Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Setya Yudha Indraswara: UMKM Penggerak Komunitas

Bagus Pradana
08/11/2020 03:20
Setya Yudha Indraswara: UMKM Penggerak Komunitas
Setya Yudha Indraswara(MI/PERMANA)

KEDIAMAN Setya Yudha Indraswara di sebuah perumahan di Pondok Ranji, Tangerang Selatan, itu hampir tidak pernah sepi. Rumah itu memang difungsikan Setya atau akrab disapa Ulil, juga sebagai Toko Kopi Joyo 99 sekaligus markas Jaringan Warkop Nusantara (JWN) yang ia dirikan Agustus 2016.

Di sana orang yang datang tidak semata untuk membeli kopi. Bahkan, banyak kopi yang disuguhkan gratis sebab Ulil memang membebaskan biaya untuk yang ngopi senin-sabtu pukul 09.00–18.00 WIB.

Hadir sebagai narasumber Kick Andy episode Bangkit Bersama yang tayang hari ini, Ulil mengaku sengaja membuat konsep itu karena ingin membuat wadah diskusi dan belajar tentang kopi, juga tentang hal-hal lainnya.

“Yang datang itu ya anakanak muda yang tertarik belajar kopi. Ada juga yang langganan hingga berlama-lama untuk sekadar nongkrong bersama kawan-kawannya,” ungkap Ulil kepada host Andy F Noya.

Ia menjelaskan pengunjung anak-anak muda semakin banyak belakangan ini. Sebagian dari mereka ialah lulusan SMA yang tidak bisa meneruskan kuliah, tapi tak punya keterampilan untuk terjun ke dunia kerja. Setelah belajar di JWN, tidak sedikit dari mereka yang bekerja ke sejumlah kedai kopi ataupun merintis warung kopi sendiri. Hal itu pun mendatangkan kebahagiaan tersendiri bagi pria 42 tahun tersebut.

Ulil sangat memahami jika kopi dapat menjadi sarana untuk bangkit karena perjalanannya pun dimulai begitu. Pada 2016, ia terkena PHK hingga menganggur selama enam bulan. Begitu terpuruk ekonominya, hingga untuk memenuhi kebiasaannya minum kopi pun Ulil harus berpikir berulang kali.

Beruntung, Ulil kerap mendapat kiriman beragam kopi nusantara dari teman-temannya yang banyak merupakan peracik kopi. Dari situ pula akhirnya ia terpikir untuk bangkit dan berbisnis kecil-kecilan. Kopi dari kawan-kawannya itu ia titipkan ke warung-warung kopi di sekitar rumahnya. Tidak disangka kopi itu laris.

“Saat itu momennya juga pas ya, saya beli bungkus kopi untuk packing sendiri, lalu saya titip-titipkan saja. Karena gairah menyeruput kopi di Indonesia sedang tumbuh atau menjamur di mana-mana, dampaknya jual-beli biji kopi pun juga berkembang,” jelas Ulil. Ia mengaku kopinya ludes dalam 2 hari dan banyak yang kemudian memesan kopi kepadanya. Akhirnya Ulil mendirikan Toko Kopi Joyo 99 dan mulai memasok kopi untuk beberapa kedai kopi di Jakarta.

Ulil mengonsep warungnya agar pelanggan merasa seperti di rumahnya sendiri, bahkan sempat mengajak warga sekitar untuk ngopi bareng dan saling bertukar informasi sembari main musik. Varian kopi yang disajikan pun cukup beragam, dengan teknik penyajian yang beragam pula.

Untuk menjembatani para pencinta kopi yang ingin berdiskusi dan belajar soal kopi, berdirilah Jaringan Warkop Nusantara (JWN). ”JWN itu sangat cair ya, jadi tidak ada member-nya, jumlah temanteman JWN sudah ratusan. Saya sendiri tidak tahu persis berapa jumlahnya ini,” kata Ullil.

Ia mengaku JWN tidak memberinya kekayaan. Namun, dari situ ia merasa mendapat rezeki lain, yakni mendapat banyak teman. Setiap hari, rata-rata 15 orang datang ke JWN untuk belajar kopi. Berbagi ilmu inilah yang menjadi kepuasan tersendiri.

Belakangan konsep warkopnya mulai diadaptasi jaringan pencinta kopi di sejumlah daerah, seperti di Jakarta, Pati, Tegal, hingga Makassar. Ia berharap warkopwarkop yang mengadaptasi konsep warungnya akan terus tumbuh dan menyebar di seantero negeri sebagai ruang dialog dan juga sarana menumbuhkan daya wirausaha di masyarakat. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya