Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Usai beberapa waktu lalu berhasil mengambil dua batu bernama 'Montdenier' dan 'Montagnac,' Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) kini merilis hasil analisis sampel dari Planet Mars tersebut. Batu yang berasal dari situs atau Kawah Jezero tersebut diperkirakan memiliki komposisi basaltik, yang terbentuk dari aliran lava purba dan menyimpan garis waktu.
NASA sebelumnya telah memperkirakan kawah itu dulunya memang berisi air. Meski belum dapat memberikan prediksi berapa lama air bertahan di situs, bukti ini diperkirakan dapat menjadi petanda kawah purba itu dulunya ialah 'lingkungan berkelanjutan yang berpotensi layak huni.'
Mitch Schulte, ilmuwan yang menjalankan misi kali ini mengatakan, sampel batuan memiliki nilai tinggi untuk analisis laboratorium masa depan di Bumi. Menurutnya, suatu hari para ilmuwan pasti dapat mengetahui urutan waktu dan kondisi lingkungan dengan lebih teliti melalui kandungan mineral dalam batuan ini.
"Ini akan membantu menjawab pertanyaan ilmiah yang menjadi gambaran besar tentang sejarah dan stabilitas air purba di Mars," tuturnya, seperti dilansir dari Dailymail, Senin, (13/9).
Tim Tanah yang berkerja bersama Schulte juga menemukan adanya garam dalam sampel batuan. Kandungan ini diperkirakan terbentuk ketika air tanah mengalir dan mengubah mineral asli dalam sampel, atau mungkin ketika air tersebut menguap hingga kemudian menyisakan garam.
"Mineral garam di dua batu pertama ini kemungkinan juga telah menjebak gelembung air kecil Mars purba. Jika benar-benar ada, mereka dapat berperan sebagai kapsul waktu mikroskopis, yang menawarkan petunjuk tentang iklim purba dan kelayakhunian Mars. Mineral garam di Bumi juga terkenal karena kemampuannya melestarikan tanda-tanda kehidupan purba," imbuh Schulte. (M-4)
Wahana Mars Express ESA memotret detail Acheron Fossae, wilayah retakan purba di Mars yang terbentuk 3,7 miliar tahun lalu.
Penelitian terbaru mengungkap gletser di Mars sebagian besar terdiri dari es murni, memberikan harapan baru sebagai sumber air.
Mars tidak selalu kering dan tandus seperti sekarang. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa miliaran tahun lalu, planet merah ini pernah mengalami hujan deras bahkan salju.
Para peneliti menemukan lebih dari 15.000 km aliran sungai kuno di Mars, menunjukkan Planet Merah pernah hangat dan basah akibat hujan.
Foto terkini dari ESA menampilkan permukaan Mars dalam semburat kuning, jingga, dan coklat.
Sebuah studi menemukan lapisan tanah liat tebal dan kaya mineral di permukaan Mars.
Para astronom menemukan sistem Bintang Kepler-139 yang berukuran dua kali lipat Neptunus.
Sekitar 4,5 miliar tahun lalu, ketika awan gas dan debu yang menjadi bahan pembentuk matahari dan planet-planet mulai menghilang, ukuran Jupiter diperkirakan dua kali lipat dari sekarang.
Penelitian terbaru menemukan petir bisa muncul di planet ekstrasurya yang terkunci pasang surut. Tapi apakah bisa mendukung kehidupan?
Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa Venus, planet yang selama ini dikenal sebagai dunia yang sangat tidak bersahabat, ternyata bisa jadi lebih mirip Bumi daripada yang kita bayangkan.
Saat berputar, BD 05 4868 Ab meninggalkan jejak batuan cair, mirip dengan komet berbasis lava, memberikan pandangan langka terhadap eksoplanet yang sekarat.
Sebuah perhitungan ilmiah yang mengejutkan mengungkapkan bahwa jika Bumi dapat dijual, harganya bisa mencapai angka US$5 kuadriliun
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved