Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PERSOALAN pencemaran sampah plastik di laut Indonesia diperkirakan mengakibatkan kerugian hingga Rp300 triliun setiap tahun. Sektor yang paling merasakan dampak dari kerugian tersebut adalah kegiatan perikanan tangkap.
Hal itu diasmpaikan Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Muhammad Reza Cordova dalam acara Prahara Mikroplastik bagi Kehidupan Makhluk Hidup.
"Berdasarkan perhitungan dari 2019-2024, ini baru keluar makanya kami update, kalau kemarin terakhir kurang lebih sekitar Rp25 sampai Rp255 triliun. Ternyata kompeksitas-nya lebih tinggi sehingga menyebabkan si sampah plastik ini merugikan jauh lebih besar. Bahkan diprediksi kurang lebih sampai 300 triliun setiap tahun," ungkap Reza, Jumat (4/10).
Baca juga : 20% Sampah Plastik dari Indonesia Bisa Melintas Hingga Afrika Selatan
Sehingga, kata dia, jika dihitung secara kasar sejak tahun 2018 hingga tahun 2023, kerugian yang disebabkan oleh masalah pencemaran sampah plastik di laut Indonesia diperkirakan telah mengakibatkan kerugian hingga Rp 2.000 triliun.
"Bayangkan kalau kemarin ada berita korupsi tambang timah yang kerugian ekonomi dan ekologinya sampai 270 triliun, (dari masalah sampah plastik) kita hilang sampai 300 triliun rupiah dan itu bukan sekali saja tapi per tahun," ujarnya.
Reza mengatakan sektor yang paling merasakan dampak kerugian dari pencemaran sampah plastik di laut adalah kegiatan perikanan tangkap. Ia menjelaskan, karena banyaknya sampah di laut, shingga ketika nelayan menangkap ikan sampah-sampah plastik juga ikut terjaring dan mengakibatkan jumlah ikan yang ditangkap menjadi lebih sedikit dari yang seharusnya.
"Seharusnya perikanan tangkap ini bisa mendapatkan jumlah yang sangat besar dari sumber daya laut yang ada di Indonesia," pungkas Reza. (Ata)
Published By Denny Parsaulian Sinaga (4/10/2024, 12.58.53)
UPAYA membangun ekosistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan kian mendesak di tengah meningkatnya tekanan terhadap industri pengguna plastik.
Pelibatan anak-anak dalam berbagai upaya mengurangi sampah plastik disebuat bisa membuat kesuksesannya lebih maksimal.
Sampah plastik multilayer diolah menjadi serpihan (flakes) yang dapat dimanfaatkan oleh industri daur ulang.
Di tengah meningkatnya polusi plastik, seorang guru di SDN 003 Bontang Utara, Bontang, menunjukkan bahwa perubahan dapat dimulai dari ruang kelas.
KOTA Surabaya akan menjadi lokasi pertama proyek kemitraan pemerintah Indonesia dan UEA dalam penanganan sampah plastik sungai untuk mencegah kebocoran di perairan laut.
Enviu Zero Waste telah membangun sekitar 9 solusi dan startup, termasuk Alner, yang menyediakan sistem guna ulang untuk kebutuhan sehari-hari seperti sabun, sampo, dan detergen.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved