Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
VOLUME sampah di Indonesia merupakan isu yang sangat mengkhawatirkan. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup menyatakan Indonesia menghasilkan sekitar 64 juta ton sampah setiap tahunnya. Buruknya lagi, hanya sekitar 10 – 15% dari sampah ini yang berhasil terdaur ulang. 60 – 70% di antaranya berakhir langsung di TPA, dan 15 – 30% tidak terkelola.
Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni lalu memacu Fonterra Indonesia untuk menggencarkan solusi berkelanjutan terhadap tantangan pengelolaan sampah di Indonesia. Pada momentum ini, Fonterra Indonesia, produsen produk olahan susu berkualitas, memperkuat komitmen perusahaan untuk dapat mendaur ulang sebanyak mungkin sampah yang dihasilkan dari operasi perusahaan.
Pada tahun 2023, Fonterra Indonesia berhasil mengurangi timbunan sampah dalam bentuk multi-layer plastic hingga 30% dengan mendaur ulang 100 metrik ton material, setara dengan muatan 37 truk sampah. Komitmen ini terus ditingkatkan pada 2024 dengan total pengurangan sampah mencapai 50% dan daur ulang sebanyak 250 metrik ton yang setara dengan 110 truk sampah. Di tahun 2026 nanti, Fonterra memiliki target untuk berhasil mendaur ulang 350 metrik ton atau setara 150 truk sampah.
Menggapai misi ini tentunya membutuhkan pendekatan kolaboratif sektor industri. Oleh karenanya, Fonterra bekerja sama dengan IPRO (Indonesia Packaging Recovery Organization), sebuah organisasi nirlaba, sukarela, independen, dan dikelola secara profesional yang berfokus pada peningkatan pengumpulan dan daur ulang untuk kemasan pasca konsumsi.
Kolaborasi ini diwujudkan melalui program pengumpulan dan pengelolaan sampah kemasan pasca konsumsi dengan jenis material plastik multilayer (MLP) yang cenderung sulit untuk diolah.
Di dalam prosesnya, Fonterra mendukung pengumpulan, pemrosesan, dan daur ulang sampah kemasan pasca konsumsi MLP, seperti produk kemasan sachet, menjadi bahan baku seperti biji plastik, yang kemudian dapat digunakan untuk memproduksi terpal, ember, serta produk rumah tangga lainnya. Program ini juga melibatkan mitra pengelola sampah kemasan pasca konsumsi dan masyarakat setempat, khususnya kelompok perempuan, melalui edukasi pemilahan sampah dari sumbernya.
Agus Rusly, S.PI., M.Si, Direktur Pengurangan Sampah dan Pengembangan Ekonomi Sirkular, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), menyampaikan, “Kami menyambut baik upaya Fonterra dalam mendukung target pengurangan sampah di Indonesia. Pemerintah melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2025 telah menetapkan target pengolahan sampah sebesar 51% pada akhir tahun 2025 dan mencapai 100% pada tahun 2029. Inisiatif seperti yang dilakukan Fonterra ini sangatlah membantu dalam mencapai target tersebut—khususnya dalam pengelolaan sampah yang sulit didaur ulang seperti plastik multilayer, sembari memberdayakan masyarakat dan mendorong pengembangan ekonomi sirkular yang inklusif.”
“Fonterra merupakan salah satu mitra industri kami yang secara konsisten menunjukkan komitmen nyata terhadap pengelolaan sampah kemasan pasca konsumsi. Kami percaya bahwa kolaborasi seperti ini sangatlah penting untuk mewujudkan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan inklusif di Indonesia," kata Reza Andreanto, General Manager, Indonesia Packaging Recovery Organization.
"Apalagi melalui inisiatif yang juga memberdayakan masyarakat, khususnya kelompok perempuan, untuk terlibat aktif dalam proses daur ulang dari hulu ke hilirnya. Inisiatif seperti ini krusial untuk memperkuat infrastruktur proses pengumpulan sampah kemasan pasca konsumsi melalui kegiatan edukasi agar sampah kemasan tersebut dapat terpilah dengan baik, sehingga akan mudah prosesnya untuk dapat di daur ulang kembali," lanjutnya.
Kini, sampah kemasan pasca konsumsi plastik multilayer yang sebelumnya dianggap tidak bernilai dan sulit didaur ulang telah memiliki nilai baru. Melalui program ini, sampah kemasan pasca konsumsi tersebut diolah menjadi serpihan (flakes) yang dapat dimanfaatkan oleh industri daur ulang. Inisiatif ini tidak hanya mengurangi sampah yang berakhir di TPA dan menekan dampak lingkungan dari metode pembuangan konvensional, tetapi juga membuka peluang bagi masyarakat dengan memberikan tambahan penghasilan dari pengumpulan sampah.
“Perusahaan kami berfokus pada pengelolaan sampah plastik pasca konsumsi yang sulit diolah yang sekaligus dapat membuka peluang-peluang baru bagi masyarakat. Komitmen kami adalah untuk mencapai target daur ulang hingga 350 metrik ton pada 2026 sembari melibatkan masyarakat dalam prosesnya sebagai bagian dari kontribusi kami dalam mendorong ekonomi sirkular yang inklusif dan berkelanjutan di Tanah Air," jelas M. Ali Nasution, Direktur Operasional Fonterra Brands Indonesia. (H-2)
Di tengah meningkatnya polusi plastik, seorang guru di SDN 003 Bontang Utara, Bontang, menunjukkan bahwa perubahan dapat dimulai dari ruang kelas.
KOTA Surabaya akan menjadi lokasi pertama proyek kemitraan pemerintah Indonesia dan UEA dalam penanganan sampah plastik sungai untuk mencegah kebocoran di perairan laut.
Enviu Zero Waste telah membangun sekitar 9 solusi dan startup, termasuk Alner, yang menyediakan sistem guna ulang untuk kebutuhan sehari-hari seperti sabun, sampo, dan detergen.
Pembangunan TPST akan difokuskan ke wilayah yang belum memiliki fasilitas pengelolaan sampah seperti Gumelar, Lumbir, Somagede, Kemranjen, dan Tambak.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) terus menunjukkan komitmennya sebagai lembaga keuangan berkelanjutan di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved