Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Duka Mendalam Tragedi Kanjuruhan

03/10/2022 05:00
Duka Mendalam Tragedi Kanjuruhan
Ilustrasi MI(MI/Duta)

 

KABAR duka dari Tanah Air mengguncang dunia. Duka mendalam dunia menguar, khususnya komunitas persepakbolaan, setelah kerusuhan pertandingan sepak bola Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada 1 Oktober 2022. Hingga pukul 18.00 WIB kemarin tercatat sebanyak 130 korban tewas, 19 jenazah lainnya belum teridentifikasi, dan ratusan lainnya lainnya luka-luka.

Kerusuhan juga mengakibatkan kerusakan sejumlah fasilitas Stadion Kanjuruhan. Sebanyak puluhan kendaraan milik kepolisian dirusak dan dibakar massa yang kalap. Kerusuhan terjadi seusai Persebaya mengandaskan harapan Arema FC dengan skor 3-2.

Kemenangan Persebaya ialah sejarah manis bagi tim tamu. Untuk kali pertama Persebaya menang atas ‘Tim Singo Edan’ di Stadion Kanjuruhan setelah penantian 23 tahun. Kemenangan ini tanpa dihadiri oleh pendukung Persebaya.

Kontan saja pendukung Arema meradang. Kekalahan tim kesayangannya terlebih di kandang sendiri sungguh menyakitkan. Sejumlah suporter meluapkan kekecewaan dengan turun ke lapangan. Jumlah penonton yang turun ke lapangan semakin banyak. Aparat kepolisian yang dibantu TNI kewalahan membendung penonton yang turun ke lapangan.

Karena gagal menghalau penonton yang nekat ke lapangan, aparat kepolisian kemudian menembakkan gas air mata untuk mengendalikan keadaan. Namun, langkah petugas kepolisian yang mengeluarkan jurus pemungkas gas air mata membuat suasana tidak kondusif alias kacau.

Penonton berhamburan keluar stadion. Mereka berdesak-desakan untuk menyelamatkan diri keluar dari stadion yang diresmikan pada 2004. Celakanya jumlah penonton sebanyak 42 ribu yang melebihi kapasitas stadion yang seharusnya hanya 38 ribu orang membuat aliran penonton keluar tersumbat. Akhirnya mereka terjepit, terinjak-injak, dan kehabisan napas hingga meregang nyawa.

Tragedi Kanjuruhan mencoreng wajah Indonesia di kancah internasional di tengah kita berusaha keras mendongkrak prestasi sepak bola nasional ke tingkat dunia. Tragedi ini membuat persepakbolaan nasional jatuh ke titik nadir. Bayang-bayang sanksi dari Federasi Sepak Bola Internasional atau FIFA untuk persepakbolaan nasional tinggal menghitung hari.

Tragedi mematikan sekaligus memalukan ini menunjukkan buruknya pengelolaan persepakbolaan nasional, terutama manajemen pertandingan. Antuasiasme penonton yang ingin menikmati sajian tim kesayangannya di lapangan hijau tak pernah padam. Hal itu sebenarnya modal sosial yang sangat berharga untuk pengembangan persepakbolaan nasional.

Sayangnya gayung tak bersambut. Manajemen pertandingan di bawah Liga Indonesia Baru masih buruk, buruk sekali. Sebelumnya, dua suporter sepak bola pendukung tim Persib Bandung harus kehilangan nyawa saat akan menyaksikan pertandingan Piala Presiden 2022 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) pada Juni lalu.

Dari tragedi Kanjuruhan terungkap fakta-fakta pengabaian akuntabilitas pertandingan, seperti jumlah penonton yang melebihi kapasitas, waktu pertandingan yang tidak sesuai arahan pihak kepolisian, penggunaan gas air mata yang tidak sesuai standar keamanan FIFA, dan kekerasan aparat, baik oleh polisi maupun TNI.

Sungguh tepat apabila Presiden Joko Widodo memerintahkan Kapolri untuk menginventigasi secara tuntas Tragedi Kanjuruhan. Investigasi yang tidak perlu berlama-lama bekerja. Pasalnya, sudah terang-benderang siapa saja yang bekerja tidak sesuai prosedur. Semua pihak yang bersalah mesti dibawa ke ranah hukum.

Tragedi Kanjuruhan ialah kerusuhan terburuk persepakbolaan dunia setelah kerusuhan di Stadion Nasional (Estadio Nacional), Lima, Peru, saat laga Peru vs Argentina pada 1964 yang menewaskan 326 orang.

Sejatinya tanpa perlu menunggu tim investigasi bekerja, sudah seharusnya Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Kapolda Jatim, dan Kapolres Malang mengundurkan diri dari jabatan sebagai pertanggungjawaban moral atas tragedi yang mencampakkan wajah Indonesia di dunia internasional.

Investigasi dan evaluasi pertandingan secara menyeluruh menjadi momentum bersih-bersih benalu persepakbolaan nasional. Sepak bola jangan menjadi kuburan massal. Sepak bola ialah olahraga rakyat, harus menggembirakan, membahagiakan, dan bagian dari kohesi sosial masyarakat. Namun demikian, nyawa manusia harus tetap berada di atas sepak bola!



Berita Lainnya
  • Pisau Dapur Hakim Tipikor

    20/6/2025 05:00

    VONIS yang baru saja dijatuhkan kepada para pelaku mafia hukum dalam perkara Ronald Tannur kian menunjukkan dewi keadilan masih jauh dari negeri ini

  • Menghadang Efek Domino Perang

    19/6/2025 05:00

    ESKALASI konflik antara Iran dan Israel tidak menunjukkan tanda-tanda surut.

  • Jangan Memanipulasi Sejarah

    18/6/2025 05:00

    KITA sebenarnya sudah kenyang dengan beragam upaya manipulasi oleh negara. Namun, kali ini, rasanya lebih menyesakkan.

  • Jangan Gembos Hadapi Tannos

    17/6/2025 05:00

    GENAP lima bulan Paulus Tannos ditangkap lembaga antikorupsi Singapura, Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB).

  • Berebut Empat Pulau

    16/6/2025 05:00

    PEREBUTAN empat pulau antara Provinsi Aceh dan Sumatra Utara belakangan menyesaki ruang informasi publik.

  • Bertransaksi dengan Keadilan

    14/6/2025 05:00

    KEADILAN di negeri ini sudah menjadi komoditas yang kerap diperjualbelikan. Hukum dengan mudah dibengkokkan.

  • Tidak Usah Malu Miskin

    13/6/2025 05:00

    ADA petuah bijak bahwa angka tidak pernah berbohong. Dalam bahasa Inggris, petuah itu berbunyi numbers never lie.

  • Gaji Tinggi bukan Jaminan tidak Korupsi

    12/6/2025 05:00

    PERILAKU koruptif lebih didorong hasrat ketamakan dalam diri pelakunya (corruption by greed) ketimbang karena kebutuhan.

  • Upaya Kuat Jaga Raja Ampat

    11/6/2025 05:00

    SUDAH semestinya negara selalu tunduk dan taat kepada konstitusi, utamanya menjaga keselamatan rakyat dan wilayah, serta memastikan hak dasar masyarakat dipenuhi.

  • Vonis Ringan Koruptor Dana Pandemi

    10/6/2025 05:00

    UPAYA memberantas korupsi di negeri ini seperti tidak ada ujungnya. Tiap rezim pemerintahan mencetuskan tekad memberantas korupsi.

  • Membagi Uang Korupsi

    09/6/2025 05:00

    PERILAKU korupsi di negeri ini sudah seperti kanker ganas. Tidak mengherankan bila publik kerap dibuat geleng-geleng kepala oleh tindakan culas sejumlah pejabat.

  • Jangan Biarkan Kabinet Bersimpang Jalan

    07/6/2025 05:00

    DI tengah kondisi ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja, soliditas di antara para punggawa pemerintah sangat dibutuhkan.

  • Jangan Lengah Hadapi Covid-19

    05/6/2025 05:00

    DALAM semua kondisi ancaman bahaya, kepanikan dan kelengahan sama buruknya. Keduanya sama-sama membuahkan petaka karena membuat kita tak mampu mengambil langkah tepat.

  • Merawat Politik Kebangsaan

    04/6/2025 05:00

    PANCASILA telah menjadi titik temu semua kekuatan politik di negeri ini.

  • Obral Nyawa di Tambang Rakyat

    03/6/2025 05:00

    JATUHNYA korban jiwa akibat longsor tambang galian C Gunung Kuda di Cirebon, Jawa Barat, menjadi bukti nyata masih amburadulnya tata kelola tambang di negeri ini.

  • Melantangkan Pancasila

    02/6/2025 05:00

    PANCASILA lahir mendahului proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Tujuannya untuk memberi landasan langkah bangsa dari mulai hari pertama merdeka.