Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
Usai beberapa waktu lalu berhasil mengambil dua batu bernama 'Montdenier' dan 'Montagnac,' Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) kini merilis hasil analisis sampel dari Planet Mars tersebut. Batu yang berasal dari situs atau Kawah Jezero tersebut diperkirakan memiliki komposisi basaltik, yang terbentuk dari aliran lava purba dan menyimpan garis waktu.
NASA sebelumnya telah memperkirakan kawah itu dulunya memang berisi air. Meski belum dapat memberikan prediksi berapa lama air bertahan di situs, bukti ini diperkirakan dapat menjadi petanda kawah purba itu dulunya ialah 'lingkungan berkelanjutan yang berpotensi layak huni.'
Mitch Schulte, ilmuwan yang menjalankan misi kali ini mengatakan, sampel batuan memiliki nilai tinggi untuk analisis laboratorium masa depan di Bumi. Menurutnya, suatu hari para ilmuwan pasti dapat mengetahui urutan waktu dan kondisi lingkungan dengan lebih teliti melalui kandungan mineral dalam batuan ini.
"Ini akan membantu menjawab pertanyaan ilmiah yang menjadi gambaran besar tentang sejarah dan stabilitas air purba di Mars," tuturnya, seperti dilansir dari Dailymail, Senin, (13/9).
Tim Tanah yang berkerja bersama Schulte juga menemukan adanya garam dalam sampel batuan. Kandungan ini diperkirakan terbentuk ketika air tanah mengalir dan mengubah mineral asli dalam sampel, atau mungkin ketika air tersebut menguap hingga kemudian menyisakan garam.
"Mineral garam di dua batu pertama ini kemungkinan juga telah menjebak gelembung air kecil Mars purba. Jika benar-benar ada, mereka dapat berperan sebagai kapsul waktu mikroskopis, yang menawarkan petunjuk tentang iklim purba dan kelayakhunian Mars. Mineral garam di Bumi juga terkenal karena kemampuannya melestarikan tanda-tanda kehidupan purba," imbuh Schulte. (M-4)
NASA kembali mencatat tonggak sejarah eksplorasi Mars dengan mengabadikan momen langka: gunung berapi raksasa Arsia Mons yang menembus lautan awan pagi di planet merah
Melalui wahana Mars Odyssey yang diluncurkan pada tahun 2001, badan antariksa Amerika Serikat ini berhasil mengabadikan citra gunung berapi raksasa di Mars
Setelah bertahun-tahun dianggap jejak aliran air asin, misteri guratan gelap yang kerap muncul di lereng curam Mars akhirnya terkuak.
SpaceX tetap menargetkan misi ke Mars tahun 2026 menggunakan roket Starship versi terbaru.
Misi NASA InSight ungkap struktur dalam Mars—kerak tebal, mantel pasif, dan inti cair besar. Apakah Mars masih aktif secara geologis? Simak hasilnya di sini.
Elon Musk menyebut kolonisasi Mars sebagai langkah penting untuk kelangsungan hidup umat manusia, karena suatu hari nanti matahari akan membakar habis Bumi.
Sekitar 4,5 miliar tahun lalu, ketika awan gas dan debu yang menjadi bahan pembentuk matahari dan planet-planet mulai menghilang, ukuran Jupiter diperkirakan dua kali lipat dari sekarang.
Penelitian terbaru menemukan petir bisa muncul di planet ekstrasurya yang terkunci pasang surut. Tapi apakah bisa mendukung kehidupan?
Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa Venus, planet yang selama ini dikenal sebagai dunia yang sangat tidak bersahabat, ternyata bisa jadi lebih mirip Bumi daripada yang kita bayangkan.
Saat berputar, BD 05 4868 Ab meninggalkan jejak batuan cair, mirip dengan komet berbasis lava, memberikan pandangan langka terhadap eksoplanet yang sekarat.
Sebuah perhitungan ilmiah yang mengejutkan mengungkapkan bahwa jika Bumi dapat dijual, harganya bisa mencapai angka US$5 kuadriliun
Antara 2021 hingga 2023, Basant dan timnya melakukan pengamatan terhadap Bintang Barnard sebanyak 112 kali dengan menggunakan spektrograf MAROON-X.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved