Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Ratusan orang dengan mengenakan pakaian adat melakukan kirab budaya dari Fakulltas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) menuju salah satu kawasan hutan kota di kampus tersebut. Mereka berjalan kaki sejauh kurang lebih 1km. Kegiatan yang dipusatkan dekat gerbang utama UI itu, merupakan bagian dari "Sedekah Hutan Universitas Indonesia 2024."
Acara yang digagas komunitas Bakul Budaya FIB UI dan Makara Art Center UI dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni mendatang. Selain kirab budaya, acara yang digelar pada Sabtu (1/6), diisi dengan penanaman pohon, pelepasan ratusan ekor burung dan ikan ke salah satu danau di lingkungan UI.
Menurut Dewi Marhaneni, ketua Bakul Budaya FIB UI, acara Sedekah Hutan tahun ini mengambil tema "Upaya pelestarian lingkungan melalui kearifan lokal dan gaya hidup yang berkelanjutan (Ramah dari Rumah)".
Baca juga : Studi Terbaru Temukan 37% Kematian Disebabkan Cuaca Ekstrem
“Melalui rangkaian acara ini kami ingin mengajak masyarakat lebih welas asih kepada jagat semesta, mengingat di tahun ini banyak sekali bencana alam yang menimpa Ibu Pertiwi.”
Melalui Sedekah Hutan, kata dia, masyarakat akan diperkenalkan bagaimana masyarakat adat di Nusantara dengan ritual dan tradisinya melindungi alam, khususnya hutan. “Kita juga akan mengenal berbagai kegiatan ramah dari rumah, terutama dalam pengelolaan sampah, yang pasti menarik.”
Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (PSLB3) Kementerin LIngkungan Hidup Rosa Vivien Ratnawati mengatakan, tema kegiatan Sedekah Hutan yang digagas Bakul Budaya FIB UI dan Makara Art Center ini sangat menarik, karena permasalahan sampah menjadi salah satu hal krusial yang mesti ditangani untuk melestarkan dan merawat lingkungan.
Baca juga : Debat Cawapres Belum Tunjukkan Pemahaman Terhadap Isu Krisis Iklim
“Masyarakat memang mesti terus diedukasi betapa sampah yang kita hasilkan sehari-hari dapat berdampak buruk pada planet ini, jika tidak dikelola dengan baik,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan FIB UI Dr. Taufik Asmiyanto mengatakan menjaga kelestarian hutan merupakan salah satu upaya untuk mengurangi suhu bumi yang kini semakin meningkat. “Kita semua tahu emisi yang terus meningkat telah menyebabkan penasan global, dan salah satu fungsi hutan adalah untuk menekan emisi karena dapat menyerap karbon,” paparnya.
Untuk diketahui, Kegiatan Sedekah Hutan UI 2024 diselenggarakan pada 1 Juni 2024 sampai dengan 5 Juni 2024 dengan berbagai acara yang terbuka untuk umum. Selain kirab budaya, juga akan digelar Bincang-Bincang dan Workshop Ecobrick pada 2 Juni 2024, Bincang-Bincang dan Workshop Upcycle ( 3 Juni), Bincang-Bincang dan Workshop Pembuatan Kompos ( 4 Juni ) di Makara ASrt Center. Adapun acara puncak sekaligus penutupan Sedekah Hutan UI 2024 akan digelar pada 5 Juni 2024. (M-3)
Indonesia, dengan proposal bertajuk REDD+ Results-Based Payment (RBP) untuk Periode 2014-2016 telah menerima dana dari Green Climate Fund (GCF) sebesar US$103,8 juta.
KLH/BPLH resmi meluncurkan konsep Adipura Baru, sistem evaluasi pengelolaan sampah nasional yang menekankan pendekatan tegas, objektif, dan terintegrasi.
Pantai Ungkea, yang merupakan salah satu kawasan wisata dan habitat alami di Morowali Utara, menjadi fokus utama pembersihan dari sampah plastik dan berbagai jenis sampah lainnya.
DI tengah krisis iklim yang kian nyata dan ketidakadilan sistemis terhadap perempuan yang terus menganga, Indonesia membutuhkan lebih dari sekadar kepemimpinan yang cerdas dan tegas.
Ketika wilayah jelajah buaya menyempit akibat alih fungsi lahan dan pembangunan permukiman, buaya cenderung masuk ke lingkungan manusia untuk mencari makan.
PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) menyelenggarakan serangkaian kegiatan lingkungan bertema Beat Plastic Pollution atau Hentikan Polusi Plastik.
Penelitian terbaru mencatat lebih dari 5.000 mamalia laut terdampar di pesisir Skotlandia sejak 1992.
Studi terbaru di jurnal One Earth mengungkap 60% wilayah daratan Bumi kini berisiko, dengan 38% menghadapi risiko tinggi.
Banjir monsun telah menyapu bersih seluruh desa, memicu tanah longsor, dan menyebabkan banyak orang hilang.
Studi terbaru mengungkap populasi burung tropis turun hingga 38% sejak 1950 akibat panas ekstrem dan pemanasan global.
Dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca, beradaptasi perubahan iklim, dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Perubahan iklim ditandai dengan naiknya suhu rata-rata, pola hujan tidak menentu, serta kelembaban tinggi memicu ledakan populasi hama seperti Helopeltis spp (serangga penghisap/kepik)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved