Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
BERDASARKAN data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sampah plastik yang mengapung di Samudera Pasifik bagian utara Khatulistiwa membesar hingga mencapai 1,6 juta kilometer persegi atau 12,5 kali luas Pulau Jawa.
Oleh karena itu, pemerintah menargetkan pada tahun 2040 pesisir dan laut Indonesia bisa terbebas dari sampah plastik yang membahayakan lingkungan sekitar.
Melalui program unggulan Be Green, Petronas Chemicals Group Berhad (PCG) melakukan kegiatan beach clean-up dan penanaman mangrove bersama warga di Desa Muara Teluk Naga, Banten.
Baca juga : Biopac Giat Edukasi Masyarakat Kurangi Penggunaan Plastik
Kegiatan tahun ini memperkuat komitmen perusahaan untuk mengatasi tantangan lingkungan terkait polusi plastik dan memberdayakan masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungan.
“Ekspansi program Be Green di luar Malaysia ini menunjukkan kemajuan berkelanjutan dalam komitmen kami terhadap pengelolaan limbah plastik. Ketika digunakan dan dibuang dengan benar, plastik bukanlah penyebab masalah, itu adalah sumber daya berharga," ungkap Direktur Utama/CEO PCG, Mazuin Ismail dilansir dari keterangan resmi, Rabu (18/9).
Ia melanjutkan melalui Be Green, pihaknya ingin memberdayakan lebih banyak orang dengan pengetahuan tentang plastik dan pengelolaan limbah yang bertanggung jawab.
Baca juga : Bijak Menggunakan Plastik jadi Tema Kegiatan Lippo Cikarang Mengajar
"Ini sejalan dengan agenda Ekonomi Plastik Baru PCG. Kami tetap berkomitmen membina kebiasaan positif dan berkontribusi pada pengembangan generasi yang menjadikan hidup berkelanjutan sebagai sebuah habit,” kata Mazuin.
PCG memperluas dampak Be Green ke Indonesia untuk pertama kalinya pada 2023, dengan sesi berbagi tentang penggunaan dan penanganan plastik yang benar dengan mahasiswa Universitas Indonesia, serta kegiatan plogging di Jakarta selama Car Free Day.
Melalui anak perusahaannya, PT PCM Kimia Indonesia, PCG melanjutkan kolaborasinya dengan warga Desa Muara Teluk Naga untuk melaksanakan berbagai inisiatif Be Green, termasuk pengumpulan sampah yang mengarah ke laut.
Baca juga : Pisces Partnership dan Kemenko Marves Luncurkan Proyek Atasi Polusi Plastik
PCG juga akan mendidik warga tentang modul Plastic, Sustainability & You Education (PSYE) untuk meningkatkan kesadaran tentang praktik penggunaan plastik berkelanjutan dan pengelolaan limbah yang efektif.
“Kami sangat senang mendukung program Be Green PCG untuk tahun kedua di Indonesia, setelah melihat minat besar dari masyarakat Indonesia terhadap Be Green tahun lalu. Kami percaya bekerja sama dengan masyarakat lokal dapat membekali lebih banyak orang dengan pengetahuan tentang plastik dan pengelolaan limbah yang bertanggung jawab, serta berkontribusi pada pengurangan limbah plastik, sejalan dengan Roadmap Pengembangan Kebijakan Pengurangan Limbah Indonesia (2020-2029),” kata CEO PT PCM Kimia Indonesia, Nurfarizam Chik.
Be Green, yang didirikan pada 2013, bertujuan menciptakan dampak positif pada masyarakat melalui pendidikan dan kegiatan daur ulang kolaboratif. PCG mempromosikan pengelolaan limbah yang bertanggung jawab dan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) melalui keterlibatan dengan sekolah dan masyarakat sekitar di wilayah operasi PCG.
Ini sejalan dengan agenda Ekonomi Plastik Baru dan strategi dampak sosial yang dicanangkan PCG, sembari berkontribusi pada transisi global menuju ekonomi sirkular.
Be Green juga sejalan dengan salah satu pilar dampak sosial Petronas – Planting Tomorrow – yang berfokus pada pendidikan anak-anak tentang pentingnya keanekaragaman hayati dan hidup berkelanjutan. (H-2)
UPAYA membangun ekosistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan kian mendesak di tengah meningkatnya tekanan terhadap industri pengguna plastik.
Pelibatan anak-anak dalam berbagai upaya mengurangi sampah plastik disebuat bisa membuat kesuksesannya lebih maksimal.
Sampah plastik multilayer diolah menjadi serpihan (flakes) yang dapat dimanfaatkan oleh industri daur ulang.
Di tengah meningkatnya polusi plastik, seorang guru di SDN 003 Bontang Utara, Bontang, menunjukkan bahwa perubahan dapat dimulai dari ruang kelas.
KOTA Surabaya akan menjadi lokasi pertama proyek kemitraan pemerintah Indonesia dan UEA dalam penanganan sampah plastik sungai untuk mencegah kebocoran di perairan laut.
Enviu Zero Waste telah membangun sekitar 9 solusi dan startup, termasuk Alner, yang menyediakan sistem guna ulang untuk kebutuhan sehari-hari seperti sabun, sampo, dan detergen.
Kegiatan pengelolaan dan daur ulang sampah ini menggandeng Waste4Change untuk melakukan pengelolaan sampah dari hulu ke hilir.
Jikaa dihitung secara kasar sejak tahun 2018 hingga tahun 2023, kerugian yang disebabkan oleh masalah pencemaran sampah plastik di laut Indonesia diperkirakan mencapai Rp2.000 triliun.
Sampah yang dihasilkan dari kegiatan masyarakat di Indonesia juga bisa masuk ke Samudera Hindia hingga ke Madagaskar.
Target pemerintah Indonesia dalam menurunkan kebocoran sampah plastik dari aktivitas masyarakat sebesar 70 persen pada 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved