Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebuah perusahaan teknologi robot asal Israel, Elbit Systems, mengumumkan akan merilis produk terbaru mereka, drone yang dapat digunakan sebagai senjata pembunuh dengan akurasi tinggi. Drone bernama Lanius tersebut dirancang dengan menggunakan sistem artificial intelligence (AI) yang setara dengan teknologi militer mutakhir.
Dilansir dari washingtonpost.com, Senin, (28/11), drone pembunuh tersebut akan dapat memiliki berbagai kemampuan seperti alat-alat sensor, hingga alat pendeteksi target penembakan. Drone tersebut juga memiliki kemampuan untuk bergerak dan bertahan di kondisi lingkungan ekstrem, serta dapat bermanuver di berbagai medan. Mulai dari alam terbuka hingga lokasi menyulitkan yang penuh rintangan dan sempit.
Sistem di dalamnya dapat dirancang untuk menentukan area pemantauan calon target. Setelah diatur, sistem tersebut akan dapat bekerja secara mandiri untuk mencari dan menyerang target.
Meski terdengar sangat canggih, kehadiran Lanius mendapat kritikan tajam dari pengamat berbagai bidang. Khususnya pengamat militer dan senjata pertahanan. Kehadiran Lanius bahkan disebut sebagai mimpi buruk bagi dunia persenjataan dan pertahanan keamanan setiap negara.
"Ini hal yang sangat mengkhawatirkan. Menyerahkan keputusan untuk menyerang dan membunuh pada mesin. Ini adalah mimpi buruk," ujar pengamat dan aktivis bidang militer di Stop Killer Robot, Catherine Conolly.
Jika dirilis secara masif dan digunakan, bahkan meski terbatas bagi militer saja, kehadiran Lanius dapat memicu perang yang besar, membahayakan, dan berpotensi tak akurat. Karena sistemnya yang benar-benar menghilangkan peran manusia untuk memutuskan kapan pelatuk akan ditarik. Padahal secanggih apapun, logika dan pemikiran manusia dalam mengambil keputusan di saat genting tak akan bisa diambil alih oleh robot.
Saat ini, drone pembunuh memang telah terpantau digunakan oleh beberapa pihak. Di antaranya oleh pihak Rusia yang menjatuhkan bom di Ukraina dengan menggunakan drone. Namun, sejauh ini drone-drone pembunuh yang ada masih harus mengandalkan manusia sebagai pengendali dan memutuskan kapan serangan akan dilakukan.
Sementara itu, Lanius diperkirakan akan memiliki ukuran tinggi 15 cm dan lebar 27 cm. Lanius dapat bekerja dengan senyap alias memiliki tingkat kebisingan rendah. Kecepatan maksimalnya 45 kilometer per jam.
(M-4)
senjata tradisional Jawa Tengah sebagai warisan perjuangan bernilai filosofi tinggi dan kini masih bisa ditemukan di kalangan masyarakat Jawa
senjata tradisional papua yang biasa digunakan dalam peperangan maupun sebagai alat rumah tangga yang memiliki fungsi ganda
senjata tradisional Lampung yang terdiri dari beberapa jenis dengan karakteristik yang kuat, dulunya digunakan untuk berperang, berburu dan bekerja
senjata tradisional Bali sebagai wujud peninggalan sejarah yang masih dijaga hingga kini, jenis dan fungsinya pun beragam
Menhan meminta semua pihak yang terkait dengan industri pertahanan tidak cepat berpuas diri.
Peta menunjukkan 5 besar negara-negara pengekspor senjata ke Arab Saudi, data kumulatif dari 2014-2018, menurut Stockholm International Peace Research Institute.
Kendaraan rantis yang ditumpangi Panglima TNI dan Kapolri saat melakukan tinjauan pengamanan, jelang pengambilan sumpah dan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI, Minggu (20/10/2019).
Seharusnya perkara itu sudah masuk ke tahap penuntutan. Namun, karena masih di tangan polisi sehingga perkara jalan terkesan jalan di tempat
Polisi sempat terkendala untuk mengakses rumah sakit tersebut lantaran tempat itu milik pemerintah Kamboja
Bus sedang dalam perjalanan ke Karachi dari pangkalan AL di Provinsi Balochistan ketika mengalami gangguan teknis dan jatuh di jalan gunung di Jalan Raya Pesisir Makran.
"Saat ini pemerintah Filipina mengedepankan operasi militernya sedang berupaya keras untuk melakukan pembebasan ketiga sandra tersebut," kata Asep
Israel diminta bertanggung jawab penuh atas pelanggaran yang terus-menerus terjadi di masjid itu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved