Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KELUARGA menjadi rumah tempat kembali bagi anak. Karakter anak juga dibangun di dalam keluarga. Namun, bagaimana jika anak-anak sejak dini dihadapkan pada kejadian kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan bahkan menjadi saksi kejadian tersebut yang berlangsung di dalam keluarga?
Psikolog Klinis Anak dan Konselor Sekolah Cikal, Winny Suryania, M.Psi., Psikolog menjelaskan bahwa apabila anak menjadi saksi dari KDRT yang terjadi di rumah, akan memberikan dampak yang signifikan bagi tumbuh kembangnya secara fisik dan perkembangan emosinya secara jangka panjang.
Berikut beberapa dampak buruk dari anak-anak yang kerap melihat kejadian KDRT, seperti dilansir dari situs Sekolah Cikal.
Baca juga : Anak di Keluarga KDRT Rentan Menormalisasi Kekerasan
1. Perasaan Tidak Aman dan Sulit Untuk Percaya
Sebagai psikolog yang seringkali menangani kasus KDRT yang melibatkan anak sebagai saksi, Winny menyebutkan bahwa secara esensial rumah dan keluarga adalah tempat yang seharusnya paling aman untuk anak dalam berkembang, belajar mengidentifikasi dan membentuk rasa aman dalam dirinya.
“Rumah dan keluarga diharapkan menjadi tempat paling aman untuk anak dalam berkembang, sekaligus tempat mereka belajar mengidentifikasi dan membentuk konsep rasa aman dan nyaman untuk dirinya sendiri," kata Winny.
Baca juga : Indonesia Perlu Undang-Undang Soal Pengasuhan Anak
"Saat anak menyaksikan secara langsung kejadian KDRT di rumah, tentunya hal ini dapat memberi dampak untuk tumbuh kembangnya baik secara fisik maupun perkembangan emosi anak tersebut," lanjutnya.
KDRT yang disaksikan secara langsung, tentu menghilangkan perasaan aman yang seharusnya timbul dan juga menghilangkan kepercayaan bagi anak untuk berkembang dengan pendampingan keluarga.
“Dengan menyaksikan KDRT, anak dapat merasa terancam, takut, cemas dan masalah rasa percaya. Hal ini timbul karena anak merasa tidak aman pada lingkungan terdekatnya dan akhirnya anak dapat membentuk persepsi bahwa lingkungan sekelilingnya pun menjadi tidak aman bagi dirinya. Anak sulit membentuk rasa percaya pada orang lain dan pada akhirnya menciptakan interaksi yang negatif," papar Winny.
Baca juga : Victoria Beckham Ungkap Kerap Jadi Korban Perundungan di Sekolah
2. Timbulnya Perilaku Agresif pada Anak
Dampak selanjutnya ialah timbulnya perilaku agresif pada anak.
"Menyaksikan KDRT di rumah sama saja dengan memasukkan perilaku kekerasan dalam pemikiran anak dalam menghadapi masalah, mengambil keputusan bahkan dalam berinteraksi dengan orang lain," ucap Winny.
Baca juga : JCDC Bantu Penuhi Hak Anak untuk Berkembang Secara Maksimal
"Pada akhirnya anak lebih banyak terlibat masalah dan tidak kurang dapat meregulasi emosinya dengan lebih tepat," lanjutnya.
Winny menyebutkan terdapat hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara intimidasi di sekolah dan kekerasan yang dialami atau disaksikan di rumah.
Apabila anak menyaksikan kekerasan di rumah dan tidak terdapat pola intervensi yang dilakukan, dalam diri anak akan timbul perilaku agresif yang membuat dapat menormalkan jenis perilaku negatif yang ia alami dan mendorongnya untuk melakukan hal yang sama untuk mendominasi, melakukan kekerasan atau perbuatan mengintimidasi di sekolah.
“Perlu dipahami bahwa dasar perilaku bullying adalah dominasi, kekerasan dan intimidasi. Ada hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara intimidasi di sekolah dan kekerasan yang dialami dalam situasi di rumah. Anak-anak yang terpapar dengan kekerasan di rumah dan tanpa ada bentuk intervensi apapun lebih memungkinkan mengalami gangguan psikologis yang juga bisa menimbulkan gangguan perilaku," ucap Winny.
"Selanjutnya, anak-anak tersebut dapat menormalkan jenis perilaku negatif yang ia alami dan mendorongnya untuk melakukan hal yang sama untuk mendominasi/kekerasan/mengintimidasi di situasi sekolah," lanjutnya.
Winny menuturkan bahwa orangtua perlu waspada dan memperhatikan kondisi anak. Apabila anak menyaksikan KDRT secara berkelanjutan dan berulang, serta dampak-dampak tersebut, akan membuat anak menjadi depresi dan trauma.
“Dampak-dampak ini juga bisa menjadi bola salju yang kian lama memiliki efek yang lebih besar dan berkepanjangan. Di mana anak tumbuh menjadi pribadi yang memiliki gangguan kecemasan, depresi, trauma (Post-Traumatic Stress Disorder/PTSD), dan juga gangguan yang memengaruhi kondisi kesehatan fisik mereka," jelas Winny. (M-4)
Tidak hanya menyenangkan, bermain juga diakui sebagai sarana penting untuk menumbuhkan berbagai keterampilan hidup yang esensial.
Langkah yang dapat dilakukan orangtua dalam mendorong anak supaya terbiasa mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi antara lain melalui pembelajaran dari kebiasaan sehari-hari.
Kebiasaan makan bergizi seimbang beragam dan aman pada anak bukan semata tentang apa yang disajikan, namun juga penanaman nilai gizi secara konsisten dalam keluarga.
Orangtua dianjurkan untuk menyajikan camilan sehat seperti buah potong segar, jagung rebus, ubi kukus, bola-bola tempe, puding susu tanpa gula tambahan, atau dadar sayur mini.
Pertanian tetap menjadi sektor terbesar untuk pekerja anak, menyumbang 61% dari semua kasus, diikuti oleh jasa (27%), seperti pekerjaan rumah tangga.
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Gita Kamath mengatakan bidan merupakan inti dari sistem perawatan kesehatan primer, terutama bagi perempuan dan anak perempuan.
Bunda Homecare adalah layanan kunjungan medis langsung ke rumah pasien yang menyediakan vaksinasi dan pemeriksaan kesehatan.
Sosok PMO biasanya berasal dari keluarga serumah, tetangga atau kerabat terdekat dari pasien tuberkulosis.
UPAYA memperkuat peran keluarga untuk mewujudkan pemberdayaan harus menjadi prioritas dalam kebijakan pemerintah demi melahirkan bangsa yang kuat dan berdaya saing di masa datang.
TRAILER resmi film horor terbaru dari Leo Pictures, berjudul Jalan Pulang telah resmi dirilis di kanal Youtube Leo Pictures. Dibintangi Luna Maya, Shareefa Daanish
Madonna menikmati akhir pekan Hari Ibu yang penuh cinta dan tawa bersama lima dari enam anaknya.
Bali tidak hanya soal eksotisme alam tetapi juga menyimpan segudang wisata kuliner yang menggugah selera.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved