Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
Menurut laporan terbaru dari Filantropi Minderoo Foundation dalam Indeks Pembuat Sampah Plastik kedua yang dirilis pada Senin (6/2), menemukan bahwa dunia menghasilkan 139 juta metrik ton sampah plastik sekali pakai (polimer) pada 2021. Hal ini berarti meningkat hingga 6 juta metrik ton lebih banyak jika dibandingkan dengan kondisi di 2019, ketika indeks pertama dirilis.
Tambahan sampah plastik yang dihasilkan dalam dua tahun tersebut setara dengan hampir satu kilogram lebih banyak untuk setiap orang di planet ini dan didorong oleh permintaan akan kemasan fleksibel seperti plastik lebih tipis dan sachet. Laporan tersebut juga menegaskan bahwa dunia juga telah menghasilkan rekor jumlah emisi karbon.
Sebenarnya, dalam beberapa tahun terakhir, berbagai negara telah mencanangkan gerakan dalam mengurangi volume plastik sekali pakai, melarang produk seperti sedotan sekali pakai, peralatan makan sekali pakai, wadah makanan, penyeka kapas, tas, dan berbagai bahan polimer.
Pada bulan Juli, California menjadi negara bagian AS pertama yang mengumumkan penurunan 25% dalam penjualan kemasan plastik pada tahun 2032. Sementara itu pada bulan Desember, Inggris memperpanjang daftar barang terlarangnya dengan memasukkan baki sekali pakai, tongkat balon dan beberapa jenis cangkir polistiren dan wadah makanan. Larangan juga diberlakukan oleh sebagian besar wilayah Uni Eropa, Australia dan India.
Akan tetapi, laporan tersebut juga menemukan bahwa daur ulang tidak meningkat cukup cepat dalam menangani jumlah plastik yang diproduksi. Hal ini menunjukkan bahwa produk bekas jauh lebih mungkin dibuang di tempat pembuangan sampah, di pantai dan di sungai dan lautan daripada mengubahnya menjadi barang daur ulang.
Indeks tersebut menyebutkan hanya dua perusahaan dalam industri petrokimia yang mendaur ulang dan memproduksi polimer daur ulang dalam skala besar yaitu perusahaan asal Taiwan Far Eastern New Century dan Indorama Ventures asal Thailand sebagai produsen PET daur ulang terbesar di dunia untuk botol minuman.
Menurut laporan tersebut, Indorama Ventures juga berada di urutan keempat dalam daftar 20 produsen polimer terbesar di dunia yang digunakan dalam plastik sekali pakai. Daftar tersebut dipimpin oleh perusahaan minyak utama AS ExxonMobil (XOM), Sinopec China (SHI) dan kelas berat AS lainnya, Dow (DOW).
Menurut analisis dari Carbon Trust dan Wood Mackenzie, dalam membuat polimer terikat untuk plastik sekali pakai, 20 perusahaan tersebut menghasilkan sekitar 450 juta metrik ton emisi gas rumah kaca, hal ini kira-kira setara dengan jumlah total emisi di Inggris.
"Hal ini tidak diragukan lagi bawa masalah polusi plastik semakin besar dan didorong oleh produsen polimer. Dan tentu saja ini didorong oleh sektor minyak dan gas," kata Andrew Forrest, pendiri Minderoo dan Kepala Eksekutif Bijih Besi dan Logam Fortescue Raksasa seperti dilansir dari CNN pada Senin (6/2).
Forrest mengusulkan agar "premi polimer" pada setiap polimer plastik yang terbuat dari bahan bakar fosil untuk memberi orang, perusahaan, dan pemerintah insentif keuangan bisa didaur ulang lebih banyak. "Di dunia maju, pembayaran polimer itu akan mengarah pada pengumpulan mekanis otomatis," jelasnya.
Tahun lalu, Majelis Lingkungan PBB pembuat keputusan tingkat tertinggi di dunia tentang lingkungan telah menyetujui perjanjian polusi plastik global pertama di dunia. Secara jangka panjang, sebuah komite dipersiapkan untuk membahas siklus permasalahan plastik, mulai dari produksi dan desainnya hingga pembuangannya. (CNN/M-2)
Kegiatan pengelolaan dan daur ulang sampah ini menggandeng Waste4Change untuk melakukan pengelolaan sampah dari hulu ke hilir.
Jikaa dihitung secara kasar sejak tahun 2018 hingga tahun 2023, kerugian yang disebabkan oleh masalah pencemaran sampah plastik di laut Indonesia diperkirakan mencapai Rp2.000 triliun.
Sampah yang dihasilkan dari kegiatan masyarakat di Indonesia juga bisa masuk ke Samudera Hindia hingga ke Madagaskar.
Warga akan diedukasi modul Plastic, Sustainability & You Education (PSYE) untuk meningkatkan kesadaran tentang penggunaan plastik berkelanjutan dan pengelolaan limbah yang efektif.
Target pemerintah Indonesia dalam menurunkan kebocoran sampah plastik dari aktivitas masyarakat sebesar 70 persen pada 2025.
Autothermix, solusi pengolahan sampah tanpa TPA, efisien dan ramah lingkungan, cocok untuk kawasan permukiman dan perkotaan.
Sampah plastik multilayer diolah menjadi serpihan (flakes) yang dapat dimanfaatkan oleh industri daur ulang.
Dengan banyaknya sampah di dunia maya maupun di dunia nyata Media Indonesia berkolaborasi dengan Trash Ranger Indonesia
Salah satu aksi atasi sampah dilakukan sekelompok anak muda yang tergabung dalam Trash Ranger Indonesia.
PT Pertamina International Shipping menjaga ekosistem laut di Kepulauan Seribu dengan melakukan aksi transplantasi terumbu karang dan pembersihan sampah di area tersebut.
Aksi Kolaboratif ini diisi berbagai rangkaian acara, mulai bersih-bersih pantai, penanaman cemara laut, talkshow lingkungan, serta edukasi untuk masyarakat dan pelajar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved