Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
LAHIR dari pasangan penulis, Putri Salsabila juga besar menjadi penulis. Sejak belia, ia sudah menulis beberapa judul buku. Seperti Kecil-Kecil Punya Karya: Dunia Caca, The Cute Little Ghost: Hantu-Hantu Imut, Cool Skool, My Candy, My Crystal, dan kolaborasinya bersama sang ibu, Asma Nadia dan ayah Isa Alamsyah, serta sang adik, Adam Putra Firdaus, buku Anak Penangkap Hantu.
Kesuksesan novel tersebut pun kini diangkat ke layar lebar lewat film Petualangan Anak Penangkap Hantu (PAPH), produksi MNC Pictures yang disutradarai Jose Poernomo. Novel yang diangkat ke dalam film tersebut berkisah tentang petualangan anak-anak yang menginvestigasi misteri tentang keanehan yang terjadi di suatu desa, dan diduga hantu.
Bagi Salsa, atau yang akrab disapa Caca, dalam menulis cerita anak-anak, perlu memperhatikan sudut pandang sebagai anak-anak. Menurutnya, juga perlu banyak referensi bukan saja dari buku-buku anak tapi juga para anak yang ada di sekitar.
Baca juga: Sinemaku Pictures Umumkan Tiga Judul Film Baru Tayang 2024
“Dulu, saat belajar menulis tentunya aku masih anak-anak. Masih punya pikiran dan mimpi yang liar, kalau jadi anak itu oh, bisa pakai gawai, melakukan hal-hal yang sporty, dan ketika aku makin besar, aku tetap mencoba dekat dengan sisi kanak-kanak tersebut,” kata Caca dalam konferensi pers film Petualangan Anak Penangkap Hantu di XXI Gandaria City, Jakarta Selatan, Jumat, (12/1).
Saat tumbuh dewasa, Caca menyebut memang ada tendensi ketika menulis cerita anak-anak ada tendensi untuk melihat dari perspektif orang dewasa yang menurutnya cenderung mengesampingkan kreatifitas anak-anak. Namun, dengan menjaga interaksi bersama anak-anak menurutnya bisa mengetahui hal apa saja yang tetap menarik dari sisi mereka.
Baca juga: Serial Komedi Kacau Raditya Dika, Bicara Klub Komedi dan Pernikahan
Di cerita Anak Penangkap Hantu, Caca mengungkapkan ia ingin menampilkan anak-anak pemberani. Cerita tersebut sebenarnya bermula dari sang adik. Hingga akhirnya dieksekusi bersama keluarga.
“Kami ingin tampilkan anak-anak pintar dan pemberani. Dari cerita dan ide yang di-brainstorm bersama keluarga, lalu jadi buku, dan kini jadi film layar lebar tentnunya sangat menyenangkan. Harapannya apa yang ada di cerita ini bisa tersampaikan ke anak-anak,” lanjut Caca.
(Z-9)
Lebih dari sekadar karya tulis, buku karya Connie Rahakundini Bakrie ini adalah seruan dan ajakan untuk membangkitkan kesadaran kolektif bangsa akan makna sejati berbangsa dan bernegara.
Hingga Juni 2024, telah disalurkan 490 Al-Qur’an dan 13.790 buku tulis ke sekolah-sekolah dasar di wilayah Tangerang.
Buku ini bukan hanya kumpulan resep, melainkan potret kehidupan harian masyarakat Indonesia dari sudut pandang kuliner.
ASTA Index mengatasi keterbatasan metode pengukuran konvensional yang hanya fokus pada indikator makro.
Buku tersebut merupakan bagian dari komitmen dan kontribusi IFSR dalam mendukung pelaksanaan MBG yang telah ditetapkan sebagai program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Literasi digital tak hanya mampu menggunakan perangkat tetapi juga tentang mampu mengevaluasi informasi secara kritis.
Prof Agus telah menulis dan menerbitkan 11 buku yang membahas berbagai topik seputar politik, keamanan, dan hubungan internasional.
Sutradara kondang Hanung Bramantyo kembali menunjukkan produktivitasnya dengan menghadirkan dua film pada Februari ini.
Dedikasi Pramoedya Ananta Toer tidak lepas dari berbagai konsekuensi berat, ia harus merasakan pahitnya penjara di tiga rezim berbeda.
Kelima Penulis dongeng Indonesia ini menghasilkan karya legendaris yang menghibur sekaligus mendidik.
Han Kang, yang kini berusia 53 tahun, sebelumnya dikenal luas berkat karyanya The Vegetarian, yang memenangkan Man Booker International Prize pada 2007.
Penamuda mengundang para penulis untuk berkolaborasi menulis buku dengan beragam tema.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved