pemberantasan korupsi.

  • Main Hajar Rekening ala PPATK

    01/8/2025 05:00

    ENTAH karena terlalu banyak pekerjaan, atau justru lagi enggak ada kerjaan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memblokir puluhan juta rekening milik masyarakat.